"Ayo," James membuka kancing kemejanya hingga memperlihatkan dada bidang pria itu, membuat rasa iri tiba-tiba saja muncul di hati si bungsu. Jika saja ia punya badan Atletis seperti James dan ketiga kakaknya. Diri nya mungkin akan banyak yang mengejar dan menyukai nya. Namun sayang seribu sayang saat melihat lengan putih mulusnya kini tampak sangat jauh berbeda dengan sang Ayah. "Mendekat lah, katanya mau minum susu," James menaik turunkan alis nya dengan tabiat tentang menggoda si bungsu.

"Gak!! Daddy kayak pedofil!" Si bungsu kembali berteriak keras, bahkan badan kecil anak itu beringsut mundur.

James menghentikan tawa nya. Pria itu dengan cepat bergerak ke arah si bungsu lalu menahan pinggang sang anak. Saat anak itu tadi hampir saja terjerembab ke belakang. "Perhatikan letak badan mu, Velo." James berujar dengan suara beratnya. Si bungsu tampak mendengus mendengar ucapan sang Ayah, yang berubah kembali dingin. Anak itu mendusel duselkan badan nya di dada bidang James dengan terus bergumam kata susu.

James berdiri dengan Marvel yang berada di gendongan nya. Di buka pintu kamar nya lalu terlihat Kim yang berdiri tegap di sana, namun saat presensinya terlihat membuat pria berwajah datar itu menunduk hormat di hadapan James. "Maaf menganggu, tapi saya hanya ingin mengantarkan susu untuk Tuan Kecil," Sepersekian detik kemudian botol susu langsung di ambil oleh Marvel.

Anak itu menyengir kuda. Membuat Kim berdehem singkat lalu beranjak pergi dari sana. "Bayi," James berceletuk dengan membawa langkah nya kembali ke kamar tak lupa mengunci pintu kamar nya melalui ponselnya. Namun si bungsu hanya anteng di pangkuan sang Ayah. Mereka tengah berada di balkon kamar James.

"Dad, nanti kalau aku sudah tamat SMA, aku mau kuliah di Rusia!" Si bungsu tiba-tiba berujar. James menunduk melihat wajah manis si bungsu. Tangan nya terulur merapikan anak rambut si bungsu.

"Jika aku tak mengizinkan, maka kau tidak akan bisa ke sana." James membuka suara nya. Pria itu menatap lurus ke arah langit malam. Lengan nya semakin mendekap erat badan si bungsu. Marvel yang akan berontak namun terhenti saat merasakan hangat nya dekapan seorang ayah. Tanpa sadar anak itu tertidur lelap.

"Kau itu anak ku, kemanapun kau berada. Aku akan selalu mengawasi mu, walaupun kau sudah memasuki fase dewasa sekali pun." James membelai lembut pipi si bungsu. Hingga cahaya bulan tepat mengenai wajah bungsu nya, membuat anak itu bertambah cantik dan indah secara bersamaan.

"Tetaplah bersamaku, apapun yang terjadi."

****

James menuntun keempat putra nya ke sebuah ruangan di Mansion James. Ketiga kakaknya memang sudah tau dan hapal apa saja seluk beluk dan fakta yang ada di ruangan itu. Namun tidak dengan Marvel yang justru tak tau apa apa sedikitpun. Pemuda itu hanya menurut saja langkah mereka berempat. Kedua tangan nya kini di gandeng oleh Alpha dan Imanuel di kanan-kiri, sedangkan sang kakak sulungnya berjalan di belakang mereka dan di depan mereka ada James yang berjalan angkuh di depan mereka. Tepat mereka sampai di sebuah pintu bercat coklat tua dengan ukiran seekor naga besar yang tampak melingkar badan nya. James menempelkan sidik jari nya tepat di sebuah kaca transparan kecil di sudut pintu itu. Hingga tak berlangsung lama pintu itu terbuka, namun di dalam sana tak langsung ada ruangan melainkan ada sebuah pintu lagi, James kini mengeluarkan sebuah kartu, dan suara sistem yang terdengar asing bagi Marvel terdengar. sampai akhirnya pintu itu terbuka.

Mereka kembali melangkah lebih memasuki ke ruangan itu. Ruangan bergaya klasik Eropa dengan ukiran naga yang berada di dinding dinding kokoh ruangan itu. Terkesan gelap namun terasa sangat nyaman walaupun aura di dalam ruangan itu terkesan penuh intimidasi dan penekanan. Dan lagi, ruangan ini berada di bawah tanah. Penjagaan di sini cukup ketat. Namun saat tepat di depan pintunya tidak ada yang berjaga, karena bagi James ini adalah ruangan privasi nya. James mempunyai cara tersendiri untuk menjaga ruangan ini. Bahkan seluruh CCTV menuju ke ruangan ini, semua nya sudah tersambung dengan perangkat canggih dan pintar milik nya.

MARVELO ANDROMEDESWhere stories live. Discover now