2. 궁금한 [ Penasaran ]

347 78 14
                                    

Jennie menghela nafas sejenak, ia menatap lamat pria yang terbaring lemah dihadapannya dengan tatapan iba, itu pria yang sama dengan yang dibawa oleh Jungkook kemarin, pria asing tersebut belum tersadar juga rupanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jennie menghela nafas sejenak, ia menatap lamat pria yang terbaring lemah dihadapannya dengan tatapan iba, itu pria yang sama dengan yang dibawa oleh Jungkook kemarin, pria asing tersebut belum tersadar juga rupanya.

Tapi dengan keadaan luka separah ini, pastinya dia tidak akan sadar dengan cepat. Waktu pemulihan bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Jennie prihatin, keadaan pria itu sangat mengenaskan, luka memenuhi seluruh tubuhnya, kepalanya terlihat memiliki banyak jahitan baru yang Jennie lakukan beberapa jam lalu untuk menolong nyawa pria itu.

Kendati wajahnya yang nampak buruk dengan darah dan lebam ungu, sebenernya Jennie juga sedikit terkesima sebab pria asing itu terlihat cukup em... tampan? oh ralat, sangat tampan sebenarnya untuk ukuran pria asing yang tidak punya identitas. Jennie yakin kalau pria itu seperti bukan pria biasa.

"Tuan misterius, sebenarnya apa yang terjadi padamu? dan siapa sebenarnya kau ini?" gumam Jennie seraya mendekatkan wajahnya pada pria asing tersebut.

"Aku juga tidak tahu siapa namamu, maaf kalau aku menamaimu dengan sebutan 'Tuan Misterius' dibuku pasien. Itu untuk keperluan data rumah sakit.." lanjutnya, Jennie tahu kalau dia hanya berbicara sendiri karena memang ruang rawat ini tidak ada orang selain dirinya dan si pasien. Tapi entahlah, Jennie merasa pria tak sadarkan diri itu bisa mendengarnya, mungkin.

Jennie melihat jam tangannya sekilas, ini sudah pukul dua belas siang, sift-nya telah usai sekitar satu jam yang lalu, harusnya ia pulang sekarang dan beristirahat merenggangkan tubuh mungilnya yang terasa kaku. Tapi entahlah, ia enggan pulang dan lebih memilih untuk menjaga si pria misterius, ia sendiri juga bingung mengapa melakukan hal itu. Mungkin karena rasa kemanusiaan?

Menjadi dokter di usia muda sangat melelahkan. Ia selalu menyembuhkan banyak orang, tapi belum mampu menyembuhkan diri sendiri. Namun Jennie cukup bangga dengan pencapaiannya saat ini, mimpi yang ia idam-idamkan sejak berada di bangku sekolah dasar nyatanya telah ia raih. Terkadang ia juga bersedih karena harus jauh dari keluarga dan sanak saudara, Jennie terpaksa harus bertugas karena tuntutan pekerjaan disalah satu rumah sakit Busan semenjak setahun terakhir, sedang keluarganya menetap di Seoul, kota asalnya.

Jennie tinggal sendirian disebuah kontrakan sederhana di Busan, kesepian tentu saja, kendati ia tak mengenal siapapun disini. Namun beruntunglah si dokter muda wanita tersebut sebab lingkungan yang ia tinggali terbilang cukup hangat, para warga disana menyambut serta memperlakukan Jennie dengan baik. Terutama tetangganya yang tidak lain adalah Keluarga kecil Bibi Jeon dan anak semata wayangnya si gigi kelinci, Jeon Jungkook. Mereka sangat dekat dengan Jennie layaknya keluarga, sebab Bibi Jeon memperlakukan Jennie layaknya anak sendiri, maka jangan heran jika wanita bermata kucing tersebut terlihat sangat akrab dengan Jungkook.

Mungkin karena tahu bahwa sendirian di tempat asing adalah hal yang sangat tidak menyenangkan, membuat Jennie merasa semakin iba dan peduli dengan pria asing dihadapannya, ia hanya ingin menemani pria tersebut sampai tersadar dan bertemu dengan keluarganya yang entah dimana.



Head Shot Where stories live. Discover now