BAB (15) Perpisahan.

43 8 6
                                    

“Kau melaluinya sendiri? Itu sangat gila... mengapa tidak melaporkannya kepada pihak kepolisian?" In Yeop menatap Manda dengan mata yang berkilat marah.

"Aku takut dia menyebar foto tersebut jika aku berani memberontak. Wanita itu benar-benar sangat jahat! Dia tidak segan-segan untuk melakukannya. Dan jalan keluarnya adalah kepergianku." Manda menghela napas panjang, matanya yang basah penuh kelelahan dan ketakutan.

In Yeop meremas tangannya, mencoba menenangkan diri.
"Tapi aku akan mencoba untuk melepaskannya.” Manda mengalihkan pandangan, menatap In Yeop dengan tekad yang tegas.

"Aku akan merindukan tempat ini dan juga dirimu. Kau cukup menghiburku malam ini."

"Aku akan sangat merindukanmu! Kuharap, suatu hari nanti, kau bisa kembali untuk menemuiku. Aku akan setia menunggumu, carilah aku di tempat ini dan kau akan menemukanku!" In Yeop menahan air mata yang menggenang, suaranya bergetar.

Manda hanya tersenyum lemah, menyembunyikan kesedihan yang menghujam di hatinya.

(⁠ ⁠・ั⁠﹏⁠・ั⁠)

Di kediaman Kim Gyumin, suasana tegang terasa di setiap sudut. Ibu Gyumin mengetuk pintu dengan ketukan yang tegas.

"Gyumin, keluarlah! Kita harus bicara."

Gyumin memandang cermin, wajahnya penuh kebingungan dan amarah terpendam.
"Benar! Aku harus menyelesaikannya sekarang juga. Aku tidak ingin menyesal di kemudian hari!" gumamnya, lalu membuka pintu dengan keputusan yang sudah diambil.

"Turunlah, Ayahmu sudah menunggu!"

Setibanya Gyumin di ruang keluarga, Ayahnya duduk di kursi dengan ponsel di tangannya, tampak dingin dan berwibawa.

"Duduklah!" perintah sang Ayah, suaranya berat dan penuh otoritas.

"Nak, pernikahanmu dengan Park Ji Young akan segera dilaksanakan. Mengapa kau tidak mempersiapkan dirimu sendiri? Kau bahkan tidak pernah menemui calon istrimu," ujar Ibu, nada suaranya memohon.

"Gyumin tidak akan menikahinya! Untuk apa menikahi orang yang Gyumin tidak cintai. Ibu dan Ayah tidak bisa memaksa Gyumin untuk menikahinya!" Gyumin menggeram, matanya penuh kemarahan.

"Simpan ucapanmu itu! Ayah tidak membutuhkan keputusan darimu!"  Ayah menghela napas, tatapannya tajam seperti belati.

"Apa kekurangan yang Park Ji Young miliki? Dia setara denganmu. Lalu, apa yang kau cari?! Ayah tidak akan meminta pendapatmu, pernikahan ini akan segera dilaksanakan. Diam dan jalani semua ini dengan baik!" Suara Ayah menggelegar, menciptakan keheningan yang menakutkan.

Gyumin berdiri, suaranya lebih tenang namun penuh tekad.
"Jika itu yang ayah inginkan, aku akan pergi!" Langkahnya mantap menuju pintu, namun kemudian Ia berbalik.
"Aku berhak untuk memilih orang yang akan menjadi pasanganku, dan bukan dari keinginan kalian!" Bentaknya, sebelum meninggalkan ruangan.

Ayah berdiri, wajahnya memerah karena marah.
"Jika melangkahkan kakimu keluar dari rumah ini! Semua aset yang kau miliki akan Ayah blokir!" Teriaknya.

Gyumin tidak memperdulikan ancaman Ayahnya, Ia berjalan keluar rumah tanpa membawa apapun. Langkah Gyumin membawanya melewati Apartemen Manda.

︵⁠ヽ⁠(⁠'⁠Д⁠´⁠)⁠ノ⁠︵

Di depan apartemen Manda, Gyumin berdiri, menatap ke atas dengan mata yang berkaca-kaca. Ia mengingat kenangan yang menghantuinya, air mata menetes tanpa henti.

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz