21. Something Personal

3.5K 290 5
                                    

"Astaga, cucu nenek ganteng banget deh."

Ethan tersenyum maksa kearah neneknya setelah turun dari tangga dan bertemu dengan nenek. Dia sudah terlalu sering mendengar pujian dari neneknya itu.

Dari kemaren, hari kamis, neneknya sudah menginap dirumahnya karena bosan dengan kota Bangkok. Tahun lalu dia diBeijing, tahun lalunya lagi dia di Moskow. Harusnya neneknya itu sudah terlalu tua untuk tetap berpergian keluar negeri.

"Nenek jadi ke Dubai?" tanya Ethan sambil merapihkan dasinya. Dia sedang memakai tuxedo hitam sekarang. Malam ini, dia akan pergi kesebuah acara penting bagi perempuan yang dia taksir.

"Dubai? Terlalu panas. Lagian akhir-akhir ini kaki nenek sudah sangat sakit, lebih sakit dari biasanya. Jadi nenek sudah malas keluar negeri lagi, lebih baik settle down di Jakarta, bersama cucu-cucu," kata neneknya sambil memijat-mijat lututnya. Neneknya bertubuh gemuk, tapi menurut Ethan, neneknya keren, sudah tua masih berpertualang, ya bukan berpetualang kehutan gitu sih.

"Bagus lah, lagian nenek udah pergi ke hampir semua negara," kata Ethan sambil mengangguk.

"Mama papa masih belum pulang?" tanya neneknya.

"Biasa pulang jam 8/9, kadang gak pulang," kata Ethan dengan santai.

"Tidak boleh hari ini, apa mereka gak mau nemenin nenek?" ujar neneknya lalu mengambil ponselnya dan mendial nomor orangtua Ethan.

Ponsel Ethan juga berdering. Tertulis Valencia dilayar ponselnya. Dia mengangkatnya.

"Halo Ethan? U dimana? Udah otw?" tanya Valencia setelah Ethan menaruh ponselnya dikupingnya.

"Ini udah mau otw," jawab Ethan.

"Sip! Cepet ya! Kita gak akan mau telat," ujarnya lalu menutup hubungan telfon mereka.

Ethan menaruh ponselnya dikantong celananya. Dia menunggu neneknya berteriak sebentar diponselnya lalu setelah selesai. Ethan berpamitan.

"Jangan pulang malem-malem ya!" teriak neneknya ketika Ethan sudah berjalan hampir keluar pintu rumahnya. Dipikir masih umur 13 tahun kali, benak Ethan. Ethan tersenyum pamitan kearah pembantunya yang membukakan pintu untuknya.

***

Ethan memencet rem mobilnya setelah sampai di mansion milik Valencia. Ethan menggapai plastik bertuliskan Charles & Keith dari belakang kursi mobilnya.

Entah kenapa dia malah teringat Judy ketika melihat sepatu merah itu. Ethan menaruhnya dibawah tempat duduk sampingnya, karena dia tahu Valencia akan duduk disana nanti. Dia memasuki gerbang mansion itu, memencet bel setelah sampai didepan pintu utama.

Seorang wanita berumur 40an keluar. "Den Ethan ya?" Ethan mengangguk. "Sebentar ya, neng Vale masih siap-siap. Silahkan masuk, tunggu didalam saja ya," kata wanita yang berprofesi sebagai pembantu itu lalu mengantar Ethan ke ruang tamu. Mansion ini sangat besar, dua kali rumah Ethan yang semua orang bilang sangat besar. Berbeda dengan rumahnya yang bertema modern, rumah ini lebih bermodel victorian.

Ethan melihat jam tangannya menunjuk pukul 19.40. Valencia bilang acaranya mulai jam 20.00.

20 menit setelahnya Valencia baru keluar. Ethan jamin dia akan protes karena disuruh tunggu selama itu tapi setelah melihat Valen yang memakai dress selutut berwarna hitam dengan wajah yang sangat cantik, Ethan langsung kehabisan kata-kata.

Valen mengiriting rambut panjangnya dibagian bawah saja. Dia tersenyum pada Ethan. Jujur saja Ethan belum mengenal Valen sama sekali, dia hanya pernah jalan sekali. Mereka bertemu karena Jason yang mengenalkan mereka. Jason berkata Valen benar-benar tipe Ethan, dan benar. Dia tinggi, baik, pintar berbicara, ceria, dan cantik.

The Haunted SchoolWhere stories live. Discover now