Nacia mengangkat satu alisnya, memberi eskpresi mengejek yang begitu kentara. "Oh, jadi kemarin yang ngerengek kayak bayi, yang kayanya mau mati bentar lagi gara gara badannya menggigil, itu jiwa mu yang lain ya?"

Melihat ekspresi Nacia yang pahit, Jaleo seketika mengerucutkan bibir dan akhirnya mengaku, daripada akan ada perang dunia ke seribu di pernikahannya yang bahkan belum berusia 6 bulan itu.

"Iya iya. Itu aku." Jaleo menghentakkan kaki ke atas tanah berulang kali sebelum dia melenggang pergi terlebih dahulu. "Ayo buruan!"

Dan Nacia tertawa sembari menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jaleo yang menggemaskan itu. Rona merah menjalar di kedua pipinya.

Merasa wajahnya memerah dan panas, Nacia langsung saja menangkup kedua pipinya dengan telapak tangan. Dia menepuk-nepuk pipinya dengan pelan. Astaga.. sadar Cia.. sadar. Sembari menatap punggung Jaleo yang berjalan menjauh, Nacia bergumam dalam hati.

Jangan sampe gue jatuh cinta sama Kak Jaleo gara gara kelakuan absurdnya! Plis! Mau ditaruh mana muka gue?! Batinnya memberontak.

"Ayo Yang! Mau aku gendong biar sampek duluan kah?!" Teriak Jaleo, membuat Nacia langsung berlari menghampiri dan mengosek belakang kepala Jaleo dengan kepalan tangannya.

"Baru sembuh! Main gendong gendong mulu! Capek gue ngurusin lo yang tingkahnya kayak bayi!" Omel Nacia. Tetapi setelah mengomel, Nacia langsung menggandeng tangan Jaleo dan menyeretnya untuk berjalan lebih cepat. "Cepet! Biar bisa istirahat lebih cepet juga!"

Diam diam Jaleo tersenyum. Aduh, Nacia ini kenapa perhatiannya berbeda dengan cewek cewek sebelumnya ya? Jika dengan perempuan lain Jaleo akan dimanja di timang timang layaknya bayi, kalau sama Nacia di omeli, di jewer, di marahi tapi berhasil bikin jantung Jaleo berdegup seribu kali lebih kencang!

***

Mereka sudah sampai ke pantai yang kemarin menjadi tempat bermalam mereka. Jaleo langsung meletakkan ransel yang berisi kamera ke atas pasir pantai, dia menoleh pada istrinya yang masih menganggumi keindahan pantai tak berpenghuni ini. "Anterin Serena ganti gih, Yang. Aku mau siapin kamera dulu." Ujar Jaleo.

Nacia menuruti. Dia membawa ranselnya bersama menuju Serena yang berdiri di samping Sadirga. Ngomong ngomong, Brown tidak ikut. Pras melarang mereka untuk membawa Brown. Katanya buat nemenin Pras di hutan biar nggak sendirian dan berujung dimakan hantu penunggu hutan.

"Ayo gue temenin ganti Ser." Ajak Nacia pada Serena. Perempuan itu mengangguk dan mengikuti langkah Nacia menuju gua batu yang kemarin menjadi tempat mereka beristirahat.

Sesampainya disana, Serena langsung mengeluarkan bikini yang akan ia gunakan untuk melanjutkan pemotretan hari ini.

Mengejutkannya, Nacia juga mengeluarkan bikini yang dia bawa, membuat Serena cengo. Kenapa bikini Nacia lebih seksi dibandingkan miliknya? Apa itu digunakan untuk menggoda suaminya?

"Kok? Bawa bikini juga?" Tunjuk Serena pada bikini yang sedang di genggam oleh Nacia.

Mata Nacia membulat, "kenapa memang? Kan gue juga mau tampil cantik menggoda di depan suami." Katanya dengan centil.

Serena menutup mulutnya terkejut ketika Nacia langsung membuka pakaiannya dan menggantinya dengan bikini yang dia bawa. "Takut banget ada yang pingsan masuk rumah sakit habis ini." 

Serena juga langsung mengganti pakaiannya dengan bikini yang akan ia promosikan. Ia juga menata rambutnya dengan baik lalu menggunakan make up tipis supaya tidak terlihat pucat. Sedangkan Nacia tidak mengenakan riasan apapun. Dia hanya mengikat rambutnya tinggi di atas.

"Ayo." Ajak Nacia. Dia menggandeng lengan Serena karena jujur dia malu dengan apa yang dia kenakan.

Tapi... dia tidak ingin Jaleo melihat Serena dan tergoda. Jadi, Nacia memutuskan untuk menggunakan bikin yang dia bawa.

Midnight LoveWhere stories live. Discover now