"Dari mana kau tahu?"

"Tanganmu gemetaran dari tadi." Sera menggapai kedua tangan Jungkook, menekan jari-jari Jungkook selagi menatap pria itu. "Selama ini aku hanya memikirkan kecemasanku, padahal kau jauh lebih cemas daripada aku."

"Kita berdua telah sepakat untuk menjalani pernikahan dengan baik dan hari ini Jimin menikah dengan orang yang dia cintai," kata Sera. "Kalau boleh jujur rasanya memang tidak nyaman, tapi bukankah manusia harus menerima kenyataaan yang sudah digariskan Tuhan untuknya?"

Jungkook tidak berkata apa-apa, memandangi Sera tersenyum hangat untuknya, sementara genggaman tangan mereka lamat-lamat kian erat.

"Aku memang membutuhkan waktu untuk menerima kisah yang menyedihkan itu, tapi bukan berarti aku tidak bisa melajutkan hidupku. Jadi tolong jangan mencemaskanku lagi, aku baik-baik saja dan kita akan datang ke pernikahan sama-sama," tukas Sera.

"Ya, baiklah." Jungkook menghembuskan napas panjang seraya mengangguk, menggandeng tangan Sera selagi mereka turun tangga.

Keduanya masuk ke mobil yang dibukakan oleh seorang pelayan, Sera memperhatikan bukan Yoongi yang duduk di kursi kemudi melainkan Jungkook sendiri.

"Jungkook, Yoongi tidak mengantar kita?"

"Tidak, kita berangkat berdua," jawabnya, lalu pandangannya kembali ke depan.

"Kau yakin bisa bawa mobil sendiri tanpa supir?" tanya Sera hati-hati, sebab tangan Jungkook masih terlihat sedikit gemetar.

"Ti-tidak," jawab Jungkook selagi menoleh cepat pada Sera, tiba-tiba dia berkata. "Aku butuh memelukmu sebentar, supaya cemasnya hilang."

Sera menarik napas panjang berulang demi mengusir gugup, meskipun Jungkook sudah sering memeluknya tapi tetap saja rasanya kikuk. Sera melepas sabuk pengaman seraya memajukan bahu, seiring tubuh Jungkook lunglai ke depan dan jatuh ke dalam rangkulannya.

Sera mengusap punggung Jungkook berulang-ulang, menepuk lembut dan hati-hati, lengan Jungkook melingkar erat pada seputaran pinggangnya. Dia nyaris tidak bernapas saat Jungkook menyembunyikan wajah di sela leher dan menghidunya, napas hangat Jungkook meremangkan bulu-bulu di tengkuknya. Sera menarik napas panjang, lalu kembali mengusap punggung dan bahu Jungkook sampai dia rasa Jungkook sudah lebih tenang.

"Sudah lebih baik?" ucap Sera seraya melepaskan pelukan, mengusap wajah Jungkook yang terasa dingin. "Kau dingin sekali, kalau masih cemas kita pakai supir saja," tukasnya.

Tepat sebelum tangan Sera menjauh, Jungkook mendekatkan wajahnya dan mencium Sera bahkan sebelum gadis itu menyadari apa yang terjadi. Ciuman itu terasa semanis permen kapas, ringan, dan singkat. Jungkook hanya mengecup Sera dua kali, lalu beralih mencium pelipis, tak kalah lembut, hangat, dan dalam.

Sera lunglai lebih cepat dari detik jarum jam, tulangnya serasa hilang, berdebar, dan wajahnya semerah pome. Itu ciuman pertama mereka setelah menikah, Sera tidak menyangka rasanya lebih mendebarkan dari ciuman pertamanya dengan Jaeyun saat usianya masih remaja.

"Sekarang aku sudah jauh lebih baik." Jungkook meletakkan telapak tangan Sera di kedua pipi. "Sudah tidak dingin, kan? Sekarang justru pipiku hangat," katanya sambil tersenyum.

Sera mengangguk kaku, menunduk malu bersama jantung yang berdetak tidak normal. Sera merasa ada yang salah; kenapa dia tidak marah dan takut, dia justru hanya merasa malu dan tersipu.

"Sera, tidak apa-apa 'kan?"

Sera bergeming, dia paham arah pertanyaan itu tetapi agak bingung memberi reaksi yang pas.

"Aku hanya ingin meyakinkan sesuatu."

Sera tetap tidak berkata apa-apa, sampai Jungkook memeluknya.

"Saranghae," bisik Jungkook, senyumnya terulas lebar dan lapang, sewaktu merasakan Sera balas memeluk meski tidak erat.

Crimson AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang