5. Berbagi cerita

134 15 0
                                    

Bagi Meisya 3 malam bersama Willi tak begitu konyol kehidupan, justru kini ia merasa lebih baik daripada biasanya.

Perlakuan manis yang di keluarkan dari diri Willi benar-benar tak pernah ia bayangkan. Terlebih lagi keduanya lebih banyak menghabiskan waktu di apartemen saja.

Saat ini keduanya bersantai di balkon apartemen, menikmati angin segar pada pagi hari.

"Kak, unit sebelah kapan ada isinya, ya?" Tanya Meisya kepada Willi.

Willi terkekeh pelan, "lo kira gue tau? Sorry gue bukan orang yang punya apartemen ini."

"Kemaren gue liat tetangga seberang kita, anak kuliah gitu" ucap Meisya.

"Terus ganteng gitu?"

"Iya ganteng, gue kalo suka sama orang harus ganteng dan harus tau sifat latar belakangnya gitu, Kak."

"Berarti lo itu tipe cewek yang gak asal-asalan milih cowok dong?"

Meisya mengangguk-anggukkan kepalanya, "bisa di bilang kayak gitu, Kak."

Meisya dan Willi mendengar suara bel unit mereka berbunyi, keduanya sama-sama saling memberi kode.

"Biar gue aja yang bukain, Kak" ucap Meisya, dan beranjak menghampiri pintu unit apartemen mereka. Tak lupa Willi mengikuti Meisya dari belakang.

Meisya membuka pintunya, terdapat seorang laki-laki yang membawa sekantung plastik, entah isinya apa.

"Hai! Tetangga baru, ya?" Tanya laki-laki itu.

Meisya menganggukkan kepalanya.

"Pasti anak mau kuliah di UGM, makanya jadi tinggal disini" tebak laki-laki itu.

Meisya kebingungan, "ni cowok sokab banget tiba-tiba dateng kesini."

"Tinggal sendiri, ya?" Tanya laki-laki itu lagi.

"Saya gak sendiri, Mas, maaf, saya tinggal sama suami saya" sahut Meisya.

Laki-laki itu tampak tak percaya mendengar sahut Meisya, lalu memberikan sebuah kantong plastik kepada Meisya. "Ini bakpia, di makan, ya, bagiin sama suaminya juga."

Meisya tersenyum manis dan menerimanya. "Mas, orang sunda, ya?"

Laki-laki itu menganggukkan kepalanya, "iya, neng, saya teh orang Depok kuliahnya kesini."

"Eh, nama Mas siapa?" Tanya Meisya.

"Panggil aja saya Ervan, kalo nama neng siapa?" Tanya Ervan balik.

"Nama saya Meisya, mau kenalan sama suami saya gak?" Tanya Meisya lagi mengajak berkenalan dengan suaminya.

Ervan menganggukkan kepalanya, "boleh juga."

Meisya melirik Willi yang duduk di kursi bar dapur, "Kak, kesini bentar, ini ada yang mau kenalan."

Willi menghampiri Meisya dan Willi terkejut melihat Ervan. "Lo kating gue-kan?"

Ervan menganggukkan kepalanya, tidak mungkin Ervan tak mengenali Willi yang terkenal dengan ketampanannya itu.

"Ini mah saya udah kenal, William namanya, rupanya udah nikah toh" ucap Ervan.

"By the way, mas, makasih bakpianya, semoga kita bisa jadi tetangga yang baik" peringat Meisya.

"Iya, sama-sama neng" sahut Ervan. "Kalo gitu, saya balik dulu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam" sahut Meisya dan Willi bersamaan.

Meisya dan Willi kembali ke balkon setelah kepergian Ervan. Meisya masih setia memegang bakpia yang di berikan oleh Ervan tadi.

MarriedWhere stories live. Discover now