˚。⋆09. im super shy⋆。

56 21 7
                                    

selamat pagi, siang, sore, malam
tergantung WIB, WITA, atau WIT-nya

happy reading cegilll💫🐰

Seorang gadis cantik sedang duduk di sofa sambil melihat-lihat foto album kenangan. Di album itu, terdapat banyak foto dirinya bersama seorang remaja perempuan yang sedikit lebih tua darinya.

Terlihat sangat indah kenangan yang abadi di album itu. Namun sayang, tak bisa terulang lagi.

Seorang wanita dan seorang pria yang merupakan orang tua dari gadis itu pun menghampirinya. Mereka sama-sama mengelus lembut rambut putrinya.

"Kangen, ya?" tanya si wanita.

"Iya, Ma. Ashel pengen balik ke masa-masa itu lagi."

"Papa sama Mama ada di sini, nggak usah sedih lagi," ucap Papanya.

"Pa, Ma."

"Hm?"

"Kapan Ashel bisa ngerasain kasih sayang seorang Kakak?"

Belum sempat orang tua gadis itu menjawab. Seorang remaja laki-laki memasuki rumah dengan wajah datarnya.

Atensi Ashel teralihkan. Ia langsung berdiri ketika melihat kakaknya datang. "Bang Rafael," teriaknya keras.

"Hm?"

Gadis itu berlari sambil membawa buku tugas matematika materi peluang. "Ajarin."

"Bukannya udah sama bimbel?"

"Ihh, sinyalnya jelek gara-gara hujan, mungkin. Nggak bisa kedengeran suaranya. Macet juga."

Rafael mengambil  buku tersebut dari tangan sang adik. "Bentar, ya. Abang mandi dulu."

"Oke."
Rafael melangkah meninggalkan Ashel. Pandangan gadis itu terfokus pada coklat silverqueen beruang yang dipegang kakaknya. "Bang Rafa, tunggu!"

Rafael menghentikan langkahnya. "Kenapa lagi?"

"Abang abis beli silverqueen?"

Tanpa basa-basi, dan juga karena tidak ingin mendengar ocehan tidak jelas dari Ashel, Rafael mengambil coklat itu dan memberikan kepada adiknya. "Nih kalo mau."

"Makasih, Abang. Tapi ini awalnya emang beneran buat Ashel apa buat orang lain?"

"Bukan urusan kamu."

"Ihh Abang ngeselin. Nanti Ashel aduin ke Kak Ren."

Ekspresi Rafael seketika berubah. "Ashel. Berapa kali abang bilang buat jangan bahas Lauren lagi di depan Abang? Kamu ngerti nggak, sih? Harus Abang jelasin kayak gimana lagi?"

Ashel menunduk, terlihat seperti akan menangis. "Abang kok bentak Ashel? Kan Ashel cuma kangen sama Kak Ren."

"Ashel. Dia udah pergi, jangan kayak gini terus. Ikhlasin Lauren!"

"Tapi ...."

"Shel, dengerin Abang. Sekali lagi kamu bahas Lauren, Abang-"

"Rafa." Suara husky seorang pria memotong ucapan Rafael.

"Bagus begitu? Bagus bikin adek kamu nangis?"

Rafael sudah mengerti jika keadaannya seperti ini. Jika ia melawan, pastinya masalah akan menjadi semakin panjang.

Sejak kecil, Rafael dituntut untuk bersikap dewasa dan selalu mengalah dengan Ashel yang memiliki sifat manja.

Tidak ada yang menyahut ucapan Liam tadi. Rumah seketika sepi kembali.

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now