˚。⋆17. the longed for comes⋆。

Start from the beginning
                                    

Pria itu mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang. Sarah, sekretarisnya.

"Selamat siang, Bapak Manajer, ada yang bisa saya bantu?"

"Sarah, besok saya ada agenda apa?"

"Baik, Bapak. Besok Bapak Baskara harus bertemu dengan Bapak Rizal, Manajer Keuangan PT Bima Angkasa pada pukul 09.00 di ruang rapat."

"Minta tolong telepon perusahaan Bapak Damian, bilang kalau saya ingin mengundur jadwal pertemuan itu menjadi pukul 09.30. Untuk alasannya, nanti saya akan ceritakan sendiri pada Bapak Rizal. Alasan pribadi."

"Baik, Bapak. Secepatnya saya akan menghubungi Bapak Rizal untuk menyampaikan pesan Bapak. Ada yang bisa saya bantu kembali?"

"Cukup, silahkan lanjutkan pekerjaan kamu, terima kasih."

"Terima kasih kembali, Bapak Baskara, selamat siang."

"Siang."

Setelah mendapat tugas dari atasan, Sarah segera menelpon perusahaan Bapak Rizal.

"Selamat siang, saya Riana, sekretaris PT Bima Angkasa, ada yang bisa saya bantu?"

"Siang, saya Sarah, sekretaris PT Permata, bisa berbicara dengan Bapak Rizal, Manager Keuangan?"

"Mohon maaf, Ibu Sarah. Saat ini Bapak sedang tidak berada di tempat karena sedang persiapan perjalanan dinas, ada pesan yang ingin disampaikan?"

"Baik, tolong sampaikan kepada Bapak Rizal bahwa Bapak Baskara, Manajer Keuangan PT Permata mengundur jadwal pertemuan besok menjadi pukul 09.30 karena alasan pribadi."

"Baik, Ibu. Izinkan saya mengulangi pesannya, Bapak Baskara, Manajer Keuangan PT Permata mengundur jadwal pertemuan besok menjadi pukul 09.30 karena alasan pribadi. Apakah sudah benar?"

"Sudah benar, Ibu."

"Baik, untuk konfirmasi selanjutnya, bolehkah saya mengetahui alamat beserta nomor telepon PT Permata?"

"Tentu, PT Permata beralamat di jalan Ramayana nomor 12, Tasikmalaya, dan nomor teleponnya 021 1098701."

"Baik, izinkan saya mengulangi pesannya, PT Permata beralamat di jalan Ramayana nomor 12 Tasikmalaya, dan nomor teleponnya 021 1098701."

"Tepat sekali, Ibu."

"Ada yang bisa saya bantu kembali?"

"Saya kira sudah cukup, saya tunggu konfirmasi selanjutnya, terima kasih atas pelayanannya, selamat siang."

"Terima kasih kembali, selamat siang."

ʚɞ

Sebuah keluarga kecil sedang bernyanyi bersama di dalam taksi yang berjalan menuju bandara. Mereka akan pergi berlibur ke rumah saudara dan orang tua sekaligus refreshing otak anak semata wayang dalam keluarga itu yang baru saja menerima raport semester gasal kemarin.

Taksi sampai di bandara 20 menit sebelum pesawat lepas landas. Mereka segera masuk ke dalam pesawat mengikuti arahan petugas. Kepala keluarga ini adalah tipe orang yang tidak bisa jauh dari anak istri. Berhubung perjalanan dinasnya kali ini bertepatan dengan hari liburan sang anak, ia mengajak 2 belahan jiwanya itu untuk pergi bersama-sama.

Pesawat terbang dari Medan ke Tasikmalaya dalam waktu kurang lebih 1 jam.

Mereka mendarat pada pukul 14.00 WIB dan langsung memesan taksi. Untungnya taksi pesanan mereka cepat datang. Perjalanan di kota Tasikmalaya membuat anak semata wayang mereka menangis.

"Dika, kamu kenapa, Sayang?" tanya Andini.

"Dika pasti kangen Tasik, ya? udah 6 tahun nggak ke sini, kan?" tanya Rizal.

Dika memandang kedua orang tuanya. "Dika kangen, kangen kota ini, dan Dika nggak nyangka bisa balik lagi ke sini. Makasih, Ma, Pa." Anak laki-laki yang belum genap 17 tahun itu mengusap air matanya.

Tangisan karena hal sepele terkadang malah membuat orang sekitar ikut meneteskan air mata. Rizal, Andini, dan supir taksi ikut berkaca-kaca. Andini memeluk dan mencium pucuk kepala putra semata wayangnya dengan penuh kasih sayang.

Rizal yang duduk di depan hanya bisa melihat kemanisan adegan itu. Supir taksi yang peka menepuk-nepuk punggung Rizal dan membuatnya tersenyum.

Tak butuh waktu lama, Mereka sampai di rumah sederhana dengan cat biru muda di daerah Cipedes. rumah yang menjadi saksi kisah cinta Rizal dan Andini hingga kelahiran Andika Fahreza.

Cowok itu berlari ke rumah tersebut lalu mengetuk pintu dengan cukup keras. "Assalamu'alaikum, Nenek, Kakek. Ini Dikaaaaa, kalian di rumah, kan? Assalamu'alaikum, Nek, Kek. Dika sama Mama Papa dateng."

"Waalaikumsalam," jawab 2 orang lansia yang kompak membukakan pintu.

Tangis haru tak tertahankan ketika melihat mereka yang dirindukan pulang. Mereka tidak pernah bisa pulang sejak 6 tahun yang lalu karena berbagai alasan, jadi, setiap lebaran hanya bisa melakukan vidcall untuk mengobati rindu di hati.

Tapi sekarang, yang dinanti-nanti telah tiba. Pelukan erat dan air mata yang tak henti-hentinya menetes sudah cukup menggambarkan perasaan mereka. Indah sekali.

Menyelipkan sedikit telepon kantor

see you next part💚

Rafaelluna's Diary (silent love) Where stories live. Discover now