50. Pesan Untuk Yang Dicintai

21.4K 2.2K 346
                                    

"Saking berharganya dia, aku sampai takut membuatnya kecewa

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Saking berharganya dia, aku sampai takut membuatnya kecewa."

Kinaan Alfarez Dirgantara

><

👑👑👑

"Semua jenis kebab dia suka. Tapi yang  paling favorit itu kebab turki."

Perkataan Hendri yang masih terekam jelas di otaknya membuat Farez nekat mencari makanan itu. Entah karena Rissa merasa sungkan untuk meminta atau karena Rissa tidak ingin menyusahkan Farez, wanita itu hanya diam, memandang derasnya hujan lewat jendela dengan raut wajah kecewa.

Setelah sekian lama di perjalanan mencari penjual kebab turki kesukaan Rissa, akhirnya Farez berhasil mendapatkan makanan itu dengan susah payah karena nekat menerobos derasnya hujan yang cukup berbahaya untuk berkendara.

Di sisi lain, sosok wanita yang berdiri di balik jendela tengah memandang halaman rumah dengan perasaan yang khawatir. Sejak tadi dia menanti kepulangan Farez. Tapi laki-laki itu tak kunjung muncul dari gerbang rumahnya.

"Farez mana sih?" gumam Rissa khawatir.

"Kok dia pergi nggak bilang? Kan bikin khawatir."

Kilat yang tiba-tiba menyambar di langit membuat Rissa terperanjat dan hampir terjatuh kalau tubuhnya tidak ditahan oleh bik Wanti. Wanita paruh baya itu menutup gorden jendela lalu mengajak Rissa agar duduk di sofa.

"Bik, Farez kemana sih? Kok pergi nggak bilang? Mana di luar hujan deras banget."

Bik Wanti, wanita paruh baya yang dulu pernah membantu Rissa menerobos keamanan rumah keluarga Dirgantara itu berusaha menenangkan Rissa dengan senyumannya.

"Tenang. Pasti sebentar lagi pulang," ucap bik Wanti sambil mengusap bahu Rissa menenangkan.

"Kalau mau keluar itu bilang kek. Kalau gini kan, bikin khawatir. Kalau dia kenapa-napa gimana?" gerutu Rissa kesal.

Bukan keinginannya menjadi wanita yang terlalu sensitif dan penakut, tapi hatinya sendiri yang mendorong perasaan takut dan khawatir itu muncul. Entah kenapa setiap detik jarum jam berputar, Rissa semakin menjadi gelisah.

"Assalamualaikum."

Rissa dan bik Wanti menoleh ke arah pintu bersamaan. Begitu melihat sosok laki-laki bermata hazel yang berdiri di ambang pintu, Rissa langsung beranjak berdiri lalu mendekati laki-laki itu.

"Farez, kamu kenapa?" tanya Rissa khawatir saat melihat baju Farez yang lusuh dan kotor. Tubuhnya basah kuyup dan wajahnya pucat pasi karena kedinginan di bawah guyuran air hujan.

My Alim BoyfriendOnde histórias criam vida. Descubra agora