Adrea mendongak. Kali ini berani menatap mata gelap itu yang juga menatapnya balik. Adrea diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Ashland yang melihat keterdiaman gadis dikukungannya sedikit heran. Alisnya menukik memunculkan garis samar didahinya.

"Aku tidak suka mengulang perkataanku, Adrea." Kata Ashland dingin.

Adrea mengerjap. Ia langsung menunduk merutuki kebodohannya yang justru malah membuatnya terlihat seperti orang pe'ak.

Mendongak kembali, Adrea menelan ludahnya kasar kala matanya bersitatap dengan mata gelap Ashland yang kali ini lebih seram dari sebelumnya. Aura pria itu begitu kental hingga membuat Adrea merasa terintimidasi seperti ini.

Sebelum bicara Adrea menghela nafasnya pelan berusaha tenang.

"Aku tidak mengerti dengan rencana yang kau maksud? Tapi aku tidak pernah berfikir kesana, aku tidak merencanakan apapun sama sekali." Jawab Adrea memang wajah serius agar pria itu percaya.

Ashland tampak tidak puas dengan jawaban yang ia berikan. Wajahnya masih datar dan tatapannya masih dingin tapi Adrea berusaha tenang agar pria itu yakin ia tidak berbohong.

Ashland merendahkan tubuhnya, menempatkan bibirnya didepan telinga gadis itu. "Aku tidak menyukai kebohongan. Jadi berhati-hatilah karna kau berada dipengawasanku." Tubuh Adrea menegang mendengar bisikan tersebut. Dalam pengawasan? Apa pria itu akan mengawasi segala gerak geriknya? Tapi untuk apa? Ia bahkan tidak berbuat sesuatu yang akan menjerumuskannya kepada pria itu.

Adrea tidak terima. Ia ingin memprotes tapi suaranya kembali tertelan kala kedatangan seseorang.

"Apa yang kalian lakukan?!" Tegur Nathan yang muncul dari balik lorong. Pria itu menatapnya dan Ashland bergantian, tatapannya menyiratkan ketidaksukaan yang cukup kentara saat melihat Ashland. Mungkin karna hubungan Nathan dan Ashland yang tidak baik.

Nathan berjalan mendekati mereka. Ashland menjauh dari Adrea lalu bersandar pada tiang sembari mengunyah permen karet. Tatapannya datar tampak tidak bergairah dan bosan akan menghadapi drama yang Nathan ciptakan sebentar lagi.

"Kalian ngapain disini?" Keduanya tak menjawab membuat Nathan beralih melihat Adrea. "Lo telat?" Tanya Nathan mendapat anggukan dari gadis itu.

Nathan menghela nafas. Lalu beralih melihat sosok lain yang bersandar pada tiang.

"Kalian..." Tatapan Nathan menyipit curiga melihat Ashland dan Adrea. Apalagi ia tadi memergoki posisi keduanya yang terbilang sangat dekat. Adrea yang mengerti langsung menyangkal.

"Kami nggak ngapa-ngapain."

Nathan tampak tak percaya.

"Yang tadi itu apa?" Tanyanya agak jengkel.

"Kami tadi itu-"

"Ciuman."

Adrea melotot. Ia langsung menatap Ashland horor.

Si anjeng!

Nathan menoleh padanya dengan raut terkejut.

"Lo sama dia..."

Adrea memaksakan bibirnya tersenyum padahal aslinya sangat ingin mengorok wajah tampan Ashland menggunakan parutan dirumahnya. Lihatlah wajah tak berdosa pria itu setelah menfitnahnya! Begitu menyebalkan.

"Lo beneran ngelakuin itu? Sama dia?" Tatapan Nathan meredup saat menunjuk Ashland.

Adrea menggaruk pipinya gatal, kenapa jadi drama sekali seolah dirinya berada diposisi gadis yang ketahuan berselingkuh.

"Intinya gue nggak ngapa-ngapain, okey? Gue nggak bohong tapi terserah lo mau percaya atau enggak. Gue pergi," Adrea hendak melengos begitu saja namun dari arah barat ia melihat Buk Jenar berjalan hendak kearahnya. Buru-buru Adrea menarik Ashland dan Nathan bersembunyi dibalik pot bunga besar.

Nathan hendak bicara namun Adrea membekap mulutnya menginterupsi agar pria itu diam. Sementara Ashland ia malah heran kenapa ia juga harus ikut bersembunyi?

"Eh, mau kemana?" Tanya Adrea pelan seperti bisikan saat Ashland keluar dari persembunyian.

Pria itu menunduk, melihat Adrea yang berjongkok dibalik pot bunga. Tapi percuma saja bersembunyi pot bunga tersebut tidak keseluruhan menutupi tubuh gadis itu, sudah jelas pasti akan ketahuan.

"Tidak ada gunanya," Ujar Ashland datar sembari membuang permen karet dimulutnya lalu beralih mengambil benda nikotin disaku celananya, membakar ujung benda tersebut lalu menghisapnya hingga mengeluarkan kepulan asap. Ketahuan atau tidak pun ia tidak peduli.

Adrea rasanya ingin marah melihat sikap acuh pria itu tapi ah sudahlah suka suka dia.

"SEDANG APA KALIAN DISINI!" Suara lantang itu mengagetkan Adrea begitu juga dengan Nathan. Ashland sendiri hanya melihat sembari membuang rokoknya menyisakan kepulan asap samar diudara.

"Anu...kami lagi nyari cincin saya buk!" Bohong Adrea segera bangkit dan berpura-pura mencari benda tersebut yang nyatanya tidak ada.

"Kamu juga Nathan!" Kemarahan buk Jenar beralih kepada Nathan yang berdiri dibelakang Adrea. Pria itu hanya diam tanpa memberikan pembelaan, lalu mata Buk Jenar melirik kearah Ashland yang melihatnya datar.

"Kamu..." Tunjuk guru itu pada Ashland tak lama ia menghela nafas berat. "Sudahlah... Sebaiknya kalian kembali kekelas sebelum saya menghukum kalian! Apalagi kamu Adrea sudah telat merepotkan orang segala!" Heh anying! Cocotmu buk!

Punya dendam kusumat kah guru bertubuh gempal itu padanya? Kenapa hanya dirinya saja yang dimarahi sedangkan Ashland dan Nathan tidak! Tidak adil sekali. Apa karna guru itu masih mengingat perkara ia mencuri mangga dulu?

Bjirr pelit amat lagian juga punya sekolah. Jilid Adrea melihat buk Jenar sinis.

14 Maret 2024

14 Maret 2024

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lama ya?😭

Mohon maaf lahir dan batin yeorobun 🙏

Kalian ngerasa juga nggak si sama kayak aku kalau vibes ramadhannya kurang kerasa? Kadang suka lupa kalau puasaಥ‿ಥ

Seperti biasa aku updatenya malem 🤭

Selamat berbuka🙌

Ramein kolom komentar ya~

See you
Raraayyy16

Male lead AntagonistWhere stories live. Discover now