08

16.7K 1.1K 21
                                    

¤¤¤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

¤¤¤

Hari sudah sore, tapi Geri juga belum pulang bahkan janjinya siang tadi akan mengantar makan siang tidak ditepati. Di luar juga hujan lagi, musim hujan memang benar-benar telah tiba, tiada hari tanpa hujan, entah saat pagi, sore atau malam turunnya.

Abian duduk didepan pintu, anak itu diam memandang tetesan air hujan yang jatuh dari genteng rumah.

Abian tak bisa mengerti, tapi perasaannya terasa gundah dan tak enak. Tapi ia tak tau alasannya apa, tapi Abian akui ia cemas pada Geri yang tak kunjung pulang, bahkan anak itu tak merasa lapar karena memikirkan abangnya.

Abian bangun saat melihat seorang ibu-ibu melintas depan kontrakan.

"Bu" Panggil Abian sedikit keras.

Ibu-ibu berpayung itu langsung mendekat pada Abian.

"Eh Bian, kenapa nak?" Tanya Ibu itu ramah.

"Ibu dari depan kan? Ada liat Bang Geri gak?" Tanya Abian siapa tau abangnya neduh karena hujan, makanya telat pulang.

"Ibu emang dari warung depan beli sapu, yang di rumah patah. Tapi gak ngeliat si Geri, didepan juga lagi ramai katanya ada yang tabrakan" Jawab Ibu itu sambil menunjukan sapu yang ia pegang.

"Oh kirain Ibu lihat, makasi ya Bu" Ucap Abian.

Ibu itu mengangguk dan pamit.

Abian menatap hujan, hatinya malah semakin cemas mendengar ucapan ibu tadi.

Abian menarik nafas dalam, lalu Abian tutup begitu saja pintu rumah tanpa dikunci, kakinya ia bawa pergi menerobos hujan. Hatinya tak bisa bohong, Abian tak akan tenang sebelum melihat sosok abangnya. Padahal Geri melarangnya keluar hari ini, tapi Abian dasarnya memang suka bebal.

Tubuh mungil itu mulai basah dengan air hujan, langkah kakinya ia bawa cepat menyusuri gang sempit.

"Eh Bian" Langkah Abian berhenti saat seorang pria paruh baya menghadangnya.

"Kamu cari Abang mu ya?" Tanya Pria itu.

Abian spontan mengangguk.

"Astaga, Abang mu ketabrak didepan waktu lari karena ketauan nyopet" Jelas Bapak itu.

Pria paruh baya itu sedikit menyanyangkan kelakuan Geri yang mencopet, tapi kasian juga saat melihat sosok Abian.

"Terus Abang dimana?" Tanya Abian cemas, anak itu mulai menangis mendengar perkataan bapak itu.

"Dibawa ke klinik kalau tidak salah" Jawab Bapak itu.

KATRESNAN [END]✔Where stories live. Discover now