BAB 9 {Persyaratan konyol}

793 17 0
                                    

Suasana yang begitu hening dan menegangkan di dalam ruangan kepala sekolah dan posisi Canva yang masih menundukkan kepalanya menatap wajah Zahra sambil tersenyum menggoda.

>>>

"Kenapa apa kau sedang gugup saat ini Zahra" Goda Canva tersenyum menyeringai

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Kenapa apa kau sedang gugup saat ini Zahra" Goda Canva tersenyum menyeringai.

Zahra yang sadar Canva menggodanya seketika langsung menggelengkan kepalanya dan sedikit menggeserkan tubuhnya ke samping agar menjauh dari tatapan wajah Canva.

Canva dengan tersenyum kembali melihat Zahra dan tingkahnya yang menurut Canva begitu lucu saat Zahra menggeserkan tubuhnya seolah olah sedang begitu gugup dan takut. Dengan langsung Canva menaikan kembali kepalanya berdiri tegap seperti posisi awal lalu melangkah berjalan menuju sofa berwarna Gold blue dengan wajah datar dan tampannya.

Zahra yang melihat seketika dibuat gelisah dengan tangannya yang ia genggam membuat keringat membasahi seluruh pergelangan tangan dan bintik bintik air di hidungnya.

DEG...

Jantung Zahra yang berdetak begitu kencang semakin membuat Zahra beneran gugup dan ketakutan, rasanya ingin sekali Zahra pergi dari ruangan kepala sekolah ini dengan secepat mungkin. Tetapi Zahra merasakan sesuatu seperti sedang menahannya untuk tidak pergi dari ruangan kepala sekolah ini yang pada akhirnya Zahra memutuskan untuk tetap berdiri sambil menundukkan kepalanya.

"Zahra kemarilah" panggil Canva yang sudah duduk di sofa gold blue sambil menatap wajah Zahra.

Zahra yang mendengar Canva memanggilnya dengan cepat mendongakkan kepalanya dan mengangguk pelan yang menandakan iya, lalu dengan perlahan Zahra pun melangkah berjalan menghampiri Canva yang sedang duduk di sofa gold blue.

"Duduk lah" suruh Canva yang saat ini Zahra sudah berada tepat berdiri di hadapannya dan dengan langsung dibalas anggukkan kepala oleh Zahra.

Dengan perlahan Zahra pun duduk di sofa gold blue samping Canva dengan sedikit jauh atau dengan memberikan jarak diantara keduanya. Canva yang melihat seketika langsung beranjak dan berpindah posisi duduknya menjadi di samping Zahra tetapi dengan jarak yang begitu dekat membuat Zahra langsung tergelonjak kaget dan mendongakkan kepalanya.

GLEKKK...

Terkejut Zahra lalu menelan ludahnya kasar serta reflek menutup mulutnya dengan kedua tangan, karena Canva yang duduk di sampingnya dengan jarak yang begitu minim serta tatapan bola mata coklatnya yang menatap wajah Zahra membuat pandangan mereka bertemu.

"Hem" senyum canva santai menatap wajah Zahra yang menutup mulutnya membuat Canva tersenyum terkekeh, sehingga tanpa sadar sarat sarat tangannya bergerak membelai poni Zahra yang terhembus angin AC membuat suasana disana menjadi menegangkan dan Zahra yang kembali terkejut dengan perbuatan Canva.

Zahra yang mendapatkan sentuhan tangan sedikit dari Canva yang membelai rambutnya dengan langsung bergeser sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan membuat Canva yang melihatnya merasa jika Zahra sedang ketakutan.

"CK sepertinya aku terlalu buru buru" Lirih Canva mendengus lalu bergeser sedikit dekat dengan Zahra sambil meraih tangan Zahra dari wajahnya.

"Maaf kan aku Zahra" ucap Canva dengan suara khas seksinya menatap mata Zahra serta menggenggam erat tangan kanan Zahra yang dipegang oleh Canva.

Zahra yang mendengar permohonan maaf dari Canva pun langsung melepaskan tangan kiri dari wajahnya Yang tadi masih ia gunakan untuk menutupi wajahnya setengah sehingga sekarang Zahra dengan kedua tangan yang sudah lepas dari wajahnya pun membalas menatap wajah tampan Canva.

"Hem bagus sekarang saatnya".

"AHHHH!" Terkejut Zahra yang tiba-tiba Canva mendorongkan tubuhnya sendiri membuat Zahra dengan langsung terbaring di sofa dan membuat posisi mereka saat ini bisa di bilang sedikit intim dengan jarak yang begitu dekat dan posisi Canva yang berada di atas Zahra sedangkan Zahra yang berada di bawah dengan kedua tangan yang digenggam erat oleh Canva.

"Yaampun apa yang kau lakukan kak Canva" berontak Zahra sambil mencoba untuk melepaskan kedua tangannya yang digenggam erat oleh Canva.

"Hem kau tidak akan bisa melepaskannya Zahra" senyum Canva menggoda lalu mendekatkan wajahnya membuat Zahra dengan reflek menutup mata karena mengira Canva akan menciumnya.

Canva kembali tersenyum saat melihat tindakan reflek Zahra yang menurut Canva begitu lucu dengan langsung Canva menyentil kening Zahra yang membuat genggaman tangan kiri Zahra terlepas.

"Auhhh" ringis Zahra lalu membuka matanya dan melihat Canva yang tersenyum terkekeh menatapnya.

"Hem apa yang kau pikirkan Zahra apa kau memikirkan hal hal kotor" goda Canva tersenyum membuat Zahra tidak sadar jika genggaman tangan kirinya terlepas dan malah memikirkan tentang kegeerannya yang mengira Canva akan menciumnya hingga membuat rona merah keluar dari pipi Zahra.

***
"Hem jika ingin lepas penuhi persyaratan ku".

"Menginap lah Zahra di rumahku sebagai hukuman untuk mu" bisik Canva tepat di telinga Zahra.












CANVA PLAYBOY [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora