Bab 3

1.2K 135 13
                                    

Happy Reading~
.

.

.

.



Di meja ruang tamu penginapan, Gaara duduk termenung, sinar matahari pagi menciptakan bayangan di wajahnya yang tampak datar. Matanya memancarkan keheningan, menatap lurus ke depan seolah-olah ia tengah memikirkan sesuatu.

Ia memikirkan Sakura. Memikirkan apa yang terjadi antara mereka semalam, kemudian memikirkan apa yang Sakura ucapkan tadi pagi.

"Melupakan?" Gaara mendesah, andai semudah itu.

Gaara tak bisa melupakannya.

Krieet

Suara pintu utama penginapan yang terbuka, menghancurkan lamunan Gaara. Ia mengangkat wajahnya dan ia menemukan kakaknya, Temari masuk ke dalam rumah bersama Kankuro yang dipapah.

Gaara segera berdiri dengan kening berkerut, berpikir apa yang telah terjadi pada kakaknya itu. "Kalian ke mana saja?" tanyanya datar. Semalam, ketika ia tiba di penginapan tak ada Temari ataupun Kankuro di sini. "Dan Kankuro kenapa?" lanjutnya.

"Semalam kami pergi ke kedai bersama Shikamaru, aku sudah akan membawanya pulang tapi Kankuro malah minum-minum sepuasnya dengan Shikamaru. Dan sekarang ia sakit perut." Temari menaruh tubuh lemas Kakuro ke atas kursi, sementara pria dengan riasan ungu yang luntur di wajahnya itu mengaduh kesakitan sambil memegangi perutnya.

Wajah Temari tampak kesal, ia berdiri bertolak pinggang mengomeli sang adik. "Sudah kukatakan, jika tak kuat minum jangan minum! Sekarang rasakan akibatnya"

"Aku tak mungkin kalah dari Shikamaru," gerutu Kankuro sesekali ia meringis.

"Sudahlah, setelah ini kita pergi ke rumah sakit. Sakura pasti bisa membantu." Temari memegangi keningnya, muak mendengar ringisan sang adik akibat keras kepalanya sendiri. "Bersihkan dulu dirimu!" ujarnya pada Kankuro.

"Rumah Sakit?" sela Gaara. Benar, jika ia ke rumah Sakit ia pasti bisa bertemu dengan Sakura 'kan?

Temari mengangguk. "Ya, mau ikut?"

°•°•°

Sejujurnya Sakura tak ingin pergi ke Rumah Sakit saat ini, rasanya ia hanya ingin tidur di rumah dan berbaring seharian. Tapi, bagaimanapun ia punya tanggung jawab yang harus ia jalani di sini.

Ada banyak pasien yang menunggu untuk pengobatan, Sakura tak bisa mengabaikannya karena urusan pribadi. Oleh karena itu Sakura tetap ke rumah Sakit, dan di sinilah ia berada di kantor miliknya bersama Ino yang katanya ada urusan sedang Shizune.

"Jadi, ke mana kau semalam, Sakura?" Ino duduk di atas kursi milik Sakura.

Sakura yang berdiri tak jauh dari Ino menegang oleh pertanyaan tiba-tiba Ino, ia meneguk ludahnya kasar. "Tidak kemana-mana, memangnya kenapa?"

"Kau pulang semalam?" tanya Ino lagi, matanya menatap penuh selidik ke arah Sakura. Nadanya terdengar penuh curiga.

Dengan gerakan kaku Sakura mengangguk. "Y-ya, aku pulang semalam." Sakura mengepalkan tangannya, apa yang terjadi padanya dan Gaara tak ada satupun yang boleh tahu. Termasuk sahabatnya sendiri, Ino.

Ino tampaknya masih tak percaya, gadis berambut pirang itu kemudian berdiri dan menyentuh bahu Sakura. "Sakura, semalam aku seperti melihatmu dengan Gaara di jalan. Kalian ada Sesuatu?"

Sakura menepis tangan Indo di bahunya kemudian tertawa canggung. "A-apa maksudmu? Jangan aneh-aneh, kau salah lihat." Kemudian Sakura berbalik badan lalu mengambil jas putih miliknya yang tergantung di dinding. "Selesai pesta, aku langsung pulang."

Sakura: Embun Di Padang Tandus ✓ END [ GaaSaku ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin