Bab 7 : Jangan Pergi Akari

Start from the beginning
                                    

"Hei itu curang namanya!!" Protes mereka bertiga.

......

Malam ini di kedai ramen sangat ramai. Apalagi di jam segini para ninja baru selesai menjalankan tugas.

"Naruto, kau harus membayar makananku."

"Hei tidak adil! Kalian mau memeras anak kecil!!"

"Tapi kau kan yang kalah Naruto." Izumi membela Hana yang membuat Naruto semakin kesal.

"Kalian jahat sekali! Kakak bantu aku." Naruto mengguncangkan badan Akari agar mau membelanya.

Akari menggelengkan kepalanya melihat sikap mereka bertiga. "Kalian bertiga cukup! Tidak malu apa menjadi bahan tontonan."

"Ini semua kan idemu Akari!! Pokoknya Naruto kalah, bayar makanan kita."

"Yasudah biar aku yang bayar makanan kalian."

Mereka berempat terkejut menatap seseorang yang sudah mengeluarkan dompetnya.

"Shisui."

"Hai."

Akari membuang pandangannya dari wajah Shisui. Ia sangat canggung bertemu dengannya lagi setelah pesta kelulusan Naruto.

"Shisui-san, kau memang yang terbaik. Aku menyukaimu." Naruto memeluk Shisui dengan erat.

Shisui tertawa dengan sikap Naruto. "Ya, tapi sepertinya kakakmu tidak menyukaiku."

Akari menegang karena ucapan itu. Mereka semua menatap Akari dengan serius.

"Hahaha aku menyukaimu juga Shisui." Seketika suasana semakin hening dengan respon Akari.

"Sialan, situasi macam apa ini!?"

"Ada apa ini? Kenapa kalian menyatakan cinta disini," ucap Hana dengan ekspresi jijiknya.

"Hei!! Aku tidak menyatakan cinta!"

Shisui dengan cepat menarik Akari sebelum ia memukul Hana."Sudah jangan ribut lagi. Akari, bisakah kita bicara?"

Akari melihat ke mereka bertiga untuk meminta persetujuan. Tapi respon mereka malah terlihat tidak peduli. Mereka hanya menikmati ramen mereka masing-masing.

"Sialan mereka! Aku seperti dijual demi ramen."

"Baiklah." Akari mengikuti Shisui keluar dari kedai ramen.

Setelah agak jauh dari kedai, Shisui berhenti diikuti Akari dibelakangnya.

"Aku dengar, Kakashi sudah menceritakan semuanya padamu."

"Ya. Kakashi sudah menceritakan semuanya padaku."

Shisui terlihat menghela nafasnya. Membuat Akari semakin bingung dengan arah pembicaraan mereka.

"Setelah kau mengetahui itu, apa kau masih akan mendekati Orochimaru?"

Akari melebarkan matanya terkejut dengan ucapan Shisui. "Eh!? Bagaimana kau tau Shisui?"

"Apa kau berubah dari tunanganku menjadi fansku?"

Shisui tidak merespon ucapan Akari. Ia terus menatap Akari dengan tajam membuat Akari salah tingkah. Hah, memang tidak ada waktu bercanda dengan uchiha pemarah.

"Ya benar. Bahkan setelah aku tau semuanya, aku makin penasaran dengannya."

"Akari, kau tidak bisa melawannya. Kau tidak sebanding dengan kekuatannya."

"Eh!? Apa kau sedang meremehkan ku?"

Akari menunjuk kearah Shisui. "Ingat ya shisui aku nih ninja yang hebat. Memang sih bukan sebanding dirimu yang jenius. Tapi aku juga hebat sialan!!"

"Sial bukan gitu, maksudku kau seharusnya sadar posisimu."

Bukannya membujuk Akari untuk berhenti, Shisui membuat Akari semakin kesal.

"Hei shisui, kau ini kenapa?"

"Kau yang kenapa Akari!? Kenapa kau sering mencari bahaya!"

Plakk

Satu tamparan mengenai pipi Shisui. Akari menggigit bibirnya, mendengar ucapan shisui ada rasa sakit yang timbul dihatinya.

Kenapa Shisui harus berteriak kepadanya. Apa salahnya? Lagian menjadi ninja memang selalu dalam situasi bahaya kan?

"Kau aneh." Akari meninggalkan Shisui yang masih terdiam ditempatnya.

Tapi baru beberapa langkah, Shisui menarik Akari dalam pelukannya.

"Shisui." Akari terkejut dengan sikap Shisui. Ia ingin melepaskan pelukan itu, tapi Shisui memeluk Akari dengan erat.

"Jangan pergi," ucap Shisui dengan suara rendahnya.

"Jangan pergi Akari."

"Hei kau ini kenapa sih!?"

"Aku tidak ingin kehilanganmu. Untuk itu, biarkan aku bersamamu dan menjagamu Akari."

Akari terkejut mendengarnya. Ia jadi teringat dengan ucapan Kakashi di pemakaman.

"Dari dulu dia selalu menjagamu walaupun harus ia yang dikorbankan."

Akari menghela nafasnya. Iya terus mengingat ucapan itu. Apa Shisui beneran takut kehilangannya?

Akari membalas pelukan Shisui. "Jangan takut, kamu tidak akan pernah kehilanganku."

"Shisui, aku akan selalu dalam bahaya. Tapi aku kuat. Jangan pernah meremehkan calon istrimu. Sedikitpun tidak boleh."

"Kau memang beneran keturunan Uzumaki, Akari. Baiklah aku tidak akan meremehkan mu Ratu."

Mereka berdua tersenyum mendengarnya. Setelah kejadian ini Akari maupun Shisui berharap hubungan mereka akan terus membaik.

"Hei, apa kita boleh menganggu mereka?"

"Jangan berisik Naruto. Ini adegan seru."

"Kok mereka tidak ciuman sih! Tidak seru."

"Hana jangan berisik!"

"Apa sih Izumi, itu bukan suaraku!"

"Eh."

Izumi melirik disampingnya melihat genma yang juga ikut menonton bersama mereka.

"Genma-san sejak kapan kau---"

Genma membekap mulut Izumi dengan tangannya. "Diam, jangan berisik nanti kita ketahuan."

"Kalian semua aneh, aku ingin keluar saja. Lebih baik aku makan ramen."

Naruto keluar dari tempat persembunyian mereka. Setelah kejadian ini Naruto semakin yakin bahwa teman-temannya lebih baik daripada teman kakaknya.

"Apa kakak betah berteman dengan mereka?" Ucap Naruto terheran-heran dengan para ninja itu.

Akari Namikaze (Naruto's Sister)Where stories live. Discover now