BAB 11 {Tiba-Tiba}

957 26 2
                                    

"Emm bolehkah a...ak..u keluar" tanya Zahra masih sedikit gugup dan menunduk karena Canva yang sejak tadi menatapnya tanpa henti.

Canva yang mendengar suara Zahra seketika tersenyum dan dengan langsung berdiri melangkah mengambil ponselnya di sebuah laci meja berukuran kecil lalu kembali berjalan dan memberikan ponselnya kepada Zahra.

"Ni tulis nomor mu Zahra agar aku mudah menghubungi mu nanti" ujar Canva menyodorkan ponselnya ke arah Zahra dengan mode senyum dan menaikan satu alisnya.

Zahra dengan sedikit takut dan khawatir untuk mengambil ponsel canva pun mencoba menghela nafasnya lalu dengan pelan-pelan Zahra mengambil ponsel dari tangan Canva. "Hem" balas Canva tersenyum tipis dan sorot mata yang sedikit disipitkan menatap Zahra.

"Huf" hembusan nafas Zahra lalu mulai mengetikkan nomornya di ponsel canva.

"Huf" hembusan nafas Zahra lalu mulai mengetikkan nomornya di ponsel canva

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hwaaaa...." Teriak Zahra membuat teman sekelasnya menatapnya dengan sorot mata tajam.

"CK woi lu ngapa Zahra culun teriak-teriak ga jelas!" Seru Meisya dengan suara keras dan mata yang menatap sinis.

"Ma..ma..maaf aku tadi tiba-tiba bermimpi buruk aku benar-benar minta maaf" ucap Zahra sambil menunduk malu.

"CK apa kau bermimpi bertemu gorila hah!".

"Hei tidak gorila tapi bertemu orang gila hahaha".

"Tidak bukan orang gila tetapi dia bermimpi kak Canva menjadi singa" ujar Tika ngasal.

"Apa maksud mu tik kak Canva menjadi singa" serentak Yola dan Meisya tidak mengerti.

"Ya tadi bukannya kata Meisya kalau muka Zahra kaya ibu ayam pecah telor waktu tadi Zahra masuk kelas dah itu Meisya bilang kalau Zahra habis di marahi kak Canva di ruang kepala sekolah" ujar Tika dengan polosnya.

"Hahahaha...." Tertawa geng Rudy membuat yang lain juga ikut tertawa mendengar ucapan Tika yang dianggap begitu blak-blakkan dan aneh.

"CK diamlah Tika" kesal Meisya memukul keras lengan Tika sebab Tika membuat dirinya malu sehingga satu kelas tertawa.

"Yaampun Tik harusnya kau tidak perlu mengatakannya sedetail itu" ujar Yola menepuk pelan keningnya.

CKLEKKK.

"Woi kembali ke tempat duduk semua" seru firman Bu Mus yang tiba tiba masuk ke dalam kelas sehingga gengnya Rudy dan yola langsung koca kacir berlari menuju tempat duduknya masing-masing dan dengan cepat Meisya mengambil beberapa puntung rokok di lantai yang ia hisap dan meletakkannya ke laci meja miliknya.

"selamat siang menjelang sore anak-anak".

"Siang buk!".

"Baiklah anak-anak mungkin ada beberapa informasi yang akan ibu sampaikan, berhubung jam yang sudah menunjukkan pukul 16:00 mungkin seharusnya kita yang belum waktunya pulang tetapi hari ini harus di pulangkan" ujar Bu Mus membuat semua murid-murid serius.

"Informasi yang akan ibu sampaikan yaitu mengenai rapat tadi yang membahas tentang ujian akhir semester kalian yang kemungkinan dilaksanakan Senin depan jika tidak ada pengunduran jadi ibu harap kalian senantiasa mempersiapkan diri dan kumpulkan semua tugas-tugas yang belum tuntas oleh guru mapel yang Masuk dan pikirkan tentang masa depan kalian ingin melanjutkan kuliah dimana, baiklah mungkin itu saja informasi dari ibu besok tetap sekolah seperti biasa".

"Ibu jadi kita udah boleh pulang sekarang" tanya Yola yang sudah tidak sabaran.

