"Aku yang bakal bawa, Dhega."
"Kamu gila, Bayu? Kamu gak mikirin anak-anak?
"Aku atau kamu yang gila? Aku atau kamu yang gak mikirin anak-anak?"
Sedari ia kecil Ibunya selalu memarahinya dengan alasan jika ia harus berguna dan tidak merepotkan orang...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
“Aku hanya ingin anak-anakku menjadi orang yang berguna.”
🍂
•Malam itu saat pertengkaran kembali terjadi
“Kenapa kamu gak nungguin Dhega juga, Rosa? Dia udah nunggu satu jam di sana. Apa kamu gak kasian?”
“Aku buru-buru, Bayu ... Aku harus ke rumah sakit buat check up kesehatannya Shadan.”
“Kamu 'kan bisa nungguin dia selesai?”
“Cukup, Bayu ... Lagipula sekarang dia udah pulang 'kan?”
•Malam itu saat pertengkaran kembali terjadi
“Kamu gak bawain Dhega bekal, Rosa?”
“Kok kamu nanya aku? Tanya Mbak Nur ... Dia 'kan yang tiap hari siapin bekalnya.”
“Kamu lupa Mbak Nur ijin pulang kampung? Harusnya kamu yang siapin ... Shadan aja kamu bawain, kenapa Dhega enggak?”
“Kamu udah beliin dia makan 'kan? Terus ngapain masih berantem cuma karena bekal Dhega?”
“Cuma kamu bilang? Kamu egois, Rosa.”
•Malam itu saat pertengkaran kembali terjadi
“Rosa seragamnya Dhega kenapa belum kamu setrika?”
“Aku buru-buru, Bayu ... Aku di kejar waktu buat ketemu sama clien.”
“Punya Shadan bisa kamu setrika, kenapa punya Dhega enggak?”
“Kenapa harus aku terus, Bayu! Aku juga sibuk!”
“Karena kamu Ibunya, Rosa!”
🍂
Begitu banyak kenangan yang terekam selama perjalanan asmaranya dengan Rosa. Enam tahun ia habiskan bersama dengan wanita yang ia cintai dalam hidup dan matinya. Hingga kala itu Bayu pun berhasil menjadikan wanita itu tujuan akhir dalam hidupnya.
Rosa adalah wanita yang cantik dan rajin. Bahkan wanita itu selalu saja mampu membuat Bayu terpesona. Dikaruniai dua anak lelaki, saat itu juga Bayu merasa jika hidupnya begitu bahagia. Bahkan ia tak mampu berhenti mengucapkan rasa terima kasihnya pada Tuhan.
