Jennie melepaskan pelukannya, dia menangkup wajah Lisa lalu mencium bibir nya

"Mommy tidak bohong, tadi dokter bilang baby ada kemajuan jadi sebentar lagi baby sembuh"

Lisa mengangguk "mau tidur, mommy usap baby"

"Cium dulu sini" ucap Jennie menundukkan kepalanya, Lisa mencium kedua pipi Jennie

"Baiklah, baby tidur mommy usap"

Lisa membaringkan dirinya menghadap Jennie kepalanya sangat pusing karena muntah tadi, Jennie mendudukkan dirinya di kursi sebelah Lisa dia mengusap kepala anaknya

Jennie mencium pipi Lisa lalu membisikkan sesuatu padanya "mommy love You, sayang. Cepat sembuh nak mommy disini" ucapnya

-_-_-_-_-_-_-

Lima hari setelah nya

"Nona Lisa akan melakukan operasi Lusa karena pendonornya meminta agar disegerakan, beliau juga sudah sangat siap. Tolong Miss Jennie untuk nona Lisa berpuasa 6-8 jam sebelum operasi"

"Ne dokter, dokter sebelumnya apa saya boleh berbicara dengan orang itu?"

"Maaf Miss Jennie, beliau tidak berkenan"

Jennie menghela nafasnya "apa dia sangat tidak ingin aku temui? Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih padanya"

"Mianne Miss Jennie, Miss bisa melakukannya setelah ini dilakukan"

"Baiklah, akan ku terima. Lakukan yang terbaik aku ingin dia sembuh"

Dokter tersenyum "kami pasti melakukannya"

Jennie mengangguk "baiklah aku akan ke ruangan anak ku dia bersama Van saja tadi"

"Ne Miss Silahkan"

Jennie menjabat tangannya lalu dia keluar, Jennie berjalan dengan berfikir kira-kira siapa dia? Kenapa dia tak ingin bertemu dengan Jennie?

Jennie membuka pintu ruangan Lisa terdengar Van dan Lisa sedang berbincang

"Tapi kan biru muda itu muda oppa?"

"Ne, oppa tahu Lisa-ya tapi oppa yidak tahu mereka beda berapa tahun"

Lisa menunjukkan wajah kesal sedangkan Van dia menggaruk rambutnya yang tak gatal

"Sayangku?" Panggil Jennie

"Mommy" pekik nya

Lisa merentangkan tangannya pada Jennie "kenapa kesal hmm?" Tanya Jennie

"Mom, baby bertanya tapi Van oppa tidak tahu baby kesal"

"Memangnya baby bertanya apa?"

"Baby tanya, oppa biru muda dengan biru tua itu beda berapa tahun tapi Van oppa selalu menjawab tidak tahu" ungkapnya pada Jennie

Jennie sedikit tertawa lalu dia melihat Van yang tengah tersenyum ke arah mereka "apa kau tidak bisa jawab?" Tanyanya, Van hanya tersenyum menanggapi pertanyaan itu, melihat itu Jennie pun tertawa

Jennie melihat ke arah Lisa "by? Kenapa bertanya seperti itu?"

"Ingin tahu saja, mommy tahu?"

"Tentu mommy tahu"

Mata Lisa berbinar "benarkah? Jelaskan mommy"

"Ini sulit dimengerti baby tapi mommy akan jelaskan jadi, Panjang gelombang di warna biru, 450-495 nm tua-muda semakin panjang gelombang semakin duluan ditangkap mata. Berarti biru muda lebih duluan
selisih panjang gelombang 45nm = 45×10^(-9)m
c (kecepatan cahaya) = 3×10^8 m/s
t=d/v= 45x10^(-9)/(3×10^8)= 1.5 ×10^(-15) =0.00000000000000015s
Jadi segitu jaraknya
Biru muda 0.00000000000000015s lebih dulu tertangkap mata"

Van dan Lisa melongo mendengar jawaban itu apalagi Van yang anak IPS tidak suka matematika merasa sangat pusing

"Jelaskan lagi mom"

"Maaf Miss tapi saya pusing"

Jennie mengangguk "dari spektrum yang digambar, warna hitam adalah warna dengan gelombang panjang paling rendah gampangannya dia warna yang butuh waktu lama untuk di tangkap mata lalu warna hitam itu menyerap cahaya jadi semakin mengurangi 3 dimensi'ness/3d'ness dari volumenya seperti kita sering denger rekomendasi untuk pake warna hitam biar keliatan lebih kurus Jadi keuntungannya adalah, menyamarkan lekuk tubuh pemakainya dan menyamarkan permukaan si baju atau kain itu disetrika apa ga jarang ketauan dan ini nguntungin org yang praktis/simpel. tapi belum ada material yg bisa nyerap cahaya 100%. yang paling canggih itu baru vantablack, nyerap sekitar 99, 965. Faham?"

Mendengar penjelasan Jennie Van mengkerutkan keningnya berfikir keras Lisa pun menatap Jennie dengan serius nya

"Ah, gampangnya begini warna biru tua punya gelombang lebih panjang dari pada biru muda?" Sahut Van

"Ne lebih tepatnya begitu"

"Kenapa tidak bilang begitu mom? Kenapa harus panjang sekali? Rumit mommy"

"Mommy suka rumit sayang, ada lagi pertanyaan nya?"

Lisa menggeleng "mommy terlalu pintar untuk menjawab pertanyaan baby"

"Hahahaha, tentu mommy kan pandai cantik dan menawan. Apalagi matematika mommy sangat suka"

Van dan Lisa saling menatap lalu mereka menggelengkan kepalanya

"Lain kali, baby tidak mau bermain dengan mommy?"

"Lho kenapa?"

"Mommy bikin pusing, iyakan oppa?"

Van mengangguk setuju dengan opini Lisa

"Baiklah, mianne eoh. Nanti ajak mommy main ne"

"Eummm, baby fikirkan"

Jennie tersenyum ke arahnya "Van, tolong belikan makanan untuk putriku dan aku juga kamu"

"Ne, Miss Jennie"

"Pakai uang kamu dulu nanti saya ganti"

"Ne Miss" ucap Van dia pun melangkah keluar

Jennie melihat ke arah Lisa yang sedari tadi memeluk pinggangnya anak itu bahkan menyandarkan kepalanya di perut Jennie

















Hari ini belajar matematika bareng mommy J
Zahra pun pusing membacanya

Believe Mommy(end)Место, где живут истории. Откройте их для себя