sepuluh.

769 49 16
                                    

••※※••

Seperti perjanjian tempo lalu , hari ini Hagan dan Dkk ter.Rei akan pergi ke rumah saudara Alta , untuk menunaikan undangan itu. Hagan dan Rei tentu saja sudah siap , keduanya menunggu jemputan dari Bodyguard Papa Hagan.

"lo gausah pake kursi Roda , nanti di kereta kan duduk di kursi , turun sama naiknya gua gendong. ngerti?" tutur Hagan pada Suaminya itu , Rei tersenyum dan mengangguk. keduanya kini telah berada di depan gedung apartemen.

"Iya Mas , makasih ya. Maaf kalo nanti ngerepotin kamu." balas Rei , ia mengusap lembut kepala Hagan yang berjongkok di sampingnya.

"Justru karena ngerepotin , makanya nurut."

oh , Hagan tetaplah Hagan. Rei memaklumi Suaminya itu. "kita dua hari disana , jadi betah betahin aja." lanjut Hagan lagi , Rei kembali mengangguk mengiyakan.

"iya.."

tin! tin! (anggap suara klakson mobil.)

"ayo Den , kereta datang setengah Jam lagi." Bodyguard itu turun , tidak banyak hanya dua orang. keduanya memasukkan barang milik anak dan mantu majikannya. setelah Hagan dan Rei masuk , mobil langsung tancap gass melaju ke Stasiun

Alta , Jefan dan Reyga tentu saja menunggu di stasiun , keempatnya janjian, harus berangkat bersama meskipun mereka tau tempatnya.

••※••

KERETA LORONG 4

"Lo ngapa sih?dari tadi grasak grusuk mulu" Reyga bertanya pada Alta di samping kirinya , sedangkan Jefan samping kanan. Ia berada di tengah dan hadapan ketiganya Hagan dan Reilo.

Keduanya sibuk masing masing , Hagan yang bermain game sedangkan Rei yang membaca di buku dengan sesekali melirik Hagan.

"hum , bosen." gumam Rei , ia menatap satu persatu sahabat suaminya itu yang juga sibuk masing masing. Hagan yang awalnya fokus menoleh sekilas. "ngantuk? tidur aja , ga nyaman?" tanyanya peka , ia menghentikan bermain game dan menarik kepala Rei untuk bersandar di bahunya.

"hehe engga , cuma bosen. boleh peluk lengan kamu ndak?"

Hagan mengangguk mengiyakan , ia membiarkan Rei melingkarkan tangan di lengannya. "waduh , segala izin dulu."

"pacaran tau waktu bang,ni ada kita disini." tutur Reyga dan jefan sedangkan Alta menyimak tak minat.

"bacot." ketus Hagan , Rei terkekeh , ia mendongak menatap Hagan dari samping. Hagan yang tidak sadar pun menoleh , membuat hidung keduanya bertabrakkan.

"Astaga. lo ngapain liatin gua?" tanya Hagan setelah mengalihkan atensinya , ia kembali fokus bermain game.

"Kamu ganteng , hihi." balas Rei terkikik geli.

•※•※•※•

Rei bersyukur , Hagan dan teman temannya peduli. Sangat peduli , Suami menggendongnya dan Alta serta Rey membawakan tas milik keduanya.

"Kursi roda lo udah di rumah Al , yang anterin bodyguard tadi." beritahu Hagan pada Suaminya , Rei tersenyum di atas gendongan dan mengangguk mengerti.

kelimanya di jemput Paman Jalal , adik dari Ibunya Alta. Sesampainya disana mereka disambut hangat keluarga Alta , kamar kosong hanya ada dua. Kamar milik Alta dan khusus tamu.

"gimana?,atau kita di depan Tv aja nanti?" tanya Alta pada ketiga sahabatnya , Rei kan ikut Suaminya.

"nih Pasusu , mau gimana?" balas Rey bertanya pada Hagan yang membantu Rei mencari kenyamanan duduk di kursi Roda.

"Terserah , gua ikut. tapi semisal Kita di luar , biarin Rei di kamar. Entah itu Tamu maupun kamar lo Al," balas Hagan menatap Alta sekilas. Si empu mengangguk dan tampak berpikir.

"Kenapa gitu ihh?, gapapa loh kalo aku harus diluar jugaaa"

"bukan apa apa , lo gabisa bangun sendiri. Nyusahin nanti." balas Hagan tanpa memikirkan setiap kalimat yang di lontarkan , Rei terdiam begitupun teman temannya.

Ia tersenyum dan mengangguk mengerti "Sorry ," tuturnya dengan suara mengecil , ia menjalankan kursi rodanya menjauhi keberadaan Hagan dkk di teras.

"lo ngomong bismillah ga sih?" tanya Jefan , ingin sekali ia menyentil bibir ceplas ceplos Hagan.

"kaga lah bego. ngapain?" tanya balik Hagan , ia memainkan benda pipih di tangannya. Ketiga temannya itu menatap Hagan dengan heran.

"Kumaha sia welah" balas Jefan lagi.

※○※

Jam menunjukkan pukul 5 sore , keempatnya sampai di rumah Alta itu sekitar 2 jam lalu , jam 3 lah ya.

"Rei kemana?" tanya Hagan saat sadar jika Suami nya itu tidak terlihat semenjak pembahasan kamar tidur. Ia selesai mandi dan keluar dari kamar Alta , keputusannya.. Ia dan Rei di kamar Al , sedangkan dua curut kamar Tamu , yang punya rumah di kamar adiknya.

"lah? baru sadar ni manusia" balas Reyga di balas gelengan Jefan , Alta berada di luar. Mengantar Ibunya ke pasarr.

"gua serius , suami gua kemana?" tanya Hagan lagi , ia berlari keluar. berlari tanpa Arah tepat , merutuki dirinya sendiri yang sangat gblok bin ngeselin.

Ia memanggil manggil nama suaminya , tapi tak ada tanggapan dari arah kanan kiri depan belakang , hingga samar samar terdengar suara anak kecil yang sangat ribut.

'hahahhaa pake roda!'
'ihh gabisa lari larian!'
'ih pasti di buang makanya nyasar hahahaha'
'gabisa jalan , gabisa sekolah , gabisa ngapa ngapain, pasti mandi juga di mandiin!'
'dasar beban!'

Reilo! , Ya yang mereka ejek itu pasti Suaminya! , Hagan mencari sumber suara , lapang bola! , pasti. Dia pernah kesini beberapa kali , jadi sedikit tau tempat tempat daerah.

Hagan dengan cepat kembali berlari ke arah sumber suara. ternyata...

●●●●

JENG JENG JENG , PART SELANJUTNYA YA😭🤣. maaf ni pas up malah tanggung , maaf lama. tolong abai typoo😁😁 , semoga masih sreg yaa.

see you seliran hyuckrenn , makasi udah mampir. jangan lupa voteeenyaaa🥰🥰. mwah mwah.

Di Jodohkan || HyuckrenWhere stories live. Discover now