Bab 8 : Kehancuran

445 42 2
                                    

Hari yang ditunggu pun tiba. Akari, Hana dan Izumi pun bersiap-siap sesuai dengan rencana mereka.

Hana akan bertugas untuk menjadi pengawas di ujian kedua bersama dengan Izumi. Sedangkan Akari akan bertugas pada ujian ketiga.

"Sebelum ujian kedua dimulai, aku akan masuk ke dalam hutan sendirian." Akari memasangkan alat komunikasi yang Hana berikan.

"Kalian tolong awasi sekitar sini. Jika ada mayat yang ditemukan tolong segera komunikasi dengan alat ini."

Izumi menepuk pundak Akari. "Serahkan semua pada kita. Akari, kau harus hati-hati."

"Ya, kalian juga hati-hati jangan sampai ketahuan."

Hana mengeluarkan pedang yang daritadi ia sembunyikan. "Ini, kau bisa memakainya untuk berjaga-jaga."

"Sejak kapan kau memakai pedang Hana?"

Hana tertawa canggung karena tertangkap basah oleh Izumi. "Sebenarnya ini pedang Shisui yang aku curi. Tapi kamu kan tunangannya jadi sama saja ini pedangmu."

Akari menerima pedang itu. Ia tersenyum melihat tingkah Hana yang selalu diluar akal sehat. Bisa-bisanya ia mencuri senjata milik Shisui.

"Terima kasih, ini akan sangat berguna untukku."

Setelah menerima pedang tersebut Akari masuk ke dalam hutan untuk bersiap-siap melawan Orochimaru.

"Hei Hana, kau yakin Akari bisa mengatasi ini sendirian?"

"Aku sangat yakin. Ketika aku melihat matanya, aku bisa merasakan Yondaime yang berdiri di hadapanku."

"Semoga saja Akari tidak terluka."

"Tenang Izumi, Akari itu kuat. Sangat kuat."

..........

Akari melihat sekitar hutan yang sepi. Ia sangat yakin bahwa Orochimaru akan datang kesini.

"Apa aku tidur siang dulu ya? Ujian juga masih lama."

Baru juga ia menutup matanya, suara Izumi membuat tubuhnya menegang.

"Aku menemukan mayat. Akari apa kau mendengarku? Aku menemukan 3 mayat."

Akari melihat ke sekitar hutan. "Mayat?"

"Akari mereka berasal dari desa--"

Suara pintu gerbang terbuka. Akari melihat para ninja mulai memasuki hutan.

"Tidak perlu Izumi, aku sudah menemukannya."

Satu ninja dari luar konoha berdiri dihadapan Akari. "Sedang apa pengawas ujian memasuki hutan?"

"Orochimaru, senang bertemu denganmu."

Gadis itu tersenyum karena penyamarannya terbongkar. "Ternyata sulit menipumu Akari Namikaze."

Akari melemparkan 4 kunainya disekitar mereka berdua. Penghalang muncul sehingga tidak ada siapapun yang bisa melihat dan memasuki area mereka.

"Kau semakin pintar. Apa ini yang diajarkan ibumu yang bodoh itu?"

"Sialan!!" Akari berteriak melawan Orochimaru. Pukulan demi pukulan ditangkis oleh Orochimaru.

Akari mengeluarkan rantainya menahan pergerakan Orochimaru. "Orochimaru, bergabunglah bersamaku."

Orochimaru tersenyum remeh memandang Akari. "Apa kau akan menjilat kaki ku setelah Ayahmu membuangku?"

Akari menekan rantainya. Ia harus bisa membujuk Orochimaru untuk menjadi pasukannya. Orang seperti Orochimaru akan sulit jika berada di pihak musuh.

Akari Namikaze (Naruto's Sister)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang