[6] Dangerous

41 23 41
                                    

Ileana melangkah dengan pelan memasuki sebuah kafe yang sudah dibooking oleh si pemilik acara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ileana melangkah dengan pelan memasuki sebuah kafe yang sudah dibooking oleh si pemilik acara. Gadis itu memperhatikan seputarnya mencari keberadaan Alteza, karena hanya pemuda itu satu-satunya yang ia kenal.

"Ileana!" panggil Alteza yang berada di ujung kafe. Ileana dengan cepat berjalan menghampiri.

"Berdua? Yang lain belum dateng?" tanya nya, sembari duduk di sebuah sofa. Tempat yang ditujukan khusus untuk mereka.

Alteza menggeleng, air wajahnya tidak terlihat seperti biasanya. Ia terlihat lebih murung. "Belum, nikmatin aja dulu."

Ileana mengangguk sembari menilik sekitar, suasana tempat ini tidak berbeda jauh dengan acara pesta kemenangan malam minggu kemarin.

"Kamu kenapa? Ada masalah? Lagi sakit?" tanya Ileana bertubi-tubi melihat Alteza menidurkan kepalanya di atas meja. Orang yang selalu ceria tiba-tiba lebih banyak terdiam bukanlah sesuatu yang baik.

"Gakpapa, lagi ada sedikit masalah aja sama Keisha," jawabnya jujur.

Tak berselang lama, seorang waitress tiba-tiba datang menghampiri dengan membawa dua minuman dan dessert untuk mereka. Ileana mengulas senyum tipis padanya. "Terimakasih," ucapnya.

Beberapa sudah menit berlalu, hanya terdengar suara alunan musik. Temannya yang lain tak kunjung datang, dan Alteza malah mengabaikannya.

Ileana melihat sebuah jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul delapan lebih. Tidak tahu harus melakukan apa, ia menikmati makanan di atas meja sembari memainkan ponsel.

"Al, bentar lagi jam sembilan, kita gak jadi tampil? Yang lain gak dateng-dateng," tutur Ileana sudah mulai jemu.

Alteza mendongakkan kepalanya, memandang Ileana lekat. Suara langkah kaki yang mendekat membuat keduanya memalingkan perhatian ke arah seorang pria berjas rapi yang berjalan menuju tempat mereka.

"Maaf mengganggu waktunya, perkenalkan, saya Ren Valentino pengelola yang mengatur berjalannya acara disini," jelasnya sembari menunjukkan kartu namanya. "Kalian anggota Leisure yang akan tampil malam inikan? Para tamu sudah sangat menunggu kalian tampil, bisa untuk tampil sekarang?"

Ileana memandang Alteza, pemuda itu mengangguk setuju. "Beri kami waktu dua menit lagi, Pak. Untuk bersiap-siap," jawab Alteza.

Ren terdiam sejenak kemudian menganggut. "Baiklah, dua menit ya," ujarnya setuju, kemudian pamit undur diri.

Setelah kepergian pria tersebut, Alteza meneguk habis minuman yang berada di atas meja. Ia memandang Ileana tajam, "Kenapa lo gak hubungin yang lain dari tadi?" tanyanya datar.

Ileana mendengus, mendumel dalam hati, karena gue merasa gak kenal mereka, gak deket, bahkan gak tau wajah mereka.

Ileana memasang wajah malasnya, "Mereka kan udah tahu. Kenapa gak lo aja yang telepon mereka dari tadi?" jawabnya kesal, seolah-olah dialah yang salah disini.

Lintas Waktu Where stories live. Discover now