EDISI BERENAM PT.2

125 17 9
                                    

Sesuai dengan rencana semalam, kini Seno, Raka, dan Setya sedang bersiap untuk ke pasar membeli beberapa bahan yang tidak ada di kosan.

"Jangan sampai ada yang kelupaan yah bang" ucap Yohan yang dibalas acungan jempol oleh Seno.

"Yeay ke pasar" ujar Setya kegirangan.

"Aku juga pengen ikut" beda halnya dengan Rio, bocah itu malah tertunduk lesu sambil memeluk Yohan.

"Kamu di sini aja sama bang Yohan sama bang Jehi juga" ucap Raka.

"Jangan sedih dong, nanti aku beliin es krim deh, tapi bang Raka yang bayar" ujar Setya berusaha menghibur sahabatnya.

Mendengar namanya disebut sontak Raka membelalak kaget. "Lah kok gua cil?"

"Udahlah sekali kali nggak apa-apa" ucap Seno sambil menepuk pundak Raka.

Raka pasrah saja, daripada nanti Rio makin sedih. "Iya deh nanti abang traktir"

Terlihat seyuman Rio merekah. "Beneren bang?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Raka.

"Oke deh kalau gitu aku tunggu di sini"

"Loh belum berangkat toh?" tanya Jehian yang baru saja keluar.

"Nih nge bujuk bocil dulu" ucap Yohan memperlihatkan Rio yang masih setia memeluknya.

"Ini mau berangkat" ucap Seno sambil menaiki motornya dan disusul oleh Setya.

"Yaudah hati hati"

Seno dan Raka mulai menjalankan motornya masing-masing.

****

Sesampainya di pasar ketiganya berjalan beriringan sambil melihat sekeliling.

"Beli apa dulu bang?" tanya Raka bingung.

"Ayam dulu lah" jawab Seno yang sedang menggandeng tangan Setya.

Ketiganya berjalan ke arah pedagang ayam potong.

"Mas ganteng mau beli ayam?" tanya pedagang itu yang dibalas anggukan oleh Seno.

Langsung saja Seno memilih beberapa ayam potong. Ketika hendak menentukan ayam yang akan dibeli, tak lupa Seno menanyakan kepada penjual mengenai harga ayam tersebut.

"Berapa harganya kalau sekilo, bu?"

"Empat puluh ribu mas"

"Nggak bisa kurang, bu? Tiga puluh lima deh" ucap Raka berusaha bernegosiasi.

Pedagang itu tampak berpikir sejenak. "Tiga puluh delapan deh. Gimana?"

"Yaudah bu saya ambil dua kilo yah" ucap Seno.

Langsung saja pedagang itu mempersiapkan belanjaan Seno.

"Bang Raka kayak emak emak suka nawar" celetuk Setya yang sedaritadi hanya memperhatikan kedua abangnya.

"Yeu kan biar hemat, cil. Sisanya bisa buat beli yang lain"

"Beli es krim kan?" tanyanya dengan semangat.

"Elah ingat aja nih bocil" batin Raka.

"Iya buat beli es krim" malah Seno yang menjawab.

Setelah selesai dengan urusan ayam ketiganya sibuk membeli bahan bahan yang lain juga, termasuk es krim.

****

Sementara itu dikosan ketiganya hanya fokus dengan ponsel masing-masing.

"Loh, foto apa nih?" tanya Jehian saat melihat satu foto yang terlihat asing di galerinya.

KOMPLEK NEO HARAPAN [END]Where stories live. Discover now