DI ATAS MAKAM YANG BASAH (2)

ابدأ من البداية
                                    

Setengah jam berlalu di dalam mobil tanpa ada percakapan, Gus Agam tiba di depan rumah sederhana tempat pulang Jasmine.

"Kita sudah sampai" ucap Gus Agam sambil menghentikan mobilnya pelan-pelan.

"Iya, terima kasih" jawab Jasmine.

"Sama-sama" Gus Agam masih duduk di kursi depan setir mobilnya.

"Mampir dulu Gus" ajak Jasmine sebelum turun dari mobil Gus Agam.

Gus Agam terdiam sejenak, matanya melirik rumah yang terlihat kosong tanpa ada orang lain.

"Enggak dulu ya, tunggu saya saja, saya akan segera datang ke rumahmu bersama keluarga" ucap Gus Agam.

Jasmine terdiam, seribu tanya masih lalu lalang dalam pikirannya, kenapa laki-laki seperti Gus Agam, seorang Gus dengan latar belakang keluarga baik-baik, dengan latar belakang pendidikan baik, dan pastinya banyak wanita yang ingin dengannya dengan mantap terus mengucapkan keseriusan dengan Jasmine.

Bagaimana mungkin seorang Gus Agam pemuda tampan, anak seorang pemilik Pondok Pesantren, lulusan muda Al-Azhar dengan bekal hapalan Al-Qur'an 30 juz dan ingin bersanding dengan sosok Jasmine Zara gadis biasa, yatim piatu sebatang kara tanpa sanak saudara, hanya lulusan SMA, bekerja sebagai wanita penghibur yang baru saja keguguran, tidak dibekali ilmu Agama.

"Baik saya pulang dulu ya" ucap Gus Agam membuyarkan lamunan Jasmine.

"Oh iya" jawab Jasmine gugup dan segera keluar dari mobil Gus Agam.

"Assalamualaikum" Gus Agam berucap sebelum Jasmine benar-benar keluar dari mobilnya.

"Waalaikumussalam" jawab Jasmine merasa malu.

Jasmine berdiri tertunduk seperginya mobil yang baru saja mengantarnya, dalam tunduknya Jasmine berusaha menatap mobil yang bergerak menjauhinya. Ada sedikit harapan di hati Jasmine, namun ada keraguan juga yang meliputi perasaan Jasmine, dia memandang seakan kehadiran pemuda baik itu tidak akan datang lagi setelah hari itu.

"Hufft" Jasmine bernapas berat membalikkan badannya memandang rumah kontrakan kecil yang terlihat kosong.

Jasmine melangka pelan mendekati rumah tempat dia selama ini bertahan hidup bersama Ibunya, matanya nanar saat pintu terbuka, mata Jasmine menjelajahi ruang kecil rumah sepetak itu, masih terbesit banyangan senyum Ibunya setiap kali dia membuka pintu, dan perempuan sepuh kini telah tiada.

Dengan sedikit kasar Jasmine menarik hijabnya, ia meluapkan kekesalan pada dirinya, dia merasa menjadi pelaku utama akan kematian Janin dan Ibunya.

"Ah dasar" Jasmine berbisik nadanya kesal bahkan sangat kesal.

Entah siapa yang bisa Jasmine salahkan atas satu hari naas yang telah menimpahnya, sahabatnya yang berpengkhiatan, atau pacarnya yang tukang selingkuh, atau bahkan dirinya sendiri yang tidak tahu malu masih bertahan di dunia ini.

***

Ditengah kesunyian sepertiga malam, dengan mukena putih Jasmine tengah bersimpuh di atas sajadah. Mata indah berwarna coklatnya berkaca-kaca menampung air duka, dibawah mata itu terlihat bengkak dan berwarna sedikit gelap, wajah manisnya menggambarkan duka yang teramat dalam.

"hiks, hiks, hiks" suara tangis Jasmine mengisi ketenangan sepertiga malam, untuk pertama kali sejak ayahnya meninggal Jasmine kembali mendirikan sholat malam. Batin Jasmine sedang terluka atas kehilangan janin calon anaknya dan Ibunya.

"Apa rencana hebat yang engkau siapkan ya Allah, aku kehilangan Janin dan Ibuku bersamaan, lalu engkau kirimkan seorang Gus Agam yang baik itu untuk manusia hina seperti hamba" ucap Jasmine lirih di atas sajadahnya.

Perasaan Jasmine sedang tidak menentu, disatu sisi dia merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Janin dan Ibunya secara bersamaan, di sisi lainnya seorang Gus Agam malah berjanji akan menikahinya.

Jasmine tenggelam dalam aduannya kepada Allah SWT, keluh kesahnya ia keluarkan semua, hidayah hebat telah menyentuh hatinya, dia kehilangan segala hal dalam waktu bersamaan. Orang-orang terkasihnya sahabat Naomi Zeline, pacar Galih Reviano, secara bersamaan mengkhianatinya, lalu Janin dari Galih dan Ibunya pergi untuk selamanya. Namun ditengah kehancurannya Allah SWT hadir memeluknya dengan hebat, bahkan Allah SWT kirimkan Gus Agam Syarif Husein seseorang yang luar biasa untuk Jasmine.

Disisi lain pada sepertiga malam Gus Agam tengah melayangkan doanya, Gus Agam tengah memantapkan pilihan berusaha menenangkan hati.

"Ya Allah mantapkan hatiku untuk memilih wanita itu, luluhkan hati kedua orang tuaku, semoga pilihan yang aku pilih ini menjadi ladang pahala bagiku kelak" doa Gus Agam dalam sunyi.


"Jika mencintaimu adalah sebuah ketetapan

Maka akan aku pastikan

Jika ketetapan itu adalah ladang pahala bagiku"

-Gus Agam Syarif Husein-

AR-RAHMAN UNTUK JASMINE (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن