14. Seventeen

3.5K 286 2
                                    

Bella's POV

Bel ayolah dateng ke 17-an Verren..

Aku menatap sms Jennifer beberapa menit yang lalu. Sudah dari siang tadi Jennifer menyuruh ku mendatangi acara sweet seventeen pacarnya Heri. Aku memang diundang Verren meskipun tidak bersama Sam. Tapi rasanya males banget melihat Sam dan kak Pau bersama. Ew, ogah.

Aku juga tidak terlalu dekat dengan Verren. Dia lebih tua satu tahun dariku. Hanya dulu kami pernah diclub yang sama disekolah lama.

Tinggal 3 jam lagi, sebelum acara Verren dimulai. Ikut gak ya... Haih, andai ada Judy, dia bisa menemaniku. Tapi dia ada acara sendiri. Ada Jennifer dkk sih. Yaudahlah, ikut aja, siapa yang peduli sama Sam dan pacarnya itu.

Ponselku berdering menandakan ada telfon masuk. Aku menatap layar ponselku. Dari Jennifer.

"Haluuu?" Suara Jennifer terdengar dari ponselku.

"Halo, Jen gue ikut deh," kataku.

"Ke 17-an Verren?" tanyanya.

"Isn't that obvious?" kataku dengan wajah datar walau dia juga tidak dapat melihatnya.

Dia terkekeh. "Yeyyy! Langsung dateng ke rumah gue ya, kita nanti perginya bareng aja. Ada yang lain juga disini. Sekarang. Otw. Otw. Bye. Muah."

Aku menggeleng-geleng pada ponselku lalu berjalan ke lemari baju. Pake apa ya? Aku mulai membongkar bongkar bajuku.

"Yaampun, masa gak ada yang cocok?" geramku pada diriku sendiri.

Aku mengangkat salah satu dress yang kupegang. "Nope."

"Nope."

"Nah."

"Ck!"

Pintu kamarku dibuka dan terlihat wajah kaget mama. "Yaampun, kamu udah gila ya Bella?" tanya mamaku dengan wajah melotot. Dia menatap kamarku yang kayak kapal pecah.

"Maaaa! Aku gak ada dress yang bagus gimana dong?" rengekku.

Mamaku berjalan kearah kasurku lalu mengangkat dress berwarna hitam yang tergeletak berantakan dikasurku. "Ini apa? Ini jelek? Jelek?" tanya mamaku dramatis.

Aku mengangguk. "Jelek."

"Bellaaaa!" Mamaku menghampiriku lalu menjewer kupingku.

"Aw aw aw iya ma, ampun!" kataku lalu mamaku melepaskan tangannya.

"Mau minjem baju mama gak?" tanya mamaku.

Aku menatapnya bingung lalu mama menarik tanganku sampai kekamarnya. Mom membuka pintu yang berada didalam kamarnya dan terbuka lah closet baju mamaku. Besar dan penuh dengan baju mamaku. Aih, andai aku punya closet seperti ini.

"Aku ragu mama punya dress yang cocok buatku," kataku setelah melihat isi closetnya. Kebanyakan bajunya adalah baju-baju jaman dulu, berumbai-rumbai, berbulu-bulu.

Mama menatapku sambil tersenyum lalu dia memasukkan tangannya ketengah-tengah baju miliknya yang besar dengan bulu-bulu tebal. Lalu tangan mama keluar dengan dress pink selutut yang sangat bagus.

Aku langsung menganga. "Bagus banget ma."

Mamaku tersenyum bangga sambil melihat dressnya. "Masa-masa sekolah," katanya sambil merenung. "Dulu dress ini adalah dress favorit mama, cuman sekarang udah gak muat sama mama. Kalo kamu pasti muat."

Aku tertawa lalu mengelus dressnya yang berbahan lembut itu. Walau terlihat agak jaman dulu, tapi entah kenapa baju ini bagus sekali.

"Tau gak Bel, dulu papaku jatuh cinta sama mama gara-gara dress ini," kata mamaku yang berhasil membuatku tertawa lagi. "Serius, bukan cuman papa doang, ada 2 cowok lain, tapi mama pilih papa kamu," kata mama sambil nyengir. "Mama jamin, pasti langsung pada klepek-klepek, liat kamu pake ini. Udah sana coba."

The Haunted SchoolWhere stories live. Discover now