15. Gambaran Sebuah Keluarga

2.7K 221 44
                                    

بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــمِ

Assalamu'alaikum pembaca semuaaa

Saya balik lagi hehe😁

Kebiasaan up malem... Kemarin cobain siang-siang agak gimana gitu hehe😄

Oh ya mau ingatkan lagi untuk selalu jaga salat yaa... Baca Al-Qur'an tiap hari... Dan juga jangan lupa baca shalawat...

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali sayyidina Muhammad.

Vote nya pada di pencet dong sahabat Kuna😁

Ingatkan kalau ada yang salah dalam penulisan atau penyampaian saya... Oke langsung aja...

Happy reading guys💕💕💕

♡ ♡ ♡

Setelah sang Ayah menyambut kedatangan Fadhil. Nayara berpamitan sebentar untuk menghampiri sang putri di kamarnya. Di sana sudah ada Harumi yang terlihat sedang mengusap-usap kepala Aira.

"Aira tidur Bu?" tanya Nayara sambil berbisik pelan. Takut menganggu waktu istirahat putrinya.

"Iya baru aja tidur," sahut Harumi.

Nayara menghembuskan nafasnya berat. Ia menatap lekat sosok sang putri yang sedang tertidur. Nayara lantas mendekati ranjang. Duduk ditepian kasur setelah sang Ibu yang semula duduk mulai berdiri.

"Nay, jadi minta atasan kamu yang Aira panggil Ayah itu ke sini?" tanya Harumi. Nayara menoleh pada sang Ibu.

"Ada di depan sama Bapak," kata Nayara.

Harumi terlihat terkejut untuk beberapa saat. "Di depan?" ulangnya. Nayara mengangguk.

"Iya—" Belum selesai Nayara berucap. Namun tiba-tiba saja Aira terlonjak dari tidurnya. Membuat Nayara maupun Harumi di buat terkejut.

"Yayah!" ucap Aira panik. Gadis kecil itu menatap sekeliling seolah mencari keberadaan seseorang.

"Bunda Yayah! Yayah ndak boleh pelgi! Yayah!" racau anak empat tahun itu sambil menatap Nayara dengan air mata yang mulai meluruh.

"Aira, sayang. Kamu mimpi, Nak," kata Nayara sambil menggapai anak itu untuk di gendong. Namun saat itu juga Aira malah menepis tangan Nayara dengan tangisan yang kian kencang.

"Aira sini sama Bunda, ini Bunda sayang," ungkap Nayara mencoba menenangkan. Namun Aira seolah tak mau mendengar ucapan Nayara. Anak itu kian menangis histeris sambil memanggil ayah.

"Bunda! Aira mau Yayah! Aila mau ketemu Yayah!" jerit Aira histeris. "Yayah ndak boleh pelgi! Aila mau sama Yayah! Aila mau sama Yayah!"

Nayara membuang nafas berat. Tak tahu harus bagaimana memenangkan Aira. Sementara anak itu tak mau dirinya sentuh.

"Nay! Ada apa?" Saat itu suara sang ayah terdengar memasuki kamar. Membuat atensi Nayara langsung berpindah pada Wilman yang baru saja tiba di kamar itu.

"Aira kenapa?" tanya Wilman. Nayara menggeleng.

"Yayah! Aila mau Yayah! Yayah ndak boleh pelgi! Hiks!" Aira kembali meracau sambil manangis histeris. Membuat sosok lelaki yang sejak tadi berdiri di luar kamar langsung menatap anak itu dengan perasaan tak tentu.

Lantunan Surah Asy-SyamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang