[0] Opening

209 40 67
                                    

Warn!

Cerita ini pernah saya publish dengan judul sebelumnya (I'M Back) dan melakukan revisi untuk mempersingkat cerita.

Setiap teori yang ada di dalam cerita ini mungkin akan berbeda dengan teori pada umumnya demi keberlangsungan cerita.

Ambil positifnya dan buang negatifnya.

Note: Jangan terpaku pada prolog tetapi jangan melupakan prolog(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)

Selamat membaca Lintas Waktu dengan versi terbarunya.

Sebuah ruangan bernuansa putih yang dipenuhi dengan berbagai macam alat yang terlihat begitu asing

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Sebuah ruangan bernuansa putih yang dipenuhi dengan berbagai macam alat yang terlihat begitu asing. Bulu kuduknya seketika berdiri melihat seseorang tidak sadarkan diri berada di dalam sebuah tabung yang berisikan cairan berwarna biru.

Terdapat sebuah benda berbentuk lingkaran dengan lampu berwarna merah yang terus berkedip menutupi bagian kepalanya.

Beberapa orang mengenakan jas putih berjalan mendekatinya. Ileana menelan ludahnya kasar, kakinya terasa berat untuk melangkah.

Rasa cemas dan takut seketika menjalar memenuhi hatinya. Ruangan ini, pasti merupakan tempat yang berbahaya.

"Cepat bawa dia ke ruang 00ST!"

Ileana mengalihkan atensinya ke sumber suara. Seorang pria paruh baya dengan memakai kacamata memasang wajah yang begitu serius membuat suasana terasa semakin mencekam.

Lampu ruangan seketika menjadi gelap dan berkelap-kelip tak karuan. Tangannya di tarik membuat Ileana memberontak. "Lepaskan!"

"Lepaskan aku!" jeritnya.

"Berisik! Buat dia diam dan buatkan kode yang berbeda padanya!"

Ileana terus memberontak, menarik tangannya dan mengayunkan kakinya tidak tentu arah. Rasa takut membuat kristal bening lolos keluar dari matanya.

Cahaya lampu kembali menyala, ruangan yang ia tempati sudah berbeda. Ia merasa ingin muntah melihat pemandangan di sekelilingnya.

Begitu banyak manusia yang tidak sadarkan diri, bahkan ada yang tubuhnya tidak utuh dan diganti dengan makhluk-makhluk aneh.

Benda tipis nan tajam yang berisi cairan menyentuh dan menembus lengannya. Penglihatannya seketika menjadi buram, matanya terasa berat, dan perlahan menjadi gelap.

"Tidak!"

"LEPASKAN AKU!"

Masih dengan napas yang terengah-engah dan keringat dingin bercucuran membasahi pelipisnya. Akhirnya, Ileana bisa bangun dari mimpi buruk yang terus menghantuinya selama dua hari terakhir ini.

Lintas Waktu Där berättelser lever. Upptäck nu