7 DEMONS 1 ANGEL [ HIATUS ]

7D1A | 21

Tubuh kecil yang menghadap TV tadi berpusing menghadap abangnya yang duduk di sofa bersama sebekas bertih jagung. Tangan dia bawa cekak pinggang.

Hafiy tepuk dahi. " Oh no, she's going to be Dahlia! "

" You ni doktor ke nak cakap mata I juling, hah? " Dengan gaya lagaknya Helena lantang bersuara. Jari telunjuk tepat berada di dahi abangnya.

" Well, I bukan doktor. Tapi I bijak! " Balas Hafiy berani.

" Kalau you bijak syangat, berapa umur I?! " Marah Helena.

" Of course I tahu, soalan easy. Empat tahun. " Hafiy peluk tubuh, setakat soalan macam itu, arnab dia pun boleh jawab.

Helena kecilkan mata.

" Kenapa Milo warna cekelat? "

" Manalah I tah- "

Tak sempat Hafiy nak habiskan ayat, Helena tembak lagi dengan beberapa soalan yang agak tak masuk akal.

" Kenapa I syekolah tadika? Kenapa bola tu bulat? Macam mana mummy boleh kahwin? Kenapa abang Hifzan tak syekolah dengan I? Why? Macam mana syatu tambah syatu jadi dua, bukan tiga? "

Hafiy mati akal nak menjawab segala persoalan di luar planet Helena. Dia terdiam.

" You pun tak boleh jawab kan? " Helena sengih berlagak. Rambutnya dilibas ke belakang.

" Kalau I tak boleh jawab, macamlah you boleh. " Ucapan Hafiy itu membuat Helena pincing mata.

Seketika Helena ketawa jahat.

" Of course I can. " Dengan yakinnya Helena berbicara. Bertambah kembang pula hidungnya.

" How? " Tanya Hafiy tidak percaya. Tak mungkin budak tadika itu boleh menjawab semua soalan itu.

" Macam tu. "

Hafiy senget kepala. Tak faham.

" Apa yang macam tu? "

" You tanya I, how? Then, I jawab like that. You tak tanya I kenapa Milo warna cekelat. " Helena libas rambutnya buat kali kedua menunjukkan betapa bijaknya otak dia sekarang ni.

Hafhiz yang muncul secara tiba-tiba datang ke arah Helena dan mendukung adiknya itu.

" That's my beautiful. "

Helena pandang tempat lain. Malu teringat zaman kanak-kanak nya. Gedik betul.

" Kenapa Milo warna coklat? Kenapa? Why? " Hafiy mengajuk soalan Helena dulu. Suara dikepit sehabis baik.