35. Tigapuluh lima

2.6K 255 3
                                    

Setidaknya tiga bulan belakangan ini waktu yang Marvel habiskan untuk tidak sekolah, jika ditanya Marvel jelas merindukan moment bersekolah nya. Namun karena James yang masih terlalu cemas dengan keadaan bungsunya, alhasil Marvel hanya bisa menurut karena ini juga bukan hanya keputusan James, namun juga keputusan yang lain. Duduk bersila di pangkuan James, sudah dari tadi mereka sampai di area sekolah, namun saat akan turun. Sang Ayah justru langsung mengangkat badan nya ke atas pangkuan pria itu. Dan lagi saat ia mengatakan akan sekolah dan sebentar lagi masuk. Pria itu justru mengatakan jika bungsunya belum siap sekolah dan harus menunggu satu minggu lagi. Karena dirinya belum pulih sepenuhnya.

Dan katakan siapa yang tidak kesal, padahal dirinya sudah menunggu nunggu moment untuk kembali bersekolah. "Daddy sebentar lagi aku telat. Jadi biarkan aku keluar, nanti aku balik cepet deh." Alibi. Hanya itu yang bisa ia lakukan. Agar bisa terbebas dari dekapan sang Ayah.

James menghela nafas pelan, pria itu mengecup lembut kedua pipi berisi si bungsu. "Ingat, pulang nanti langsung telpon Alpha. Atau yang lain, jangan menunggu di tempat yang sepi. Dan jangan mau di ajak orang yang tidak di kenal, jika situasi tak memungkinkan untuk kabur. Gunakan apa yang sudah Dad, dan yang lain ajarkan pada mu--"

"Stop Dad, aku tau. Aku tau," Marvel menyela ucapan James membuat pria itu menatap bungsunya datar.

"Jangan sungkan untuk melukai seseorang jika kau sudah terpojok. Ingat ini baik baik, jika kau tak bisa membuat orang yang melukai terluka karena mu. Maka jangan salahkan aku jika orang itu mati." James berujar tegas. Di tarik nya tekuk leher si bungsu. Lalu membubuhkan kecupan di pelipis dan dahi sang anak. Baru kali ini seorang James merasa sewaspada ini.

"Mengerti kan apa yang aku ucapkan pada mu tadi?" Marvel mengangguk kaku, setelah beberapa detik tadi terdiam mendengar ucapan sang Ayah. Ia akui setiap ucapan yang keluar dari mulut pria itu, maka dalam waktu dekat semuanya akan terjadi sesuai yang di katakan pria itu.
James terus menatap punggung mungil yang kian menghilang di Koridor sekolah. Hingga Range-Rover hitam milik James keluar dari area lapangan sekolah. Berhenti sejenak guna memberikan sebuah kode pada para bawahan nya yang James tugaskan mengawasi bungsunya di area sekolah.

"Di mengerti tuan. Selamat menjalankan hari mu," Tak mengindahkan ucapan tegas sang bawahan, James menaikkan kaca mobil nya lalu kembali melajukan Range-rover dengan kecepatan tinggi.

Marvel Berdiri di depan mading sekolah, mencari di mana kelas nya saat ini. Karena Marvel sudah menginjak kelas 11 yang artinya dirinya akan ganti kelas. Di mana kelas 11 terletak di lantai tiga. Asik mencari namanya yang ternyata berada paling atas. Tersenyum simpul saat melihat marga Andromedes di belakang namanya. Jika saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini dirinya hanya memakai nama depan nya saja.

"11 MIPA 1. Kelas unggulan terbaik di AND' School, dan lagi kita sekelas!!" Pekikan Zean yang baru saja hadir di sebelah Marvel, namun seperdetik kemudian bunyi geplakan terdengar kala Clein menampar bahu pemuda itu. Marvel lantas langsung memekik girang mendengar jika mereka satu kelas.

"Yuk masuk. Nanti kita duduk bertiga," Clein tersenyum lebar langsung menggenggam tangan Marvel yang berada di kanan nya dan menggenggam tangan Zean yang berada di kiri nya. Hingga mereka bertiga berjalan beriringan mencari kelas baru mereka. Hingga rombongan kelas 11 MIPA 1 menjadi heboh karena kedatangan Marvel.

"Hy, kita satu kelas lagi," Itu Leo, si dingin yang satu kelas dengan Marvel saat kelas 10. Kini pemuda itu terlihat paling antusias melihat kehadiran sosok yang selalu membuat nya kagum sedari awal berada di sekolah ini. Marvel bertos ria dengan Leo membuat keadaan kelas baru mereka lantas hening seketika. Tidak biasanya Leo seheboh ini melihat kehadiran Marvel. Apalagi dengan akrabnya Marvel memeluk Leo erat, membuat pemuda dingin itu tersenyum lebar, di usap nya punggung Marvel. Membuat hati dingin Leo menghangat.

MARVELO ANDROMEDESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang