˚。⋆21. recovering from a coma⋆。

Magsimula sa umpisa
                                    

Sambil perjalanan, Damian memesan tiket pesawat dadakan. Ia sudah sangat kalut malam ini. Kenapa justru dirinya tidak ada di samping putri tunggalnya ketika gadis itu sadar? Seharusnya ialah orang yang pertama kali Lauren lihat ketika sadar dari koma.

Di sana, Lauren yang tantrum segera disuntikkan penenang oleh dokter. Beberapa menit setelahnya, gadis itu tenang dan tertidur.

Damian baru sampai di Medan pada pukul 02.00 dini hari. Dengan mata yang sangat mengantuk dan badan yang rasanya remuk, ia bergegas ke rumah sakit untuk bertemu sang putri tercinta.

Pria itu memasuki ruang rawat Lauren dengan keadaan sangat lusuh, napasnya tak beraturan. Ia duduk di samping brankar dan membelai kepala Lauren. Lauren merasakan tangan yang menyentuhnya. Gadis itu perlahan membuka mata. "AYAH?" Lauren segera memeluk erat Damian.

"Sayang, Ayah seneng bisa denger suara kamu lagi, seneng banget."

"Ayah, Ren takut ...."

"Jangan takut, Sayang. Ayah di sini." Damian mencoba menghibur putrinya. Ia mencoba menjadi Ayah sekaligus Ibu yang baik untuk Lauren. Gadis itu sudah ditinggalkan sang Ibunda sejak lahir. Ya, istri Damian, Renita, yang akrab disapa 'Ren' meninggal dunia ketika melahirkan Lauren.

Itulah alasan Damian memanggil Lauren dengan nama belakang, supaya ia bisa merasakan kehadiran sang istri tercinta dalam jiwa putrinya.

Lauren melepaskan pelukannya. "Ayah, bilang sama Lauren kalau sekarang masih 2021, dan Lauren lagi nunggu ijazah SMP keluar, iya, kan?"

"Sayang ...."

"Ayah, nggak mungkin Ren tidur selama itu, kan?"

"Lauren, udah ya, Sayang." Damian mulai menangis.

"Di mana Tante Dira? Di mana Rafael? Ashel?"

Ekspresi Damian seketika berubah. Rasanya ia ingin marah jika siapa pun membahas tentang keluarga Liam di depannya. Karena merekalah penyebab Lauren menjadi seperti ini. Tapi sekarang yang berbicara di depannya adalah belahan jiwanya. Ia harus menahan marah.

"Sayang, kita lagi nggak di Tasik, kita di Medan."

"APA? TAPI KENAPA? KENAPA AYAH PINDAH SEJAUH INI? YAH, MAKAM BUNDA JUGA DI TASIK, KENAPA AYAH NINGGALIN TASIK?"

"Maafin Ayah, Ren. Ayah menuruti ego Ayah sendiri."

"Kenapa, Yah?"

"Maafin Ayah. Ayah nggak bisa nerima sama apa yang terjadi sama kamu ini, semua ini gara-gara bagian dari keluarga mereka."

"Maksud Ayah?"

"Maafin Ayah karena bawa kamu ke sini gitu aja, maaf." Damian memeluk erat Lauren lagi.

Apa penyebab Lauren seperti ini?

Flashback on

"El, nanti lulus mau ke SMK Pelita Harapan, kan? Mau ambil jurusan apa?" tanya Lauren.

"Ngikut Mikha boleh, nggak?" tanya Rafael balik.

"Beneran? Aku mau di akuntansi, masa El cowok di akuntansi?"

"Nggak boleh, ya?"

"Bukannya nggak boleh, tapi kan jarang, El. Mending El di informatika, keren."

Rafaelluna's Diary (silent love) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon