BAB 14

3.5K 47 0
                                    

Langit sore berganti menjadi malam, tidak ada bulan maupun bintang yang menghiasi langit malam. Hanya langit hitam pekat yang terpampang.

Seorang wanita dengan senyuman yang tidak pernah luntur di wajahnya sedang menata hidangan makan malam untuk keluarga kecilnya, yang dibantu oleh beberapa pelayan.

Grepp!!

Tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Patricia terkejut dengan hal itu, namun setelah melihat tangan mungil yang melingkar di pinggangnya ia langsung tersenyum.

"Mommy kemana aja sih?, Nanat kangen tau" ujar seorang gadis dengan manja.

Patricia membalikkan badan lalu membalas pelukan dari anaknya.
"Kan mommy udah bilang kalau mommy menjaga teman yang sedang sakit" ucapnya dengan menyelipkan anak rambut Natasha di telinga.

Natasha hanya mengangguk kepala mendengar ucapan yang di katakan oleh ibunya, lalu melerai pelukan itu.

Kalau di pikir-pikir sekarang hubungan Natasha dan Patricia tidak sehangat dulu, bahkan Patricia tidak pernah bertanya tentang keseharian Natasha sekarang.

Tidak seperti dulu, setiap hari pasti Patricia kepo dengan kegiatan keseharian yang di lakukan oleh anaknya itu.

"Ekhmm" terdengar suara seseorang berdeham.

"Eh honey..." panggil Patricia lalu menghampiri pria tersebut.

Saat Patricia ingin memeluknya, Leo langsung menghindar. Patricia menyeritkan dahi, bingung dengan tingkah suaminya.

Biasanya jika dia akan memeluk Leo pasti akan membalasnya lalu memberikan kecupan di kening dan bibirnya, tapi ini.

"Aku lapar, jadi ayo cepat makan!!" celetuk nya lalu mengisi piring yang ada didepannya dengan makanan.

Patricia dan Natasha menyusul duduk. Ia duduk di dekat Leo sedangkan Natasha duduk di depan Leo.

"Apa kau yang memasak ini? " tanya Leo kepada istrinya.

"Ya aku yang memasak, apakah ini enak? " jawab dan tanya Patricia dengan antusias.

"Tidak buruk" Leo menjawab dengan singkat lalu kembali fokus dengan makannya.

Patricia yang mendapatkan respon seperti itu merasa kecewa, namun ia berusaha untuk tetap tersenyum.

Natasha yang melihat interaksi keduanya, merasa kasihan dengan mommynya, pasti Patricia lelah menyiapkan makan malam sebanyak ini,yah walaupun di bantu oleh beberapa koki yang ada di mansion.

Tiba-tiba terselip rasa bersalah di hatinya. Dia merasa menjadi manusia paling jahat didunia, karena telah mencintai pria yang dicintai oleh mommy nya juga.

Bahkan ia sampai memiliki hubungan khusus dengan lelaki itu.
'Mom maafin Natasha,mommy pasti kecewa kalau tahu Natasha ada hubungan dengan suami mommy. Tapi disisi lain aku benar-benar cinta dengan pria yang berstatus suami mommy' ralatnya dalam hati.

Egois itu bukan sifat Natasha. Tapi entah kenapa ia sekarang menjadi egois. Di dalam lubuk hati terdalamnya ia ingin memutuskan hubungan itu.

Ia merasa hubungan ini tak akan bertahan lama, dan perasaan bersalah telah memenuhi hatinya, karena telah mencuri kebahagiaan mommy nya.

Tetapi seperti ada bisikan bahwa ia harus mempertahankan hubungan ini. Yah walaupun mereka berdua sepertinya sangat sulit untuk menjadi kita.

Makan malam diisi oleh keheningan, hanya suaranya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

Setelah makan malam selesai Patricia mengajak Leo dan Natasha ke ruang keluarga karena ada hal penting yang ingin ia bicarakan.

************

Disisi lain terlihat seorang pemuda bersama beberapa temannya sedang berada di salah satu club.

Suara dentuman musik terdengar menggema di dalam ruangan, bau pekat alkohol memenuhi indera penciuman.

"Aku benar-benar nggak nyangka Ed kamu masih berharap sama mantan kamu itu" ucap salah satu temannya.

"Ya jelaslah dia masih berharap, orang mantannya cantiknya nggak ngotak" celetuk temannya lagi.

"Iyakan, apalagi mommy nya, coba aja kalau belum menikah aku dengan senang hati mau menjadi pendamping hidup nya" balas teman yang pertama, Anggar nama pemuda tersebut.

"Yaelah selera kamu nggak banget, masak iya mau sama tante-tante, yah walaupun tante-tante nya cantik tapi nggak worth it banget" sela Temannya.

Brakk!!

Pemuda yang tadinya hanya diam menyimak langsung menggebrak meja didepannya, karena merasa terusik oleh obrolan temannya.

"Bisa diam tidak! " ujarnya dengan bahasa baku.

Mereka semua langsung kicep mengetahui bos mereka sedang marah.

Mereka memang membuat geng anak nakal dan berandalan, sifat brengsek mereka sudah menjadi ciri khasnya. Dan yang menjadi ketua atau bosnya adalah Edrick.

"Kalau kalian bertanya kenapa aku masih berharap dengan Natasha, jawabannya cukup simpel yaitu karena aku masih mencintai nya" ya pemuda tersebut adalah Edrick mantan kekasih dari Natasha.

"Cinta kamu bilang haha... Aku nggak salah dengar kan?, mana ada orang cinta tiba-tiba mutusin secara sepihak, mana alasannya nggak masuk akal lagi" hardik Anggar.

Teman yang lainnya mengangguk setuju. Edrick masih diam lalu meneguk minumannya di gelas sampai tandas.

"Kalau kalian tidak tahu menahu tentang itu, tidak usah banyak bicara!! " peringatannya lalu pergi meninggalkan tempat itu, dengan meninggalkan beberapa lembar kertas berwarna merah di atas meja.

"Woy Ed... Mau kemana nggak mau main dulu nih? " tanya temannya yang tidak di gubris oleh Edrick.

**********

"Aku mau ngomong sesuatu penting buat kalian" ucap Patricia dengan senyuman tak pernah luntur dari wajahnya.

"Langsung saja tidak usah basa-basi, aku lelah ingin segera tidur"

"Kamu kenapa sih? Sifat kamu berubah banget hari ini" tanya Patricia.

"Kan sudah aku bilang, kalau aku lelah, jadi jangan terlalu overthinking" balas Leo.

Patricia menghela nafas pasrah, lalu mulai angkat bicara.
"Baiklah aku akan to the poin langsung, aku sekarang sedang mengandung dan usia kandungku memasuki minggu ke 4" ujarnya dengan binar bahagia,lalu menyodorkan testpack dan amplop berisikan gambar janin didalamnya ke arah Leo.

Deg!

Jantung Natasha maupun Leo berpacu dua kali lipat lebih kencang dari biasanya. Lalu mereka saling pandang, dengan tatapan yang sulit diartikan.

I LOVE MY OWN STEP FATHERWhere stories live. Discover now