Chapter 9

122 29 6
                                    

Yechan tersenyum mendapati kekasihnya tengah tertidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yechan tersenyum mendapati kekasihnya tengah tertidur. Rasa penat dan lelah bekerja seketika menghilang melihat wajah damai itu.

Mendekat dan duduk di pinggir kasurnya, Yechan mengelus pelan hidung mancung yang terpahat sangat indah itu. Tidak, nyatanya semua yang ada di diri Jaehan memang surga dunia. Sangat memanjakan mata bahkan meski sang empu tengah tertidur pulas.

Yang masih selalu muncul dalam benak Yechan adalah, kenapa Jaehan-nya harus diselimuti kelamnya kisah kehidupan. Ia bahkan terlalu berharga untuk merasakan betapa menyesakkan suratan takdirnya saat ini.

Lagi, rasa ingin menangis muncul namun kali ini Yechan dapat menahannya.

Ia memilih beralih dan bebersih diri sebelum ikut memasuki alam mimpi.

.

Sekitar 20 menit Yechan sudah rapi dengan piyamanya. Jaehan sudah mengganti posisi dan terlihat semakin lelap. Yechan ikut berbaring, menyelipkan tangan kirinya di sela leher Jaehan.

Jaehan sedikit melenguh dan mungkin menyadari kehadiran Yechan. Ia membalikkan tubuhnya menghadap Yechan, membiarkan tubuhnya masuk kedalam kukungan Yechan, sangat nyaman.

Seharian ini tubuhnya merasa tidak enak, saat mendapat sentuhan Yechan rasanya benar-benar menyembuhkan dan akhirnya semakin terlelap.

Yechan sudah diberitahu juga kalau Jaehan tidak enak badan hari ini. Besok mungkin ia akan mengajaknya periksa ke dokter.



***



"Lepaskan aku apa yang kalian inginkan?"

"Apa lagi, tentu saja tubuh mu"

Jaehan meringis kesakitan saat tangannya semakin dicengkram erat. Berkali-kali mencoba melepaskan namun kekuatannya kalah jauh dengan pria yang sedang berusaha melecehkannya itu.

"Kumohon lepaskan aku, sakith"

"Melihat kekuatan mu sepertinya kau hanya kuat bermain dua ronde, lemah sekali kau ini"

"T-tidakkkkk"

"Aaaakkkhhh hah hah"

"Sayang ada apa? Sayang?"

"Yechanie hiks... "

"Suthhh tenang sayang aku bersama mu. Tenang ya, atur nafas hyung... Nafas perlahan"

Yechan mengelus punggung Jaehan yang masih naik turun mencoba menetralkan deru nafasnya. Sepertinya Jaehan mimpi buruk.

"Tak apa kalau hyung ingin menangis dulu"

Jaehan menggeleng dengan nafas yang masih belum terlalu baik, namun ia ingin mengatakan sesuatu.

"Yechan aku mengingat orang itu... Orang itu..,"

"Siapa hyung?"

"P-pelecehan..."

Yechan terdiam bahkan seperti ada benturan dalam hatinya. Jemarinya mengepal mendengar itu. Dia paham yang dimaksud kekasihnya.

Pelaku pelecehan seksual yang Jaehan terima, yang selama ini tak bisa Jaehan ingat.

"Aku memimpikannya dan aku yakin itu adalah potongan kejadian saat itu Yechan. Aku melihat jelas wajahnya bahkan... Rasa sakitnya"

Fakta menyakitkan lainnya, Jaehan adalah korban pelecehan seksual!

"Jika hyung bisa mengingat dan mendeskripsikannya dengan cukup detail aku akan bisa menemukan bajingan itu hyung. Penyelidik memiliki team khusus yang dapat menyeketsa wajah pelaku meski hanya dengan penggambaran yang hyung jabarkan. Jika hyung bersedia kita bisa mengangkat kembali kasus ini"

"Apa akan baik-baik saja Yechanie?"

"Tentu saja. Akan lebih baik pelaku seperti mereka tertangkap hyung, atau akan lebih banyak korban seperti mu"

"Baiklah aku mau. Setidaknya sebelum ingatan ku benar-benar hilang"

".......... "











Tbc.

Hayuuu wehh dim yang menyakitkan numpuk di Jaehan😭

✔The Last Letter - Yechan JaehanWhere stories live. Discover now