WEEKEND

119 18 10
                                    

Setelah orang tuanya pergi Jehian berjalan masuk ke kosan. Sesampainya di dalam dia melihat Seno, Raka, dan Yohan diam sambil menatap dirinya.

"Napa si?" tanya Jehian heran.

"Ternyata lu orkay yah, pantesan nggak pernah gua liat lu ngeluh soal duit" ujar Yohan.

"Yang kaya orang tua gua bukan gua"

"Sama aja ogeb"

Jehian mengambil kresek besar dari ibunya itu. "Nih ada makanan dari nyokap gua"

Seno menerima kresek itu. "Makasih Je. Ayo masuk"

Keempatnya bergegas menuju ruang makan.

"Mereka mau kesini lagi, Je?" tanya Raka

"Katanya si gitu"

Setelah makan mereka kembali beraktivitas seperti Yohan yang menjemur pakaiannya, Raka sedang mencuci piring, Seno dan Jehian membersihkan kosan.

****

Benar saja yang di ucapkan orang tua Jehian kalau mereka akan kembali ke kosan. Buktinya sekarang Jehian dan ibunya sedang berada di ruang tamu.

"Je, ayo siap siap sana" ajak ibunya.

Jehian mengerutkan keningnya. "Siap siap kemana, mi?"

"Kita jalan jalan, udah lama juga nggak quality time bertiga" jawab ayahnya yang baru saja dari kamar mandi.

Memang benar keluarga kecil itu sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama karena orang tua Jehian yang gila kerja dan dirinya juga yang jarang pulang.

"Yaudah bentar aku ganti baju dulu"

Setelah itu dia bergegas menuju kamarnya.

Tak menunggu waktu lama Jehian sudah siap dengan setelan baju kaos berwarna abu-abu, celana jeans hitam, dan jaket denim yang senada dengan celananya.

Seno, Raka, dan Yohan melongo melihat penampilan Jehian yang sangat berbeda dari biasanya.

"Ini beneren si Jehian bocah SMA yang biasanya bodo amat sama penampilan?" bisik Yohan ke Raka.

"Beda orang kayaknya" jawab Raka.

Seno yang mendengar itu sontak memukul pelan pantat keduanya. "Heh ngawur kalian!"

"Gua keluar bentar yah bang" pamit Jehian.

"Iya hati hati"

Jehian pun berjalan ke arah ruang tamu dan diikuti oleh yang lain di belakang, mau nganter sampe ruang tamu katanya.

"Jehiannya kita pinjam dulu yah" ujar ibu Jehian sambil merangkul pundak anaknya.

"Iya tante bawa aja" ucap Raka.

Keluarga kecil itu berjalan ke arah mobil yang sudah terparkir rapi di depan. Setelah semuanya sudah masuk, ayah Jehian menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tujuan pertama mereka adalah sebuah restoran untuk mengisi energi sebelum melanjutkan perjalanan.

"Gimana sekolah kamu disini, Je?" tanya ayahnya di sela sela makan.

"Lancar kok pi"

"Kamu udah ada plan setelah lulus mau lanjut ke mana?" kali ini ibunya yang bertanya.

"Aku mau lanjut kuliah disini aja"

"Yaudah kalau mau kamu gitu, nanti biar papi bantuin yah"

Jehian hanya menganggukkan kepala dan kembali fokus pada makanannya.

KOMPLEK NEO HARAPAN [END]Där berättelser lever. Upptäck nu