"Mith-Mitha.. lepasin.. du-dulu gw sesek nihh"

Mitha buru-buru melepaskan pelukannya. Membuat Maudy menghirup oksigen dengan rakus.

"Maafin yaa hehe, soalnya gw kelewat seneng." Mitha menyengir.

Maudy mencebik kesal sedangkan yang lain terkekeh dan Riana hanya tersenyum tipis saja.

"Tapi tadi Lo bilang, Bakal balas kebaikan gw kan?"

Mitha menjawab dengan anggukan.

"Okey, gw pegang janji Lo." Ucap Maudy sambil tersenyum smirk.

"Btw Mith, Lo mau tau sesuatu Ngak?" Tanya Maudy membuat Mereka mengerutkan keningnya.

"Apa?"

"Ka Axel pernah cerita sama gw, kalau dia sempat galfok (gagal fokus) sama salah satu temen gw yang make baju pink." Ucapan Maudy membuat Mata Mitha berbinar binar.

"LO SERIUSS?!!" Pekik Mitha membuat teman-teman nya menutup telinga mereka.
Akibat Suara Mitha yang sebelas-duabelas dengan Maudy. Toa!

Mitha senang mendengar ucapan Maudy Karna satu-satunya teman Maudy yang memakai Baju berwarna pink waktu itu adalah dirinya.

"Ck, Mith jangan teriak." Tegur Riana.

"Hehe maaf ya Riana." Cengir Mitha dibalas deheman oleh Riana.

"Back to topik! Gw serius Mith. Bahkan dia sempat minta nomor telepon Lo. Tapi katanya gak Lo bales cuma Lo read doang." Ujar Maudy

Mitha mengerutkan keningnya, setaunya tidak ada kontak bernama Axel atau orang bernama Axel yang meng chat dirinya.

"Hah? Gak ada tuh. Setau gw yang masuk di chat gw itu kalo gak Salah, Bu Melly, Ka Budy, om Dery sama Lino. Udah itu doang." Ujar Mitha.

"Wait, wait. Lo bilang apa tadi, Lino?" Tanya Maudy memastikan.

"He'em" angguk Mitha.

"Kapan terakhir kali dia ngechat Lo?" Tanya Maudy lagi.

"Waktu kita ke arena balapan, nah besoknya tuh dia ngechat." Jawab Mitha.

"OMG!! Mitha!!!" Pekik Maudy.

"Sekali lagi Lo berdua teriak, gw tendang kalian dari acara gw." Sheyna menatap tajam kedua sahabatnya yang memiliki mulut toa itu.

Maudy menyengir, lalu melanjutkan ucapannya.
"Mith, kenapa gak Lo bales? Itu ka Axel Anjirr..."

"Hah kok?" beo Mitha.

"Ck, jadi gini, nama panjangnya Ka Axel, itu Axelino Wijaya. Dan kalau dia udah make nama Lino, berarti Lo dianggap spesial. Soalnya yang boleh manggil dia dengan nama itu cuma mamanya doang." Jelas Maudy.

Mendengar penuturan Maudy, Mitha segera mengecek nomor telepon yang belum disimpannya. Segera dia memberikan jawaban kepada Axel.

"Aaaa. Thankyou ya Maudy, atas penjelasannya. Besok aku traktir deh dikantin."

Maudy menanggapi dengan Senyuman.

~ ~ ~ ~

Tak lama kemudian, datang Mami Calista ditemani oleh Opa dan Oma Sheyna. Ke kamar Sheyna.

Segeralah Riana menyuruh teman-temannya untuk keluar. Karna tak ingin mengganggu.

"Cucuku." Pangill Oma Liana Raini Alexander. Direngkuhnya tubuh cucunya itu.

"Oma.." mereka saling berpelukan. Sheyna menintihkan air matanya. Rasanya sungguh nyaman dipeluk oleh seorang Nenek.

"Eh, sayang kamu gak boleh nangis dong. Kan mau tunangan, masa cucu Oma yang paling cantik ini nangis sih." Oma Liana mengusap pipi Sheyna yang terkena air mata. dan berdiri di samping Sheyna

"Hihi, Sheyna seneng soalnya Oma dan Opa bisa dateng ke acara Sheyna."

Mami Calista berpindah posisi disamping Sheyna berlawanan dengan Oma Liana. untuk mengusap bahu putrinya.

"Tentu saja! Mana mungkin dihari bahagia cucuku ini, Opa dan Oma Mu tak datang. Akan ku hukum Robert yang menyuruh ku untuk istirahat itu." Bukan Oma Liana yang menjawab melainkan Opa Leonard Alexander—(orang tua Papi Robert)

"Kan papi kayak gitu jga demi Opa dan Oma. biar Opa dan Oma gak cape sama berkas-berkas kantor." Ujar Sheyna.

Opa Leonard mendengus. "Anak dan ayah sama saja."

Shenya menyengir.

Lalu tak lama kemudian, datang seorang maid. "Permisi Nyonya, Tuan besar, nyonya besar dan Nona. saya ingin memberitahu kalau Keluarga tuan Wiliam sudah datang." Ucap maid itu sambil menunduk.

Mami Calis mengangguk."Baik, trimakasih, kamu boleh pergi."

Maid itu segera pergi dari sana.

"Sayang, kamu udah siap?" Tanya mami Calista.

Sheyna menarik nafas nya agar tidak gugup. "Udah Mi."

"Ayo sayang kita pergi." Ajak Oma Liana.

Sheyna bangkit dari kursinya dan berjalan ditengah Oma Liana dan Mami Calista.

Sedangkan Opa Leonard dibelakang mereka.

~ ~ ~ ~

Sheyna, Mami Calista, Oma Liana dan Opa Leonard sudah tiba di ruangan tempat acara tunangan Sheyna dan King diadakan.

Sheyna yang gugup memegang dengan erat tangan Mami Calista. Lalu mami Calista menyerahkan tangan Sheyna kepada papi Robert.

"Gugup hm?" Tanya papi Robert ketika merasakan tangan Sheyna yang dingin.

"Banget Pii, ini udah kayak acara nikahan aja." Lirih Sheyna.

Papi Robert terkekeh. "Namanya juga tunangan anak orang kaya."

Sheyna mendengus, hingga mereka mendekati rombongan keluarga Sanders.

Manik Sheyna bertemu dengan manik King yang berwarna hitam kelam itu.

Mata tajam itu menatap Sheyna seakan hanya ada mereka berdua saja. Hingga membuat Sheyna bertambah gugup.

Dan akhirnya papi Robert memberikan Sheyna kepada King.

"Kamu sungguh cantik honey, rasanya saya tak rela kecantikan kamu dilihat oleh pria lain." Bisik King ditelinga Sheyna.

Sheyna tertegun.

Hingga Suara instruksi dari pembawa acara untuk menyuruh mereka ke tempat yang sudah disediakan.

TBC!

Maaf banget Yaa kalo gak ngefeel 😭

Aku masih pemula jadi gak tau mau nulisnya kek gimana 😭

And sorry banget kalo alurnya kecepettan.

Nikmatin aja Yaa jangan dibully hehe 😁

Dibuka saran atau usulan membangun 👉

See you next chapter

The Queen Sheyna (END)Where stories live. Discover now