00. Rumah Sewa

20 3 0
                                    

GAWAT.

Ia ada janji wawancara pukul delapan. Sekarang pukul tujuh tiga puluh dan alarmnya baru berbunyi. Bagus, Jeon Wonwoo. Kalau begini caranya bagaimana dengan mimpimu untuk membeli apartemen di tengah kota, hah?

Campuran panik dan tergesa, Wonwoo langsung menyambar handuk setengah basah di atas kursi, beberapa setel pakaian yang sudah ia setrika sepenuh hati semalam, dan tanpa pikir panjang langsung berlari keluar kamar. Kakinya terantuk sesuatu di tengah jalan—sebuah benda padat berbentuk cekung yang menyerupai mangkuk atau baskom. Ah, peduli amat. Sudah tidak ada waktu untuk menggumulkan itu! Ia segera berlari menyusuri tangga, nyaris tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Tujuh tiga puluh, dan kamar mandi sudah terisi penuh.

"Hei, bisa kau tolong lebih cepat?" Wonwoo mengetuk dari luar. Harus ia akui, mencampuri urusan pribadi orang adalah hal yang ia benci. Tapi di rumah sewa ini semua penduduk saling mengenal, dan ia sudah sangat tergesa. Dan orang bisa melakukan apa saja saat ia sedang tergesa-gesa.

"Maaf mengganggu waktu privasimu, tapi aku ada wawancara kerja tiga puluh menit lagi dan seluruh hidupku bergantung pada ini. Bisakah kau, setidaknya, sebagai teman sewa yang baik, mendukungku sekarang?"

Kalimatnya menggantung dan hanya dibalas oleh suara pancuran air.

Wonwoo mendesah. Sepertinya proses negosiasi ini akan berjalan panjang. "Ayolah, siapa pun kau. Kalau kau keluar sekarang dan menyerahkan kamar mandi untukku, aku berjanji akan mencuci, menyetrika, menggosok bajumu selama sepekan penuh!"

Tetap tak ada sahutan.

Wonwoo bersandar pada pintu kamar mandi, mendesah pasrah. "Tolonglah ..."

"Sepekan penuh, ya?"

Tiba-tiba, terdengar suara menyahut.

Wonwoo langsung berdiri tegak, dengan semangat menyambutnya. "Iya, sepekan penuh!"

"Cuci, gosok, setrika?"

Ia mulai tak sabaran. "Iya, apa pun yang kau mau!"

Pintu terbuka. Soonyoung masih bertelanjang dada dengan rambut masih berbusa dan tubuh bagian bawah dilapisi handuk. Meski penampilannya berantakan, ia tersenyum cerah, gigi-giginya terpampang dan Wonwoo bersumpah, ia bisa melihat sisa-sisa odol di sana. "Silakan, masuklah. Aku akan menunggu di luar."

"Terima kasih."

Secepatnya, Wonwoo berusaha untuk membilas tubuh dari atas sampai bawah, menggosokan sabun dengan cepat—berharap itu terkena di seluruh badan. Lalu, menggosok gigi dengan kilat.

Ia kembali ke kamar dengan langkah tergesa, nyaris terpeleset di anak tangga keempat. Saat ia sudah mengenakan setelannya, memastikan tampilannya rapi di cermin, nyaris selangkah lagi sebelum keluar kamar, satu notifikasi menyala dalam ponselnya.


REMINDER

Wawancara Kerja

Senin, 16 Oktober 2023

08.00-09.00


Senin.


Ia melihat tanggalan pada ponselnya.


Minggu, 15 Oktober 2023


Ia nyaris tidak percaya dengan pandangannya sendiri.

Hari Minggu.

Ini menjelaskan mengapa alarmnya tidak berbunyi pukul enam seperti biasa, ini menjelaskan mengapa reminder dalam ponselnya baru datang—karena ia menyetel reminder itu untuk mengirim notifikasi tepat sehari sebelumnya.

Ini menjelaskan juga kenapa Soonyoung, si mahasiswa kedokteran yang super rajin itu, mandi di jam tujuh tiga puluh padahal ia biasanya sudah pergi pukul tujuh.

Wonwoo tertawa miris pada diri sendiri.

Tak lama, terdengar ketukan di pintu. Soonyoung datang sembari membawa tas jinjing berisi baju. "Oi, Kak! Aku hanya ingin memastikan kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu tadi. Ini, baju-bajuku, sudah kutaruh di sini. Cuci, setrika, dan digosok seminggu penuh, 'kan? Ah, jangan lupa pastikan semua wangi, ya. Aku tidak ingin datang ke kampus tampak seperti seorang pecundang yang tinggal di kamar sewa sempit dengan kamar mandi bersama. Bukankah akan terlihat menyedihkan?"

Lalu sambil terkekeh-kekeh, ia pergi meninggalkan kamar. Membiarkan Wonwoo ditelan kegelapan dalam kamarnya sendiri.

Menyedihkan.

Padahal ia sudah tergesa-gesa tadi.

Menyedihkan.

Padahal ia sudah berjanji pada Soonyoung.

Oh, Tuhan. Tidak adakah yanglebih menyedihkan dari ini? []

Fighting - Seventeen FanfictionWhere stories live. Discover now