Gudang Dan Amira

Mulai dari awal
                                    

Tapi jika di lihat langsung sangat aneh dan di luar nalar, pikir nya.

Hanya tidak sengaja menabrak Amira bisa di hajar sampai babak belur begitu? Sangat berlebihan kan.

Karna itu tadi dia menghentikan perbuatan Erick, yah bonus nya mempermalukan Amira tentu saja.

Bisa saja dia langsung membunuh Amira namun Tecna masih tidak ingin gegabah
Bagaimana pun Amira adalah protagonis utama cerita, dia tidak ingin membuat efek yang terlalu besar akan kehadiran nya terlalu awal.

Lagi pula di mana kesenangan nya kalo Amira mati begitu saja.

Sebelum dia berurusan dengan protagonis ini, ada baiknya dia berurusan dengan Bara. Pemeran utama pria.

Awalnya dia ingin Bara menjauh dari sang adik, tapi melihat kejadian di sekolah tadi membuat nya memikirkan rencana baru.

Para pemain, semua nya berjalan karena
Memang alur cerita nya begitu. Karena kehadiran nya yang cukup kuat, makanya alur tadi melenceng. Kalau tidak pasti sudah terkena efek kupu kupu.

Dia akan menarik Bara, membuat berjodoh dengan Gissel.

Karena halo protagonis sangat kuat, dia tidak bisa berurusan langsung dengan Amira. Tapi bukan tidak ada cara.

Ya, dia akan menggunakan Bara selaku protagonis utama cerita. Dia akan membuat Bara sendiri menghancurkan protagonis utama cerita ini, yaitu Amira.

Untuk yang lain nya dia masih tidak memikirkan nya, karena mereka hanya figuran.

Hanya satu hal lagi, dia belum bertemu dengan antagonis pria dalam cerita. Dia harus hati hati dengan tokoh yang satu ini.

Jika Gissel yang di butakan oleh cinta maka lain halnya dengan Antagonis pria, antagonis ini membenci Bara. Lebih tepatnya Ayah Bara.

Dia hanya membalas kan dedam pada Bara melalui Amira.

"Hm... "

"Seperti nya aku yang harus mencari tau tentang tokoh yang satu ini" ucap nya melamun menatap atap.

"Tokoh apa kak?"

"Arrghhh..." teriak Tecna langsung bangkit dari duduk.

Tecna yang melihat Gissel Menyengir tanpa dosa, dia memegang dada nya Yang berdetak kencang dan jantung nya yang hampir saja copot karna terkejut.

"Gissell!!" Teriak Tecna menatap tajam pada adik nya.

"Hehe... Piece..." cengir nya menunjuk dua jari sing piece.

Melihat cengiran polosnya Tecna tak jadi marah. Dia membuang nafas kasar, jantung nya sudah mulai berdetak normal.

"Mau ngapain?" tanya Tecna kembali rebahan.

"Bosan ~ " jawab nya sambil ikut merebahkan diri di samping sang kakak.

Tecna hanya berguma sebagai balasan, Gissel cemberut. Kakak nya ini tak peka sekali, pikir nya.

"Kak bosan ~ " Gissel kembali merengek.

" Ck, terus?" dia jengah melihat Gissel yang merengek.

"Ishh... Gak peka sekali lah kakak gue yang satu ini" sindir nya pada Tecna.

"Gak usah drama, kalo apa apa tu bilang" kata Tecna sinis.

Gissel memayungkan bibirnya, "Dih, lo pikir lo cantik kek gitu?" ejek Tecna.

Tukar tambah kakak boleh gak sih? Kesal Gissel tuh.

"Ayok jalan jalan" ajak Gissel.

"Malas" jawab Tecna singkat. Dia menutup matanya, hari ini dia sangat lelah. Lebih tepatnya pikiran nya yang lelah.

"Ishh... Ayok jalan jalan!!"  Gissel semakin menjadi mengajak Tecna keluar.

Tecna menghela kasar nafas sekali lagi.
"Ck, yaudah ayok. Mau ke mana emang nya?" akhirnya dia mengalah akan keras kepala Gissel.

"Yeehh... " Gissel memekik senang, tidak sia sia dia merengek. Sedang kan Tecna dia hanya menggeleng kan kepala nya melihat tingkah Gissel.

...

Saat ini Tecna sedang berada di perpustakaan sekolah, wali kelas nya meminta nya untuk mengambil kan buku pelajaran yang belum ia miliki.

"Terimakasi" ucap Tecna pada ibu penjaga perpus, yang di balas sama sama oleh nya.

Dia berjalan menuju kelas nya, jaraknya lumayan jauh karna kelas 11 ada di lantai dua dan perpustakaan berada di lantai satu belum lagi sekolah ini sangat luas.

Dia melewati koridor yang kosong. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat, itupun mungkin mereka ada pelajaran olahraga.

Saat ingin berbelok menuju tangga lantai dua. Dia melihat orang yang familiar menurut nya, yang pergi diam diam ke belakang sekolah.

Tecna menimbang apakah dia akan mengikuti orang itu, karena tingkahnya sangat mencurigakan. Akhirnya setelah dia bergelut dengan pikiran nya dia pun mengikuti orang itu dan sampai ke belakang sekolah.

Dia melihat ada gudang tak terpakai di situ, seperti nya tempat peralatan sekolah yang tak layak di pakai lagi.

Dia pun berjalan mendekati gudang, mengambil jalan menuju jendela yang penuh debu.

Sayup sayup dia mendengar suara yang seperti tamparan, dia pun mengintip. Dia pun cukup terkejut apa yang di lakukan orang yang di ikuti tadi.

Kemudian dia mengambil ponsel nya dan merekam kejadian yang ada di gudang hingga selesai.

Tecna menyeringai dan pergi meninggalkan gudang itu dengan puas.

.

.

.

"Gue pesen mie ayam satu sama es jeruk ya" kata Gissel pada Lily.

Saat ini mereka berada di kantin , Gissel kembali bergabung bersama kakak nya dan teman kakak nya itu.

"Oke, lo Na, pesan apa?" tanya Lily, hari ini makanan dia yang bayar. Setelah berunding, mereka akan membayar makanan yang mereka pesan secara bergantian. Agar adil.

"Em... Batagor aja deh, minuman nya lemon tea yah" kata Tecna.

Lily memberi sing oke dengan jari nya dan menarik Nadine untuk menemani nya memesan makanan.

"El, tadi kamu ada keluar kelas gak sebelum istirahat?" tanya Tecna sambil menatap sang adik yang tengah bermain dengan ponsel nya.

"Loh kok kamu tau aku ada keluar kelas tadi" ucap Gissel terkejut menatap kakak kembar nya.

Tecna mengangguk "keluar ngapain?" katanya lagi.

"Ke toilet doang kok" balas Gissel.

"Oh".

"Emang kenapa sih?" bingung Gissel.

"Lihat aja nanti".

Gissel menyipitkan matanya.Kembaran nya ini sangat mencurigakan,pikir nya.

Renungan batinnya terpotong karna Lily dan Nadine sudah kembali dengan pesanan mereka.

Mereka pun makan dengan Tenang, terkadang Tecna akan sibuk mengotak atik ponsel nya. Gissel penasaran tapi di mengacuhkan nya, siapa yang tidak akan sibuk dengan ponsel nya di waktu luang?

Para pembaca yang terhormat alangkah baiknya membaca sambil mem vote bintang di bawah 😊

...








Transmigrasi Ke Dalam Novel  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang