[10] • Ellio Yuranda?⚜️

136 60 39
                                    

👋 Hai-hai semuanya, ketemu lagi :)

❗Jangan Lupa Vote dan komen

❗Tandai typo

HAPPY READING ^_^
_______________________________

HAPPY READING ^_^_______________________________

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

PART 10 : Ellio Yuranda?

Sunyi adalah ungkapan yang biasanya di ucapkan saat mendengar kata 'Kuburan'. Namun, ternyata ungkapan itu tidak hanya untuk kuburan, tapi juga untuk kelas. Saat ini ruangan kelas X1 terlihat sangat sunyi. Tidak ada satu pun orang di dalamnya. Afgara menatap ruangan kelas dengan sangat kebingungan. Beribu pertanyaan bergentayangan di kepalanya.

"Di mana semua orang?"

Itulah yang saat ini ada di pikirannya. Batinnya bertanya-tanya, di mana semua orang.

Bel masuk telah berbunyi lima menit yang lalu, namun belum ada satu orang pun yang masuk ke dalam kelas. Afgara yang awalnya berlari menuju kelas, karena takut terlambat. Justru, ternyata dia adalah orang pertama yang memasuki ruangan kelas.

Afgara melangkahkan kaki keluar kelas. Memastikan apakah ada siswa lain yang akan berjalan menuju kelas. Namun, apa yang dia lihat? Suasananya sama seperti di dalam kelas. Tidak ada satu pun orang yang berlalu lalang. Afgara berdecak kesal, melihat susana sekolah gila ini. Iya, menurutnya sekolah ini gila. Tidak seperti sekolah biasanya.

"Kenapa Brother?" ucap seseorang di dekat Afgara.

Afgara langsung mengalihkan pandangan ke asal suara. Terlihat di hadapannya ada seorang siswa laki-laki yang sedang bersandar di tiang teras kelas.

"Sejak kapan dia ada di sana?" batin Afgara.

"Sejak tadi," ucap siswa laki-laki itu.

"Apa? Apa dia bisa membaca batin seseorang?" Afgara kembali membatin.

"Kurang lebih seperti itu. Ini kemampuan dari lahir," sambung siswa laki-laki itu sembari tersenyum hangat.

Afgara mengerutkan kening. Ia merasa bingung sekaligus takjub. Baru kali ia bertemu dengan orang yang bisa membaca batin. "Sungguh menakjubkan," ungkap Afgara di dalam hati.

"Terima kasih, matamu juga menakjubkan," ucap siswa itu, kembali menampakkan senyum manisnya.

"Hah?" Afgara sangat terkejut mendengar perkataan siswa laki-laki itu. Bagaimana siswa laki-laki itu tau dengan kemampuan melihat yang dia punya.

Afgara memperhatikan penampilan siswa itu dari ujung rambut sapai ujung kaki. Terlihat pakaian anak itu tidak rapi. Kemeja putihnya ia keluarkan dari celananya. Bahkan almamater nya saja tidak ia kenakan. Afgara saat ini berusaha untuk tidak membatin. Ia tidak mau lagi sampai di dengar oleh orang ini.

"Namaku Ellio Yuranda, panggil saja Yura. Kalau namamu?"

Tiba-tiba anak itu memperkenalkan dirinya dan mempertanyakan nama Afgara.

Go Back In Time [ON GOING]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora