"Pertanyaan yang mana?"

"Ih, Mama ng-nggak deng-e-rin!" Elen menautkan alis kesal sebab pertanyaannya tak didengarkan oleh Vanya.

"Maaf, Elen, Mama denger kok. Kita gak lagi marahan, Sayang," Vanya kembali mengusap pelan kening Elen ke belakang.

"Te-rus ke-kena-pa gak ti-tinggal ba-reng? Aku pe-pengen di sam-ping sini a-da Papa," Elen menepuk-nepuk kasur sisi kirinya.

"Boleh Mama tanya sesuatu?"

"Apa?"

"Ciee udah lancar jawabnya," Goda Vanya menoel hidung Elen. Bukannya masuk ke dalam candaan Vanya, Elen malah semakin kesal. Masih kebawa suasana tadi, dikira Vanya gak denger pertanyaan Elen.

"Kalau semisal nanti Elen gak bisa ketemu sama Papa lagi gimana?" Anak itu terdiam, lalu menggeleng cepat.

"Ma-u Papa," Manyunnya. Udah kesal, dibikin sedih lagi. Elen jadi merasa salah mengutarakan keinginannya.

"Eh? Jangan marah dong Sayang, Mama kan cuma tanya," Vanya mendudukkan diri lalu membawa putrinya ke dalam pelukan.

Elen ini sensitif sekali menyangkut Gavin. Vanya jadi bingung harus gimana. Di satu sisi dia sama Acel udah membawa kasus itu ke pihak yang lebih berwajib, disisi lain Elen masih membutuhkan sosok Gavin.

"Papa g-gak bo-leh pe-pergi. Mama ja-jangan bi-lang gi-gitu!" Sebisa mungkin Elen tahan agar tidak menangis.

"Iyaa, enggak sayangku, cintaku," Ucap Vanya menenangkan si kecil.

"Ka-kapan s-sih Papa pu-lang?" Bau-baunya Elen bakal lebih posesif lagi ke Gavin.

Seketika Vanya ingat kalau hari ini Adara telah memulangkan mereka. Dibukalah hp yang tadi sudah Vanya taruh di atas nakas.

Online.

Apa Gavin udah sampai rumah? Batin Vanya bertanya-tanya.

"Elen mau telepon Papa?" Tawar Vanya, Elen mengangguk sambil mengusap air mata.

"Ta-pi aku bo-bosen te-le-pon te-terus. Ka-kapan, Papa pu-lang, Mama?"

"Sabar sayang," Vanya mengusap-usap punggung Elen sambil mengetikkan sesuatu di hp.

•••••

Perjalanan kali ini cukup membosankan. Yang lain sudah pada tepar di dalam mobil. Tersisa Gavin, Juna, dan pak Supir yang tak bisa tidur. Gak mungkin juga sih pak Supir tepar, bisa ambles mobilnya.

Dua orang itu duduk di jok mobil paling belakang. Hanya ada mereka di belakang karena Farel duduk di samping supir, lalu di jok tengah ada Marvel dan Alex.

Marvel sama Alex ini harus duduk di kursi terpisah agar tenang. Makannya Gavin sama Juna mengalah dan memilih untuk duduk bersama di jok paling belakang.

Juna menyandarkan kepala pada kaca mobil bagian kiri, sedangkan Gavin kaca yang bagian kanan. Mereka sama-sama sedang menscroll beranda instagram sebab sudah  hampir 3 minggu tidak menjamah aplikasi itu.

Hening.

Namun tiba-tiba hp Gavin berdering.

Drttt... Drttt... Drtt....

"Silent, Vin," Gumam Juna memperingati.

"Udah gue silent, tapi buat Vanya gue gak bisa."

"Ceilah bang. Lo udah jatuh cinta banget ya ke dia?" Goda Juna melirik Gavin tanpa mengubah posisi tubuhnya. Udah posisi wenak bang.

"Dia cantik, siapa yang gak jatuh cinta?" Juna tertawa sambil menggeleng.

HER LIFE - END (OTW TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang