Problem Solved

98 5 1
                                    

"Ini checkup terakhir ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ini checkup terakhir ya. Semoga kamu ngga perlu balik lagi ke sini Naren".
Ucap Om dari Dante itu. Naren memang kembali melakukan cek kesehatan dengan Omnya Dante tersebut.

"Thanks ya Om. Aku balik dulu nganterin Naren".
Ucap Dante yang tersenyum tengil pada Omnya itu.

"Lihat itu Naren, kamu yakin temanmu itu bisa jadi dokter kalau kelakuannya seperti itu".
Sindir dokter itu.

"Udahlah om, nanti juga ponakan om ini jadi dokter paling tampan".
Ucap Dante sambil menarik pelan tangan Naren untuk keluar dari ruangan itu.

"Tampan aja ga cukup buat jadi dokter Dan".
Ucap Naren kala keduanya berjalan melewati lorong rumah sakit. Dante mencebik mendengar itu. Temannya akan mulai menasehatinya.

"Iya gue tau Ren. Lo pikir gue mau main-main. Gue udah bertekad, jadi ngga akan gue sia-siakan kesempatan gue".
Dante berjalan masuk ke dalama lift diikuti oleh Naren.

"Mau ambil dimana emang?"
Tanya Naren. Dia belum sempat menanyakan ini pada temannya.

"Singapore. Gue cuma mau ambil kedokteran di universitas yang ada di Singapura".
Naren mengangguk. Dia rasa keputusan Dante benar. Singapura termasuk negara yang memiliki dokter-dokter berbakat dan terpercaya.

"Gue ngga kayak Erlan yang ambil sistem hybrid. Kemungkinan seratus persen gue pindah ke Singapore selama masa perkuliahan. Dan selama itu juga kita ngga akan bisa ketemu ".
Naren mengernyitkan dahinya.

"Kamu bisa pulang saat libur semester bukan?"
Tanya Naren. Bukan hal yang sulit bagi Dante untuk bolak-balik antar dua negara itu. Bahkan cowok itu bisa pergi pagi dan pulang malam jika dia ingin.

"Papa ngga kasih izin. Sejak awal dia minta gue buat terusin usahanya tapi gue tolak. Sebagai anak satu-satunya, gue dituntut buat jadi penerus keluarga tapi gue ngga mau".
Pintu lift terbuka. Keduanya berjalan menuju basemant rumah sakit itu.

"Papa marah besar dan usir gue".
Ucap Dante yang diselingi dengan tawa miris anak laki-laki itu.

Keduanya berhenti berjalan. Naren menatap Dante yang terlihat murung itu. Dia tau, Dante tidak bisa jauh-jauh dari Indonesia. Karena mamanya juga ada disini.

"Papa larang gue buat pulang sebelum buktiin kalo gue berhasil dengan keputusan gue. Cuma ada Om gue yang akan selalu membela gue".
Naren menepuk pelan bahu Dante. Laki-laki yang terlihat sering tertawa tanpa beban itu kini mulai beranjak dewasa.

"Lo pasti tau, saat itu juga gue ngga bisa ketemu mama. Karena papa pasti ngga izinin mama buat nemuin gue".
Dante menghela nafas.

"Jadi kemungkinan besar gue pulang ke Indonesia itu 4 tahun kemudian? Atau mungkin gue harus lanjutin studi gue. Karena gue yakin saat itu gue belum bisa jadi dokter".
Dante tertawa membayangkan masa depannya sendiri. Keputusannya, apapun yang akan terjadi dia akan ambil risiko itu.

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now