Number Ten

88.3K 4.6K 86
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

***
"Varro"

Rey dkk terkejut melihat kehadiran Varro yang mencekal tangan Rey. Varro menatap tajam Rey, ia menghempaskan tangan Rey lalu memukul rahang Rey hingga tersungkur. Hal itu membuat sekitaran mall menjadi ricuh.

"Jangan berani Lo sentuh cewek gue" Tekan Varro.

Ucapan Varro dengan nada penuh penekanan dan keseriusan membuat Rey dkk terkejut bukan main. Apalagi mereka tahu bahwa Alora tidak akan pernah berpaling dari Rey, namun ucapan Varro?.

Rey mengusap ujung bibirnya yang berdarah, ia di bantu bangun oleh Elang dan Gerry. Ia menatap sinis Varro, ntah mengapa ia merasa marah mendengar kata kata yang tadi di lontarkan oleh Varro.

"Cewek murahan ini cewek Lo? Rendah banget selera lo" ejek Rey.

"Haha bener, asal Lo tau ya Alora ini udah dari lama ngejar Rey sampe ngemis ngemis" sambung Elang.

Alora menahan gejolak yang ingin saja meledak, ia berusaha mengatur emosinya yang sangat mudah meledak ledak ini.

"Iya gue gak yakin kalo dia tulus sama Lo!" Ucap Figo menunjuk Alora.

"Lo tau hal lalu sama sekarang gak?" Tanya Alora santai bagaimana pun ia harus meluapkan emosinya sesantai mungkin.

Alora bersedekap dada, "sini gue jelasin, Rey itu masalah lalu yang suram bagi gue. Sebuah hal yang gak harus gue inget dan gak harus gue ungkit. Cukup gue ambil pelajaran aja, sekarang gue sadar ngejer cowok gak berguna, kasar, lemah dan bodoh kayak Lo buang buang waktu berharga gue. Kalo waktu yang sampe hari ini belum ngebuktiin gue bisa lepas dari cowok sialan ini, yaudah Lo pada tunggu sampe hari raya monyet pun gue jalanin, emang nyatanya gue udah gak suka sama dia" jelasnya.

Rey mematung mendengar ucapan panjang itu, seperti ada yang mengacak acak pikiran dan hati nya.

"Gak usah sok deh Lo Al, hidup Lo itu bergantung sama bang Figo dan Rey!" Sinis Elang.

"Tau apa Lo tentang hidup gue? Urusin hidup Lo dulu baru boleh ngatain hidup gue, kalo gak ada  geng butut kalian, hidup Lo juga hampa kan?"

Alora terkekeh kecil saat melihat mereka semua yang terdiam, Alora menarik tangan Varro. Varro menatap sinis Rey dan berucap..

"Urusan kita belom selesai"

***
Kini Alora dan Varro berada di rumah makan untuk makan siang. Mereka duduk berhadapan dan menikmati makanan masing masing.

"Lo beneran suka sama Rey?" Tanya Varro.

Alora mengangguk,"dulu waktu masih bodoh" jawabnya.

Varro terkekeh,"dari tatapan dan ucapan Rey sama yang lain, Lo di benci".

Alora menghentikan makannya untuk menatap Varro,"mau di benci atau nggak gue gak peduli" cetusnya.

"Kalo Lo butuh sesuatu kasih tau gue ya?"

Alora mengernyitkan dahinya,"Lo siapa gue?"

"Gue udah bilang, Lo gak akan lepas dari gue Alora"

Alora terdiam, tiba tiba dering handphone milik nya membuat dirinya menoleh dan langsung mengangkat nya.

"Mau ketemu?" Tanya Alora.

"Hm ada yang harus gue bahas secara langsung"

"Oke tempat biasa"

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang