BAB 5

5.1K 65 2
                                    

Leo mematung di tempatnya saat merasakan bibirnya menempel di bibir Natasha. Namun dengan cepat ia tersadar.

Ia langsung berdiri dan menjauh merogoh ponsel yang ada di dalam kantong celananya.

Lalu menghubungi dokter pribadinya. Setelah menghubungi dokter, Leo menghubungi Patricia mengabarkan bahwa Natasha sakit.

Setelah selesai menghubungi ia menoleh ke arah Natasha, tiba tiba-tiba ia teringat kejadian barusan dimana bibirnya menempel dengan bibir Natasha.

Leo dapat merasakan betapa lembut dan kenyalnya bibir anak tirinya tersebut. Ia menghampiri ranjang Natasha, setelah dekat ia memperhatikan wajah itu dengan seksama.

Alis tebal, bulu mata lentik, hidung kecil dan mancung, lalu pandang turun ke bibir yang belum lama menempel di bibirnya.

Bibir tipis, berwarna merah ceri terdapat belahan di bagian bibir bawah, dan jangan lupakan kelembutan dan kenyalnya bibir tersebut.

Leo menggelengkan kepala untuk menghilangkan fikiran kotornya, kemudian ia berjalan ke arah sofa karena tidak aman untuk dirinya jika terus berdekatan dengan Natasha.

Kurang lebih dua puluh menit dokter pribadinya pun datang, dan memeriksa keadaan Natasha.

"Bagaimana keadaan nya dok? " tanya Leo setelah dokter itu selesai memeriksa Natasha.

"Ke adaan nya baik-baik saja, nona Natasha hanya demam biasa" jawab dokter itu.

"Lalu kenapa ia sampai pingsan? " tanyanya lagi.

"Itu karena nona Natasha tidak bisa menahan pusing jadi ia langsung pingsan ketika merasa pusing." papar dokter itu.

"Syukur kalau dia baik-baik saja"

"Oh ya tuan ada beberapa obat yang harus di tebus di apotek, saya sudah menuliskan resepnya. " ucap dokter itu lagi.

"Baiklah nanti aku akan menyuruh asisten ku untuk menebusnya. "

Dokter itu mengangguk lalu pamit setelah pemeriksaan selesai.

Tap.. Tap.. Tap...

Terdengar langkah kaki seseorang.
"Honey bagaimana ke adaan Natasha? " tanya wanita tersebut yang tak lain adalah Patricia.

"Natasha baik-baik saja, ia hanya demam biasa. Aku sudah menghubungi dokter untuk memeriksanya dan barusan pergi, aku juga sudah menyuruh asisten ku untuk menebus obatnya. " jelas Leo panjang lebar.

"Terimakasih honey kau sudah perduli dengan anakku. " ucap Patricia sambil mengelus kening Natasha yang panas.

"Tidak usaha berterimakasih, sudah aku bilang Natasha sekarang anakku juga jadi wajar jika sebagai ayah perduli dengan anaknya"

Patricia mengangguk kepala sambil tersenyum menanggapi ucapan Leo.

"Sshh... Mom"ucap seorang gadis dengan memegangi kepalanya.

" Sayang kamu udah sadar?"tanya Patricia sambil membantu anaknya yang hendak duduk bersandar di ranjang.

"Mom aku kenapa,kok bisa di kamar?"

"Kamu tadi pingsan sayang, kata dokter kamu demam"

Natasha mengingat-ingat apa yang terjadi, kemudian ia mengedarkan pandangan di kamarnya.

Betapa terkejut nya ia saat melihat Leo berada di dalam kamarnya yang sedang duduk di sofa.

Mata mereka saling bertemu, namun Natasha dengan cepat memutuskan kontak mata tersebut.

'Tunggu sebentar!, saat aku menaiki tangga kepalaku sangat pusing kemudian pandanganku menggelap dan aku kehilangan keseimbangan, tapi saat aku akan jatuh ada seseorang yang Menangkap Ku jangan bilang'

"Sayang kamu kenapa melamun?, apa masih pusing? " tanya Patricia.

Natasha langsung tersadar dari lamunannya.
"Ah sudah sedikit berkurang mom"

"Syukurlah kalau sudah mendingan yasudah sekarang kamu istirahat, mommy mau kebawa membuat bubur untuk kamu" ucap Patricia yang di angguk ki oleh Natasha.

"Dan jangan lupa ganti pakaianmu!!, tidak usah mandi dulu cukup cuci tangan dan cuci muka, karena badanmu masih panas. " jelas Patricia panjang lebar.

Kemudian ia berjalan menghampiri suaminya.
"Honey ayo keluar biarkan Natasha istirahat." ucap Patricia.

"Kau keluar saja dahulu, aku mau bicara dengan Natasha. " ucap Leo.

Patricia hanya tersenyum tanpa menaruh rasa curiga sedikit pun. Ia malah senang melihat suami dan anaknya mau berbicara empat mata.

Karena itu akan menghilangkan kecanggungan antara mereka berdua. Dan mereka bisa lebih akrab.

"Baiklah aku ke dapur dulu kalau begitu. " ucap Patricia lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah Patricia pergi terjadilah kecanggungan di kamar tersebut.
Leo menatap intens Natasha.

Natasha yang di tatap begitu intens oleh Leo pun merasa gugup.
"Apa kau sudah memiliki kekasih? " tanyanya dengan suara beratnya.

Pertanyaan macam apa itu, batin Natasha.
"Belum dad, aku belum memiliki kekasih. " jawab nya.

"Baguslah,berarti masih ada kesempatan."

What? Natasha tertegun dengan ucapan Leo.

I LOVE MY OWN STEP FATHEROnde histórias criam vida. Descubra agora