[18] • Perbincangan Direktur dan Jul⚜️

66 27 11
                                    

👋 Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
_____________________________

HAPPY READING ^_^_____________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana sekolah terlihat sangat sunyi. Saat ini, seluruh siswa sedang belajar di kelas dan ada juga yang sedang berlajar di kelas penjurusan. Vincent, sang direktur utama sedang berbincang dengan Jul. Direktur dan Jul sedang menatap lingkungan sekolah dari balik jendela ruangan Direktur, ditemani segelas teh hijau di tangan masing-masing.

"Kapan kamu akan mengakhiri semua ini?" tanya Jul tanpa mengalihkan pandangan dari jendela, kemudian ia menyeruput tehnya.

"Tidak sekarang," jawab Direktur.

"Kamu harus segera mengakhiri semua ini," sambung Jul. Kini ia menatap wajah Direktur dengan serius.

Mendengar perintah Jul, membuat Direktur menghela napas berat. "Jangan terbu-buru, takutnya ada yang curiga."

"Tapi Gar, kasihan mereka. Kamu harus ingat, mereka adalah kita," sambung Jul.

"Pelankan suaramu dan berhentilah membahasnya. Nanti anak-anak mendengarnya."

"Apakah mereka semua sudah saling jujur, tentang kemampuan yang mereka punya?" Jul kembali bertanya.

Direktur menganggukkan kepalanya. "Mereka semua sudah saling jujur. Saat ini, tinggal Leoni saja yang belum memahami kemampuannya," jelas Direktur.

"Sebentar lagi juga dia akan menyadarinya. Menurut ingatanku hari ini, kalau tidak salah."

Tok... Tok...

Suara pintu ruangan Direktur diketuk. Jul dan Direktur saling pandang, lalu dengan cepat Jul menyembunyikan tehnya di bawah meja. Kemudian Jul pun mengambil kemoceng yang ada di atas meja dan berpura-pura sedang membersihkan ruangan. Takut ada curiga, jika melihat Direktur Utama dan seorang bersih-bersih, mengobrol bersama dalam satu ruangan.

"Masuk," titah Direktur.

Terlihatlah Afgara bersama keempat temannya. Melihat kehadiran lima remaja itu, membuat Direktur dan Jul sangat terkejut. Rasanya, kaki mereka terasa lemas. Mereka khawatir, kelima remaja mendengar perbincangan mereka tadi.

"Maaf Direktur, kedatangan kami kesini untuk mengambil nilai tes seperti biasa," ucap Afgara.

Benar saja, hari ini adalah jadwal pengambilan nilai seperti biasa. Hanya saja Direktur lupa akan hal itu. Padahal mereka sudah menjalaninya selama dua bulan. Nilai tes penjurusan, sesuai kemampuan masing-masing.

"Jelaskan semua hal yang baru saja kalian dengar," perintah Direktur dengan wajah datarnya. Dia sangat yakin, kelima remaja itu mendengar pembicaraan mereka.

Mendengar perintah Direktur, membuat kelima remaja saling pandang. Mereka yang awalnya berpura-pura tidak mendengar apapun, ternyata mereka ketahuan menguping didepan pintu ruangan Direktur.

Go Back In Time [ON GOING]Where stories live. Discover now