Bab 1

178 127 31
                                    

Author update nih, ada yang nungguin part 1 nya nggak?
Kalo mau kasih saran boleh banget yaa.
Jangan lupa

VOTE

KOMEN

HAPPY READING

***

"Bunda, Ayah kapan jemput Bian?" suara isakan tangisnya terus terdengar.

"Bian masih tunggu Bunda sama Ayah disini, ditempat yang sama saat kalian nitipin Bian disini" Abian terus berguman seraya menangis, kenapa seakan akan semesta membencinya?.

"Bian ngapain disini?" Aksa yang baru datang untuk mencari keberadaan Abian, pasalnya sejak habis shalat subuh tadi, anak itu telah pergi entah kemana.

Abian menghapus air matanya dengan cepat, "Abang, ngapain kesini?"

"Abang kesini cari Bian, adek kemana aja?"

"Abang kenapa cari Bian?" tanyanya sedikit bingung.

"Abang cari Bian, soalnya sehabis shalat subuh tadi abang nggak ngeliat bian, eh taunya orang yang abang cari ternyata disini"

"Maafin Bian yaa abang, pergi nggak bilang bilang"

"Iya abang maafin, Vian habis nangis yaa?" Aksa memandang wajah Abian, matanya bengkak dan hidungnya sudah memerah.

"Enggak kok bang, tadi mata Bian kelilipan debu" elaknya dengan cepat.

"Bian nggak usah bohong sama abang, ayo sini cerita keabang, Bian kenapa?"

Tangis Abian semakin pecah dibuatnya, "Abang, Bian rindu Bunda sama Ayah Bian"

Aksa menarik Abian kedalam pelukannya, "Kalo Bian rindu Bunda sama Ayah, Bian doain mereka yaa, untuk sehat dan panjang umur, supaya nanti bisa jemput Abian"

Aksa juga ikut menangis, hatinya juga ikut tersayat melihat kesedihan sang adik, bagaimana bisa anak sebaik dan sehebat Abian ini ditinggalkan.

"Iya abang"

Abian merasakan ada rintikan air jatuh mengenai rambutnya, "Abang hari ini hujan yaa?"

"Hmm, nggak kok emang kenapa?"

Abian meraba wajah Aksa dengan lembut, "Abang nangis yaa?"

"Enggak kok, abang nggak nagis"

"Kenapa wajah abang basah" Bian masih meraba wajah Aksa.

"Udah nggak usah dipikirin, Bian masih mau meluk abang?"

Abian mengangguk mantap, bagi aksa dengan memberikan sebuah pelukan hangat untuknya, bisa sedikit menenangkan hati anak malang ini.

"Udah dong nangisnya, nggak capek emangnya?" pasalnya Abian tak berhenti menangis walaupun sudah dipeluk, "Dek, baju abang basah nih" Aksa tertawa pelan, ia sangat menyayangi Abian seperti adik kandungnya sendiri.

Sedari dulu Aksa ingin sekali memiliki adik, apalagi adik perempuan, tetapi sayangnya keinginan itu tak pernah terkabulkan. Makanya ia begitu menyayangi Abian apalagi Abian lah yang paling kecil diantara mereka.

The seven of us forever ? [On Going]Where stories live. Discover now