"Boleh karena guru tadi rapat jadi kesiswaan menyuruh untuk segera memulangkan kalian sedikit lebih cepat jadi sekarang silahkan bereskan barang barang kalian".

"Yahuuuu bisa ke warnet" sorak Raka tanpa sengaja saking senangnya sehingga mendapatkan lirikan mata dari crush yang tidak lain adalah yola.

"CK berisik banget kayak induk ayam bertelur aja" desis Refa yang sangat membenci keributan.

"Oke baiklah silakan pulang anak-anak dan hati-hati".

"IYA BUK HORE...!" Serentak semuanya berteriak lalu bergegas berlari keluar kelas kecuali Zahra yang masih duduk di bangku membereskan buku-bukunya dengan santai dan pikiran yang kacau.

"Yaampun bagaimana ini aku sudah menyetujui tanpa sengaja persyaratan itu tadi" ujar Zahra khawatir.

"Apakah aku batalkan saja dan tidak perlu menginap ke rumahnya" Lirih Zahra mencoba berpikir mencari jalan keluar

"AHHHH yaampun kalau tidak karena terpaksa aku tidak akan menyetujuinya" decak Zahra sambil mengacak-acakan rambutnya lalu dengan cepat merapikannya kembali sebelum ada orang lain lihat dan nantinya dia di katakan tidak waras.

"Huf sudahlah lebih baik aku pulang dulu" cicit Zahra sambil menggandeng tas warna pinknya yang bergambar kelinci.

Dengan menghela nafas Zahra lalu memutuskan beranjak dari kursi dan melangkah keluar dari kelas untuk segera pulang menuju rumahnya dengan pikiran yang campur adukdan wajah yang lesu.

"Astaga kenapa hari ini rasanya begitu mengesalkan, bahkan bisa-bisanya aku lupa mimpi apa aku tadi saat di kelas".

***
"Lo yang bener Van" Terkejut Leon mendengar Canva mengatakan dia mengajak seseorang perempuan menginap di rumahnya.

"Iya gua beneran, itu bagian dari syarat yang gua buat jika dia tidak bisa ganti rugi dengan uang tunai" ujar Canva tersenyum menyeringai.

"Lagian dia itu juga wanita yang gua bilang waktu itu dia tipe ideal gue dan begitu spesial" senyum Canva membayangkan wajah Zahra yang berada terus di pikirannya.

"Tapi kan Van dia itu masih seorang siswa menengah atas lu yakin dia nanti ga nipu lu".

"Apa maksud lu vin nipu apa bingung Canva tidak mengerti maksud perkataan Marvin.

"Ya asal lu tau aja Van cewek-cewek sekarang itu banyak suka nipu dia bilang iya tapi tiba-tiba nanti dia kabur pergi entah kemana apalagi t cewek kan masih sekolah udah pasti pemikiran lebih cerdik".

PLAKKK...

"Ngasal aja Lo masa bisa-bisanya Lo bedain Canva sama siswa menengah, kita ni mahasiswa Vin dah jelas mereka cerdik kita cerdas" seru Leon membuat Marvin langsung ke mode cemberut.

"CK kurang cerdas banget Lo vin" ejek Canva terkekeh.

"CK diamlah kalian".

***
Di dalam bus Zahra dengan wajah lesu dan pikiran yang campur aduk sambil menatap pemandangan sore hari dari balik kaca bus yang membuat harinya sedikit tenang

"Hah semoga dengan pulang ke rumah aku bisa mendapatkan lebih banyak ketenangan" lirih Zahra lalu menutup matanya.

"Hooh em...hem" bangun Zahra membuka pelan matanya dan mengusapnya.

"HAH DIMANA AKU!" Terkejut Zahra yang melihat sebuah kamar berwarna gold dan bintang-bintang di langit di plafon kamar.

"Yaampun dimana aku ini" bingung Zahra tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang membuat Zahra langsung melihat ke arah pintu dengan sangat penasaran.

CKLEKKK...

"Hallo sayang" sapa seorang lelaki tampan dengan rambut yang basah dan menggunakan bathrobe berwarna biru yang tidak asing adalah Canva.

"Ka..ka.kak Canva".




CANVA PLAYBOY [On Going]Where stories live. Discover now