Two

990 249 17
                                    

"Lah, tumben rapi!" sapa Reinald saat melihat Putri muncul dari arah tangga.

Mata Putri menyipit kesal. Tangannya meraih tas selempang berisi buku besar dan memukulkannya ke bahu Reinald. "Gue rapi terus taukkkk!!!" serunya terima.

"Enggak, ah. Biasanya rambut udah kayak Slash abis perform!" timpal Rizki sambil cengar-cengir meledek.

Putri memaki Rizki tanpa suara. Tanpa dia sadari tangannya bergerak merapikan rambut ikalnya sambil mengutuki dirinya sendiri yang tadi sampai repot-repot mencari sisir di UKS, memakai jepit rambut di kedua sisi kepala agar poni nanggungnya tidak mengembang dan mencuat ke segala arah seperti rambut ular Medusa sebelum dia berangkat ke tempat les.

Ini baru rambut! Semoga saja teman-teman usilnya tidak ikut menyadari kalau tadi Puspita, sahabatnya baiknya di sekolah mendadak saja menyemprotkan banyak-banyak body mist setelah tahu kalau hari ini jadwal Putri bertemu dengan pacar pertamanya.

"Slash siapa, sih?" gerutu Putri ke arah Rizki.

"Gitaris Guns and Roses, Put! Masa loe gak tau, sih? Gak gaul, ih!" cela Rizki.

"Kok bangkek! Tau gue lagunya! Ya nama gitarisnya gak gue hapalin, lah!" balas Putri berang sementara Reinald masih saja tertawa geli di sebelah Rizki. "Ni anak kesambet apa lagi! Ketawa terus!!" tegur Putri.

"Saul Hudson! Buahaha... bisa-bisanya loe kepikiran ke sana! Tapi ya iya, sih... mirip!!" tambah Reinald lagi disambut tawa membahana Rizki.

Tiba-tiba saja terdengar suara dari belakang Putri. "Ini kenapa pada ngumpul depan pintu, sih?" tegur Eza.

Putri otomatis menoleh dan tersenyum agak canggung ke arah Eza sementara dua begundal di dekatnya masih saja tak berhenti tertawa.

"Kenapa, sih? Kenapa?" tanya Eza penasaran.

"Nih, si Rizki! Bilang rambut Puput kayak Slash kalau abis perform." Reinald mengadu.

Eza menoleh ke arah Putri, tertawa tanpa suara. Tangannya meraih ujung rambut Putri dan menariknya sedikit. "Iya, sih emang...."

"Tapi lucu, kok! Lucu, Ti!! Beneran, deh! Cocok, kok, cocok!!" ralat Eza buru-buru saat melihat Putri cemberut. "Masuk, Ti... masuk...." ucapnya sambil mendorong Putri agar bergegas masuk ke dalam kelas.

Walau cemberut, Putri menurut dan berjalan menuju kursi yang kosong. Dia duduk diapit oleh Eza dan Rizki dan langsung menyibukkan diri mengambil buku dan alat tulis di tasnya.

"Banyak coklat, tuh!" seru Rizki yang tampaknya kelewat senggang sampai bisa mengintip isi tas Reinald.

Reinald tertawa sambil memamerkan kantung coklat hershey's kisses-nya. "Tanggal berapa sekarang, Ki? Jomblo sih, loe! Makanya gak dapet coklat!"

Rizki ikut tertawa. "Tauk, nih! Coklat Supermen aja gak dapet gue!"

"Apaan lagi, sih???" tanya Putri penasaran.

"Heuhhh... Ni lagi si Slash KW! Valentine, Put! Valentine!!!" balas Rizki.

Mulut Putri membulat sempurna. "Oooo... bukannya cewek yang dikasih ya? Kok malah loe yang dapet coklat, sih Rei?

Mata Reinald menyipit sebal kemudian dia membuka kantung coklatnya dan membagikan ke teman-teman yang lain tanpa terkecuali. "Ya siapa aja yang mau ngasih suka-suka yang punya modal, lah Puput! Gue tadi ngasih cewek gue coklat, dia ngasih gue juga... Eh, gak juga sih... Lebih tepatnya ini oleh-oleh dari sodara sepupunya, sih. Gak gara-gara valentine doang!" jelas Reinald dengan sabarnya.

"Ohhhh... maacih, Rei...." balas Putri ceria karena Reinald memberi dia dua buah coklat sementara Rizki dan Eza hanya diberi satu saja.

"Loe lebih kaget kenapa si Rei punya pacar ya? Patah hati loe ya??" ledek Rizki.

"Dihhh... si Rei punya pacar mah wajar! Lah, dia cakep!!!" seru Putri yang membuat Rei terkejut dan kemudian tertawa kencang.

"Nah kalo loe yang punya pacar, emak loe langsung bikin selametan, Ki!!" tambah Putri lagi yang membuat satu kelas tertawa lepas apalagi setelahnya Rizki dan Putri kembali bersilat lidah saling meledek dan baru terhenti saat guru mereka masuk.

Saat jam istirahat tiba, Putri yang bangkit hendak pergi ke kantin tiba-tiba saja lengannya ditahan oleh Eza. Eza mengambil sesuatu dari tasnya yang ternyata sebatang coklat yang sudah dibalut dengan pita berwarna pink. "Buat kamu... happy valentine days, Sayang."

Wajah Putri memerah seketika saat dia menggumamkan terima kasih dan mencoba sebisa mungkin untuk bersikap biasa saat Rizki berteriak nyaring. "KALIAN JADIAN???"

—————————

"Kamu gak bisa datang dong, bulan depan?" tegur Putri setelah menyeruput es tehnya.

"Ke mana?" balas Eza.

"Nikahan Rizki...." jelas Putri lagi.

Eza tersenyum tipis. "Aku bisa, kok, ambil cuti. Lusa lalu aku ketemu dia. Hmmmm... sebetulnya dari dia juga aku dapet berita kalau kamu mau nikah."

Putri berdecak kesal. "Heuhhh... biang gosip, kok, bisa-bisanya gak update berita!"

"Oh, itu makanya kamu tiba-tiba aja ngajak ketemu?" goda Putri.

Eza mengangguk-angguk setuju. "Kurang lebih. Aku lebih suka cari tau kepastiannya aja. Bukan sekadar kabar dari orang lain setelahnya karena aku gak yakin juga kalau benar kejadian, kamu akan ngundang aku."

"Segitunya pengen undangan dari aku atau gimana, sih, Za?"

Ditanya seperti itu Eza hanya tertawa.

"Kabar keluarga kamu gimana? Papa sehat? Mama kamu gimana?" tanya Putri lagi.

Eza menyesap minumannya sebelum menjawab. "Papa sehat... hmmm... mama... mama udah gak ada sejak tiga bulan lalu, Ti."

———————

Bener ini mah udah macem cerita pendek. 🤣🤣🤣 tiap partnya mini-mini banget. Gapapa yaaa... selama rajin updatenya.

Luv,
NengUtie

Second ChanceWhere stories live. Discover now