● ●
Jam menunjukkan pukul 21 : 45 Wib ,yang artinya hari semakin malam , Hagan dan teman temannya pun memilih pulang karena Reyga dan Altarez pasti kena omel , sedangkan Hagan ia mengingat Reilo , bukan karena apa tapi saat ini hujan melanda kota.
"semoga ga di omelin , gua balik apart dulu ye." Tutur Hagan , Altarez mengangguk dan tak lupa untuk berterimakasih , ia melihat mobil Hagan menjauh kemudian masuk kedalam rumah.
karena Hujan , mau tak mau Hagan harus berbaik hati. Setelah membuka pin pintu apart Hagan masuk , ia terkejut karena ternyata Rei masih melek.
"Rei?" Panggilnya dengan pelan , yang di panggil mengecilkan volume televisi dan menolehkan kepalanya , ia tersenyum.
"Gagaa , kenapa baru pulang?hujan loh di luar." Tanya Rei , Hagan menggeleng.
"Kenapa belum tidur?" Tanya balik Hagan , ia mendekat dan duduk di atas sofa , Rei mendekat dan seperti biasa ia mengecup punggung tangan Hagan.
"nungguin kamu , khawatir hehee. ayo bobo , aku ngantuk t-tapi enda bisa naiknya ke kasur , ketinggiaaann." Balas Rei dengan mengerucutkan bibirnya.
"iya , gausa sok imut gitu." balas Hagan lagi , Rei sedikit sakit hati namun ia telah vaksin jadi aman!
Hagan berdiri , ia mematikan televisi dan mendorong Kursi roda Reilo masuk kamar ,sebelum menaikkan Reilo , Hagan memilih untuk berganti pakaian terlebih dahulu , setelah itu ia memindahkan Rei ke kasur , tentu saja dengan bryde style.
Dengan di batasi guling akhirnya Hagan juga ikut menidurkan dirinya , keduanya berhadap hadapan.
"Sampe kapan di batasin giniiii??" Tanya Rei menatap Hagan , si empu mengangkat bahunya dan memejamkan mata.
"Sampai gua sendiri yang luluh dan dengan senang hati buang ni guling." Balas Hagan , Rei mengangguk mengerti.
"hum , good night Gaga. Rei bobo duluan yaa , terima kasih dan kalo kamu lapar di meja makan ada makanan ko."
Reilo tertidur dengan memegang guling , begitupun Hagan. keduanya berhadap hadapan tanpa melakukan cuddle.
♣.♠
Hari ini hari weekend atau biasa di sebut dengan hari minggu , saatnya untuk Hagan bermalas malasan di apartemen jika ia lupa telah menikah.
karena merasa jenuh , dengan takut dan ragu Rei meminta Hagan untuk membantunya berjalan , tanpa pikir panjang Hagan mengangguk , toh jika Rei bisa berjalan ia tidak akan di repotkan lagi.
dan ya , keduanya kini berada di Taman yang lokasinya tidak jauh dari Apartemen.
"Jalan pelan aja , jangan gegabah nanti jatuh. Gua tahan." Ingat Hagan , ia membantu Rei untuk berdiri dan merengkuh sebelah pinggang Rei.
"Iya Gaga" Balas Rei , ia memegang tangan Hagan dan mulai melangkahkan kakinya meski terkesan memaksa.
Rei meringis pelan , kakinya tidak kuat untuk berjalan , namun karena Hagan menahannya sedikit demi sedikit ia bisa.
"Kalo gakuat jangan di paksa , lusa kita konsultasi ke dokter buat terapi." tutur Hagan , Rei mengangguk kemudian ia kembali duduk di atas kursi roda.
"Kamu seriusss?!!??" Tanya Rei sedikit keras , Hagan mendengus dan mengangguk.
"Heem , bawel."
"Hehe , thankyou Gagaaaa. I love you."
"Eh?" Ujar Hagan dan Rei kompak , keduanya saling lempar pandang selama beberapa saat.
"Baru juga sebulan tinggal bareng , dah suka gua aja lo." Hagan berbicara sembari bersmirk , ia duduk di kursi taman dan menghadapkan tubuh Rei padanya.
"Jangan geer , gua baik biar lo ga ngebeban terus." Jelas Hagan , senyum yang tadinya terlihat di bibir mungil Rei perlahan memudar , ia harus sadar diri.
"Aahh iya , maaf."
"mau sarapan apa?" Tanya Hagan mengalihkan percakapan , Rei mengangguk , ia mengetuk dagunya beberapa kali seolah berpikir.
"eum , Aku bingung. Gaga maunya apa?" Rei malah bertanya balik , Hagan menghela nafasnya pelan.
"Kenapa lo suka bet panggil gua Gaga?"
"Sukaaaa , biar beda jugaa hehee." Balas Rei , ia bergummy smile dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Oh , Bubur mau?"
"Mauuu!" Seru Rei , sudah lama ia tak memakan nasi bubur itu , jadi ya Rei merindukannya.
Hagan mengangguk , dan akhirnya kedua pasusu itu membeli sarapan di tukang bubur depan Taman.
● ●
bye , mon maaf banyak typo , janlup mampir ig yaw.
ČTEŠ
Di Jodohkan || Hyuckren
BeletriePerjodohan yang harus Hagan terima dengan lapang dada , ia yang terpaksa harus bisa membiasakan diri dengan kehadiran seorang submissive. Reilo Hantres. bisakah semuanya berjalan mulus?atau banyak hal yang harus Rei lakukan agar Hagan bisa menerima...