"Oh ya? Dari namanya aja udah cantik, hm bunda jadi penasaran sama orangnya. Kamu bawa dong ketemu sama bunda" ucap Raisa.

"Besok Varro bawa bunda".

"Gak sabar bunda ketemu calon mantu ".

"Pantas ayah tunggu di bawah gak datang datang, asik ngobrol ternyata " cetus Jhony.

"Astaga bunda lupa, kan mau panggil kamu untuk makan malam" ucap Raisa menepuk keningnya.

"Udah udah pakai baju kamu Varro, ayo kita makan bunda udah masak kesukaan kamu itu".

Ini lah keluarga yang banyak di lihat orang, keluarga menyeramkan dan suram karena sebagai mafia. Nyatanya tidak, Jhony dan Raisa bersepakat sedari dulu tetap menciptakan kehangatan di keluarganya walaupun terlahir di dunia gelap .

****

Keesokan harinya, Varro sudah menunggu Alora di depan gerbang mansion Gelard. Pintu gerbang terbuka menampilkan Alora yang baru saja keluar.

Varro membantu Alora memakai helm, Alora pun menerima saja perlakuan Varro.

"Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Alora.

"Mansion keluarga gue".

"Mau macem-macem Lo sama gue?!" Tuduh Alora.

"Hush pikiran Lo, ya nggak lah gue gak sebrengsek itu. Ayo naik".

Alora mendengus lalu naik ke atas motor Varro. Varro menuntun tangan Alora agar memeluknya.

"Biar gak terbang".

****

Alora turun dari motor Varro saat sampai di depan mansion  keluarga Varro. Alora memandang mansion tersebut, ia kagum dengan bangunan mewah dengan warna elegan. Aura khas mafia sudah di tebak.

"Ayo ikut gue"

Alora mengikuti Varro hingga ke halaman belakang yang cukup luas, ia memasuki tempat khusus untuk latihan menembak.

"Hari ini gue mau ajarin Lo cara pake senjata" jelas Varro.

Alora menatap Varro girang, "serius?".

Varro mengacak rambut Alora gemas, "iyaa serius, ntah kenapa gue punya firasat Lo atau kita berdua akan ngelawan sesuatu yang berbahaya kedepannya, jadi gue mau ngajarin pakai senjata"

Alora mengangguk paham, Varro menjelaskan satu persatu jenis senjata yang akan di ajarkan oleh Varro. Alora malah gagal fokus menatap Varro yang sangat tampan. Ntah kenapa Varro hari ini terlihat lebih waw gitu.

"Lihatin senjatanya Alora"

Alora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ya ampun seperti tertangkap basah saja malunya.

"Gue tau kok gue ganteng"

Alora memutar bola matanya malas, "pede amat Lo".

"Tapi bener kan?" Tanya Varro menaik turunkan alisnya.

"Udahh ah, ayo ajarin gue udah gak sabar nih" elak Alora.

Varro terkekeh, ia menarik tubuh Alora agar mendekat. Varro mengajari Alora dengan detail, mulai dari cara memegang, cara membidik musuh dan cara menembak. Untung saja Alora tipe orang yang gampang paham.

Dua jam berlalu, Varro bertepuk tangan saat Alora sudah paham semuanya.

"Good girl" ucapnya mengacak rambutnya Alora.

"Ishh berantakan" kesalnya Alora.

"Kalo Lo udah jago, gue ada hadiah buat Lo" ucap Varro.

"Hadiah apa?" Tanya Alora penasaran.

"Rahasia, makanya Lo harus semangat latihannya"

"Ck Lo ma gitu rahasia rahasia gak asik"

Varro meletakkan senjata yang di pakai Alora untuk menembak barang barang di depan kembali ketempat nya. Ia menautkan tangannya pada tangan Alora.

"Ayo masuk, Lo laper kan kita makan. Bunda hari ini masak banyak"

"Orang tua Lo di rumah?" Tanya Alora sembari mereka berjalan beriringan masuk ke dalam mansion.

Varro mengangguk,"tadi lagi di luar makanya Lo gak lihat".

Alora mengangguk paham, sesampainya di meja makan Varro menarik salah satu kursi untuk Alora duduk. Alora tersenyum sebagai ucapan terima kasih.

"Varro mana perempuan itu?" Tanya Raisa saat tiba di meja makan.

"Ini Bun, Alora"

Alora berdiri kembali untuk menyalimi tangan Raisa, "Alora, Tante"

Raisa tersenyum, "bunda aja".

Alora tersenyum canggung,"iya bunda".

"Kamu lebih cantik dari yang bunda kira" puji Raisa.

Alora tersenyum, "bunda lebih cantik, Alora kira bunda kakak nya Varro"

Raisa tersenyum malu, "awet muda dong berarti bunda,  yaudah ayo makan sama sama"

Mereka duduk di kursi masing-masing sembari menikmati makanan yang tersedia.

"Gimana masakan bunda enak gak?" Tanya Raisa.

Alora mengangguk cepat, "enak banget bunda, jadi makanan favorit Kota sih ni"

Raisa tertawa kecil menanggapi nya, ia menatap anaknya yang terus melihat ke arah Alora.

"Varro semalam cerita tentang kamu"

Varro menatap bundanya, "bunda" Raisa hanya tertawa sungguh senang mengejek putranya itu.

Selesai makan bersama, Raisa mengajak Alora berbicara. Raisa bercerita tentang dunia gelap. Bukan maksud menakuti, hanya saja agar Alora menerima Varro tanpa membenci apalagi ketakutan.

"Tenang aja bunda, Lora juga jago berantem dan suka dunia gelap"

Tiba tiba Varro datang dengan wajah di tekuk, "bunda udahan dong ngajak Alora ngobrol, gantian Varro"

"Kamu ini ganggu saja, yaudah bunda ke atas dulu yaa"

"Iyaa bunda"

Alora tertawa mengejek Varro, "baru tau Lo itu manja!".

Varro mendengus, "gue bakalan gitu juga sama Lo". Varro menidurkan tubuhnya dan menjadikan paha Alora sebagai bantalnya.

"Kenapa gitu?" Tanya Alora.

"Karena gue sayang sama Lo Alora, makanya ayo pacaran sampe kapan hubungan kita tanpa status"

Alora terdiam, "gue juga sayang sama Lo, sayangnya kita beda dunia anjir, tapi apa gue terima aja? Kalo waktu nya pas gue bakalan cerita" batin Alora.

"Iya"

Varro mendongak menatap Alora, "iyaa apa?" Tanya Varro.

"Iya kita pacaran Varro"

Varro tersenyum lebar ia menyampingkan tubuhnya dan memeluk Alora, menenggelamkannya wajahnya di perut rata gadis itu, pipi Alora memanas selama hidupnya baru kali ini ia merasakan jatuh cinta, sialnya sama cowok fiksi pula. Lantas bagaimana kedepannya hubungan mereka? Batinnya.

Varro melepas kan pelukannya dan beranjak lalu berlari menuju atas.

"BUNDA VARRO PUNYA PACAR!"

Alora melotot mendengar teriakan Varro.

***
"Lily kita dimana?" Tanya Syera menatap gedung tua yang sangat menyeramkan.

"Di dalam ada orang yang bakalan bisa bantu kita" jawab Lily.

"Kamu beneran kita culik Alora?"

Lily mengangguk, "lo siap kan sama rencana kita?"

Syera mengangguk dengan seringai tipis "siap"

****

Aduh makin kesini couple kita makin lucu 😖

Satu kata buat Varro dong!

Mau nantang kalian komen sampai di atas seratus aku bakalan up lagii

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Where stories live. Discover now