KANAKA

207 46 15
                                    

"Gue tuh gak ngerti apa yang ada di pikiran bokap gueeee!! Seenaknya jodohin gue sama cowok-cowok gak jelas macam begituuuu, lo tau gimana tampang Dante semalam pas ngelihat gue? Tengil banget anjing!!"

Teman di sebelahnya menyahut, "gue dengar Rajendra juga join ya?? Wah kalau gue jadi lo udah pasti langsung milih Rajendra sihh"

Seren mendelik pada sahabatnya, lalu kembali menghisap rokok ketiga yang dia isap hari ini, "gue ngomong apa, jawaban lo apaaa, gendeng!!"

"Emang kenapa deh, toh mereka semua ganteng-ganteng kan? Masa depan Lo terjamin sama mereka!!" Lolita menyahut keras, dia mengangkat sebelah kakinya naik ke atas kursi, duduk dengan gaya angkuh, sambil melihat-lihat sekitar, lalu pandangan matanya tertuju pada cewek berkacamata yang kebetulan lewat, "woyy cupu, beliin gue teh es dong, pake duit lo ya"

Seren hanya mendengus saja, tidak memperdulikan sahabatnya yang sedang memerintah semena-mena, "ganteng sih, tapi bukan selera gue"

"Selera lo yang kayak gimanaa, yang cupu kaya Dodit??" Lolita terkekeh, menunjuk cowok culun dengan kancing baju sampai atas, rambutnya disisir rapi kesamping, memakai kacamata besar, dan kelihatan gugup.

"Dodit, Seren suka sama lo nih!!" Teriak Lolita kencang, membuat Seren melotot dan dengan sengaja menendang kaki sahabatnya yang berada di bawah meja.

Dodit tergagap, menatap Seren malu-malu, membuat Seren balas melotot pada cowok itu lalu membuang wajah ke samping, "gak ada anjing, siapa juga yang suka sama lo!!"

Sedikit kecewa, Dodit bergegas pergi dari sana dengan langkah terseok-seok, Seren tidak heran lagi, cowok itu memang agak kelainan.

"Club' yuk malam ini" ajak Seren lagi pada Lolita yang baru saja menerima teh es dari salah satu siswi.

"Bayarin yaaa"

Seren mengangguk saja, mengerti kalau Lolita sedang miskin, bukan miskin dalam artian sebenarnya, tapi sahabatnya ini kepergok mabok oleh keluarganya, jadilah seluruh aset seperti kartu kredit, mobil, dan lainnya sedang di tahan oleh ayahnya, Seren geleng-geleng kepala, untung saja dia sedikit pandai menyembunyikan kenakalannya pada papa Rama, jika tidak bisa bernasib sama seperti Lolita.

Namun, kantin belakang yang biasanya hanya di isi anak-anak nakal yang ingin merokok macam Seren dan lainnya tiba-tiba saja ricuh.

"Kabur woy kabur, ketua OSIS sama pak Haris otw kesinii"

Seren terbelalak, bergegas berdiri dan menyembunyikan kotak rokok miliknya, sedangkan Lolita membuang asbak bekas mereka merokok, sayangnya karena panik Lolita malah menarik taplak meja yang berada disana sehingga menyebabkan piring juga cangkir teh es miliknya berjatuhan ke lantai, Seren terkejut, dia refleks mundur dan berakhir terpeleset ke belakang, jatuh dengan bokong menimpa lantai lebih dulu.

Suara deheman terdengar, "semuanya dia di tempat!!"

Seren memejamkan mata, mengumpat dalam hati karena dia gagal untuk kabur, di sebelahnya umpatan Lolita terdengar cukup jelas di telinga Seren, cewek itu memgumpat dengan menyebut nama binatang berwarna pink kesukaannya.

Seseorang mendekat, menarik sebelah tangan Seren, mengambil kotak rokok yang belum sempat dia sembunyikan dengan benar, "udah 3 kali dalam sebulan"

Seren mengangkat alis tidak mengerti, sambil menatap sosok ketua OSIS yang memandangnya datar dari bawah.

"3 kali lo tertangkap ketahuan ngerokok dalam bulan ini, itu yang baru ketangkap, yang belum ketangkap berapa banyak coba? Sesuka itu sama rokok??"

Telinga Seren dapat mendengar suara cekikikan Lolita yang menyembunyikan tawa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SERENIMONICAWhere stories live. Discover now