#8

116 15 1
                                    

serigala masih mengejarnya. Langkah terakhirnya terhenti, kakinya menginjak daratan yang kosong.

"ah? jurang.."

Halilintar terjatuh bersama para serigala, seketika mata Duri terkejut ia tercengang. Belum sempat memikirkan cara menyelamatkan abangnya itu, eh malah sudah jatuh duluan. Bodoh banget gumamnya,

Duri mengulurkan akar-akar durinya. Ia ikut turun ke bawah jurang dengan tekad yang kuat demi menyelamatkan abangnya, Halilintar. Di malam yang gelap, ber modalkan cahaya bulan purnama yang menyinari dengan minimnya cahaya. Mau tak mau ia harus siap menghadapi apa yang akan datang.

***

"ABANG HALI!!!!"

Teriakan Duri bergema di dalam jurang itu, sungguh gelap dan hanya menyisakan bangkai serigala. Para serigala yang sudah tewas, menyisakan darah-darah yang berceceran di tanah. Membuat bau busuk yang tak akan pernah mau Duri hirup, ia berjalan terus menerus menyitari setiap sudut jurang.

Raut mukanya kini terlihat seperti ketakutan, ia gemetar. Dengan nada suara yang bergetar ia terus menerus memanggil nama abangnya itu,

"Abang Halii"

"Bang Lintarrrr"

"Abang??"

Teriakan terakhirnya membuatnya putus asa, tapi ia benar-benar harus mencari abangnya itu. Kalau Bang Hali tidak ada, bagaimana ingin kembali ke dunia asli? Begitu pikirnya di sepanjang jalan.

Kunci Halilintar sekarang adalah Duri, karna yang mengetahui seluk beluk tentang dunia ini ya dia. Langkah kaki Duri bergema bersama getaran tanah, getaran itu semakin lama semakin keras menimbulkan beberapa pasir berjatuhan.

"Hah, apa ini sedang terjadi gempa bumi dadakan?."

Firasat Duri mulai tidak enak, bersama dengan getaran yang rasanya mengguncang bumi ini. Duri menoleh ke belakang, melihat apa yang terjadi. Matanya membulat sempurna, tapi juga mengecil karna terkejut―

"DURI, CEPAT LARI!"

Dari belakang terlihat Halilintar yang sedang berlari secepat kilat, berusaha kabur dari sesuatu hal yang besar.

"Hah-"

Tak sempat mencerna apa yang terjadi, tiba-tiba ada makhluk yang sangat besar seperti ular. Ular kali ini berbeda, ia sangat besar dan terbuat dari batu- HEWAN APALAGI INI YATUHAN!?! gumamnya, baru saja kabur dari serigala sudah dikejar ular.

Halilintar meraih tangan Duri, membawanya ikut berlari dalam kecepatan kilatnya.

"Bodoh, kau ini malah berdiam." Halilintar berkata kepada Duri, membuat Duri hanya bisa tersenyum tertekan.

Mual rasanya wak, apa ini yang namanya mabok darat? Pikirannya kali ini jauh diluar prediksi.

Tiba-Tiba Duri mendapatkan sebuah ide, ia membisikkan idenya kepada Halilintar. Dengan nafas yang mulai tak beraturan, Halilintar hanya bisa mendengarkan dan meng iyakan saja.

"Aku punya ide bang, aku akan membuat jaring penghalang untuk penutup. Agar Ular aneh itu bisa terjebak!"

"Tapi kan dia terbuat dari batu, ya bisa hancurlah."

𝐌𝐄𝐑𝐏𝐀𝐓𝐈Where stories live. Discover now