Varro menunjuk pipinya, "kiss".

Alora melotot dan memukul lengan Varro, Varro mengasuh kesakitan.

"Gue minta cium bukan pukul"

"Gak malu Lo minta cium di kafe hah"

Varro tersenyum, "iyaa gak di kafe, berarti di apartemen boleh kan?"

"Mesum Lo!"

***
Varro dan Alora sedang berada di bazar jajanan, Alora mengajak Varro menonton Drakor bersama, jadi sebelum itu Alora mengajak Varro membeli beberapa makanan. Di bazar ini juga ada makanan Korea yang di jual, Alora sangat senang melihat nya.

"Varro, beli tteokbokki" ucap Alora menarik ujung jaket Varro.

Varro tersenyum lalu mengangguk mengiyakan, Alora tersenyum senang dan langsung menarik tangan Varro untuk ikut dengan nya mendekati penjual tteokbokki.

Bruk

Seseorang tidak sengaja menabrak Alora dan membuat Alora hampir terjatuh, untung saja Varro dengan sigap menahan tubuh Alora.

"Alora"

Alora menoleh ke arah Rey, cowok itu lah yang menabraknya.

"Maaf gue buru-buru Lo gapapa kan?" Tanya Rey ingin menyentuh Alora, namun di tepis terlebih dahulu oleh Varro yang menatap tajam Rey.

"Jangan sentuh cewek gue!" Desisnya.

Rey terkekeh,"masih cewek kan? Masih bisa gue rebut".

Bugh

Satu pukulan mendarat di pipi Rey sehingga tersungkur, orang orang yang berada di sana memekik ketakutan dan terkejut.

"Jangan mimpi!" Ucap Varro.

Varro langsung menarik tangan Alora untuk kembali pulang ke apartemen nya, walaupun dalam keadaan emosi Varro tetap menarik Alora dengan lembut, agar gadisnya tidak takut dengannya yang emosi.

Selang beberapa menit mereka sudah berada di kamar apartemen Varro, mereka emang niat menonton Drakor di situ. Sepanjang jalan pulang dan sampai sekarang, Varro masih diam dengan wajah yang di tekuk.

Alora masuk kedalam kamar, ia baru saja mengganti pakaian dengan kaos milik Varro dan celana pendek milik Varro juga, tadi. Pakaiannya basah karena saat bertabrakan dengan Rey, es yang di bawah Rey tumpah dan mengenai dirinya.

Alora naik ke atas kasur, dan mendekati Varro yang sedang duduk bersila tangan bersedekap, dan bersandar di kepala kasur dengan wajah di tekuk. Alora mengusap rambut Varro.

"Bayinya Lora kenapa?" Tanya Alora lembut.

Varro langsung memeluk Alora dan menyembuhkan kepalanya di ceruk leher Alora dan mendusel disana.

"Kesel sama Rey anjing" adunya.

Alora mengelus rambut Varro, "dia gak bisa rebut gue, kan gue punya Lo".

"Jangan pergi Ra, gue mau sama Lo terus".

"Iyaa Varro"

Gue juga mau sama Lo, tapi gue gak janji gue juga mau pulang Varro

****

Alora terbangun saat dadanya terasa sesak, ia melirik kepala Varro yang tertidur dengan kepala yang berada di dada dan tangan yang memeluk erat pinggangnya. Alora melirik jam, mereka berdua gagal menonton Drakor karena ketiduran sekarang sudah pukul sembilan malam, perut Alora berbunyi. Ia sudah lapar, pasti Varro juga.

Alora mengubah posisi Varro dengan hati hati, takut cowok itu akan bangun. Alora berjalan menuju dapur, ia membuka kulkas melihat apa saja yang ada. Alora berwow saat melihat isi kulkas Varro yang hampir lengkap,

Alora teringat ucapan Raisa, bahwa Varro sangat suka telur dadar. Alora akan memasakkan itu saja lebih cepat dan simpel. Alora pun berkutat dengan alat dapur hingga beberapa menit kemudian telur dadar buatannya pun jadi dan sudah di letakkan di meja makan lengkap dengan nasi hangat dan sambal untuk cocolannya.

 Alora pun berkutat dengan alat dapur hingga beberapa menit kemudian telur dadar buatannya pun jadi dan sudah di letakkan di meja makan lengkap dengan nasi hangat dan sambal untuk cocolannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Siap, bangunin Varro dulu"

Alora menuju kamar, ia melihat Varro yang sudah duduk dengan rambut acak-acakan.

"Darimana?" Tanya Varro dengan suara khas bangun tidur.

Alora menghampiri Varro dan mengecup pipi cowok itu sekilas membuat mata Varro terbuka sempurna, yang awalnya masih mengantuk langsung berubah menjadi tidak.

"Udah di kiss kan"

Cup

Varro mengecup pipi Alora juga, membuat gadis itu tersenyum.

"Udahh bangun, gue udah masak ayo makan"

"Lo masak?"

Alora mengangguk, "cuci muka dulu gue tunggu di meja makan" setelah itu Alora keluar dari kamar, Varro berjingkrak kegirangan.

"Serasa punya istri gue"

****

Varro menatap binar telur dadar di hadapannya, aromanya sangat nikmat dan membuat rasa laparnya bertambah dua kali lipat. Alora mengernyitkan dahinya saat Varro tidak mengambil makanannya.

"Kok gak makan? Gak suka?" Tanya Alora.

"Suka, gue suka telur dadar" jawab Varro.

"Lah terus?"

"Lora gak peka"

Alora tertawa, ia paham sekarang Varro minta di ambilkan makanannya. Alora pun memberikan piring berisi nasi dan telur dadar untuk Varro.

"Cocok udah jadi istri gue, nikah yok Ra".

"Lo ngajak nikah kayak ngajak beli cilok Var"

Selesai makan, Alora mencuci piring kotor di bantu dengan Varro. Varro tadi sudah membujuk Alora agar dirinya saja yang mencuci piring Karena Alora sudah memasak dan sekarang giliran dia, namun Alora menolak akhirnya mereka menyuci piring bersama.

Selesai mencuci piring, mereka berdua kembali ke kamar. Alora menghidupkan televisi membuka Netflix untuk menonton Drakor.

"Gue gak bisa tidur, nonton Drakor aja ya" ucap Alora memilih Drakor yang akan di tonton.

Varro membaringkan tubuhnya, "hm gue temenin Lo nonton aja".

Alora mengangguk, Varro merentangkan tangannya Alora tersenyum dan menghampiri Varro memeluk cowok itu sudah menjadi candu baginya, Alora merubah posisinya jadi bersandar pada dada bidang Varro sembari menonton Drakor yang mereka tonton.

"Ra, apapun yang terjadi kedepannya gue mau kita tetap sama sama ya" ucap Varro tiba-tiba.

Alora mengangguk,"siap, dan apa pun yang terjadi kedepannya Lo harus terima ya".

Siap gak siap suatu saat Varro akan tahu siapa dirinya, apa nanti kalau Varro tahu akan membenci Alora? Karena dia bukan pemilik asli tubuh Alora.

Varro mengangguk, "apapun takdir kedepannya,kalo masih sama Lo gue terima"

Varro mengecup puncak kepala Alora lama, malam itu mereka menghabiskan waktu bersama maraton Drakor. Alora tidak peduli jika ia tidak pulang, toh kan mereka juga tidak peduli .

****

Ayokk vote komen komen komen

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Where stories live. Discover now