Chapter 17

142 24 5
                                    

"Kau yakin baik-baik saja?"

Lisa menarik senyumnya, menatap pada Jimin melalui cermin dihadapannya--memeluknya sembari menumpukan dagu pada bahunya. "Kita bisa batalkan sekarang jika kau memang belum siap."

Gelengan itu Lisa berikan. "Chaeri Sunbae memang benar. Aku harus melupakan kesedihanku dan berusaha bangkit. Bertemu teman baru nantinya akan lebih bagus."

"Tetap saja, aku masih khawatir akan dirimu. Lagipula, acara ini juga tak terlalu penting."

Lisa berbalik, dengan mengalungkan kedua tangannya pada leher Jimin. "Aku baik-baik saja. Apa itu masih belum membuat Oppa percaya?"

Jimin tampak memasang wajah berpikirnya, dan membuat Lisa akhirnya mendaratkan sebuah kecupan pada pipi kanannya dan membuat senyuman Jimin terbentuk begitu saja.

"Baiklah. Aku percaya."

Lisa hanya berhela sembari menggeleng, memilih untuk menjauh dan kembali bersiap.

Setelah kejadian Ibunya yang datang ke perusahaannya, Lisa mengikuti begitu saja ketika Jimin memaksanya untuk tinggal bersamanya. Takutkan jika setelah kejadian itu, Ibunya akan semakin marah dan mencarinya dengan mudah.

Namun setelah mendengar kabar kematian Ibunya, Lisa tak bisa berhenti untuk menyalahkan dirinya sendiri. Apalagi dengan kenyataan bahwa Ibunya memilih untuk mengambil nyawanya sendiri. Dirinya terpuruk, dan hanya berbaring di kamar dengan tangisan dan rasa bersalah yang terus menemaninya. Untuk makan saja, Jimin yang memaksanya untuk setidaknya menerima beberapa suap untuk mengisi perutnya.

Jimin tentu melihat semua itu, bahkan tetap setia dan bersabar akan Lisa yang seolah menjadi sosok tanpa jiwa dengan raga yang kosong. Mengambil beberapa cuti jika bisa dan melempar semua rasa lelahnya setelah latihan yang ia lakukan.

"Sudah siap?" Tanya Jimin, menatap pada Lisa.

Lisa mengangguk setelahnya untuk menjawab Jimin, merangkul satu lengan pria itu dengan satu tangan Jimin lain membawa ransel yang berisi beberapa pakaian mereka.

Chaeri melambaikan tangannya ketika pandangannya menemukan Jimin dan Lisa yang datang. Sekilas melirik pada rangkulan Lisa pada lengan Jimin, sebelum mengalihkan pandangannya dan memaksa senyumnya kembali.

"Jadi, sudah siap?"

"Sunbae, pesta ulang tahun temanmu dihadiri oleh siapa saja?" Tanya Lisa.

"Ah, kau tak usah khawatir. Hanya beberapa teman dekatku yang lain, tidak terlalu banyak. Tapi, yah, kita harus menginap selama dua malam di sebuah vila. Temanku sangat senang untuk mengenalkan teman lain ke teman lainnya."

"Wah, terdengar menarik."

"Yah, memang terdengar menarik. Dan sayang sekali jika aku harus datang sendiri nanti. Maka dari itu, aku mengajak kalian berdua, dan aku harap jika kalian bisa menikmati waktu kalian nanti disana." Ucap Chaeri, beralih menatap pada Lisa. "Terutama denganmu, Lisa."

Lisa menarik segaris senyumnya. "Terima kasih, Sunbae."

.

.

"Kalian bisa tunggu sebentar? Aku perlu membeli sesuatu dulu."

Jimin keluar dari mobil setelah mendapatkan anggukan dari Chaeri dan Lisa. Meninggalkan keduanya di dalam mobil, dengan suasana yang hening dan sedikit canggung.

Tentu saja, Lisa sudah lama tak bertemu dengan Chaeri. Dan pertemuan pertama mereka kembali terjadi ketika Lisa mengunjungi Jimin saat itu. Sedikit membuat kesalahpahaman di dalam pikirannya tentang mengapa Chaeri bisa bekerja di perusahaan yang sama dengan Jimin. Namun Lisa memilih untuk tak lagi berusaha berpikir negatif.

we got married ❌ jimliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang