sembilan

591 52 4
                                    

Seperti biasa , rutinitas pagi pasusu ini ialah ... sarapan! Hagan yang bersiap siap di kamar sedangkan Rei yang telah berkutat dengan alat di dapur. Ia membuat roti bakar dan susu coklat teruntuk Suaminya sebelum sekolah.

Langkah kaki terdengar , Rei segera menyelesaikan pekerjaannya dan menata rapi di atas meja makan. Hagan duduk di kursi hadapan Rei , ia meminum susunya dan mulai memakan Rokar buatan Rei.

"Morning , rajin banget" sapa Hagan sesekali menatap Rei , ia mengarahkan potongan rotinya ke depan bibir Rei.

"gapapa?" Hagan mengangguk dan Rei menerima roti itu dari tangan Hagan langsung! , ia tersenyum malu.

"Rei , gua pulang telat ya?" izin Hagan tiba tiba , Rei tersadar. Ia mengangguk tanpa ingin tau lebih.

"Iya Mas , tapi kalo hujan nantinya tunggu reda dulu." ingat Rei pada suaminya itu , Hagan mengangguk dan segera menyelesaikan sarapannya. Ia mengambil tas nya kemudian membiarkan rei menyalimi punggung tangannya. Tak lupa , Hagan mengecup kening Suaminya itu. awwww

"Baik baik di rumah , nanti pulang gua bawain Ice cream. ya?"

"okei , hati hati Mas" Hagan mengangguk dan segera melangkah meninggalkan Rei keluar apart.

"Aku harap , Setelah ini Mas beneran mau nerima semua kurang dan lebihnya aku." gumam Rei memerhatikan punggung Hagan yang mulai hilang.

"eh emang punya kelebihan?" lanjutnya kemudian tergelak sendiri. Rei membersihkan meja makan dan mencuci barang yang telah di gunakannya.

••※※••

"gimana lo sama si Rei?? , gada niatan Cerai?" celetuk Alta tiba tiba membuat Jefan dan Reyga melotot kaget.

"heh!" tegur keduanya kompak , Hagan diam tak menanggapi. Ia fokus memainkan sedotan di dalam gelas. Keempatnya sekarang berada di Caffe , mereka tidak pergi sekolah tentu saja karena bebas.

"Gan" panggil Rey sembari menepuk bahu si empu , Hagan sedikit tersentak. Ia berdeham dan menatap ketiga sahabatnya bergantian.

"kayanya engga Al ," balasnya tanpa ekspresi. "jadi?" tanya ketiganya kompak.

Hagan terdiam , ia menghela nafasnya pelan. "gua , mau nyoba buka hati buat dia. Dan nerima semua kurang maupun lebih nya Reilo." jelas Hagan membuat sahabatnya tercengang , padahal jelas jelas di awal Hagan menolak keras perjodohan ini.

"lu yakin Gan?" tanya Alta lagi , Jefan mendecak dan memukul lengan si empu.

"lu ngapa sih kepo banget? , Suka lu sama si Hagan?" pertanyaan Jefan membuat Alta gelagapan sendiri , ia menggeleng dan kembali fokus makan.

Hagan dan Reyga terkekeh , keduanya saling lempar tatap. "kita kan sahabat. Yakali."

"n-nah itu! ngawur lu" lanjut Alta , Jefan hanya mengangguk angguk meskipun ia tak yakin.

••※••

"haachuhh!" entah keberapa kali Pria yang memakai kaos oblong ini bersin bersin , ia kembali mengusap hidungnya yang terasa gatal. Ia membenarkan celana pendek yang di kenakan dan kembali fokus membersihkan gudang yang berisikan semua barang miliknya.

"Agh , gatel banget idung!" keluhnya , menyimpan kemoceng di atas meja dan duduk di kursi , siluet bayangan seseorang terlihat dari celah pintu gudang.

"Mas? kamu di dalam?" itu suara Suaminya , Reilo. Hagan berdeham , Rei yang mengerti pun membuka pintu dan mendorong roda nya masuk kedalam.

"Banyak debu Rei , nanti lo bersin bersin." cegah Hagan berdiri , ia hendak membawa Rei keluar namun si empu dengan cepat menggeleng.

"No , mau bantu Mas." kekeuhnya menatap Hagan , mau tak mau Hagan mengangguk mengiyakan.

"yaudah , gua mau ambil minum dulu. sereut." balas Hagan , Rei mengangguk dan melihat Hagan yang mulai menghilang.

Setelah Hagan kembali masuk kedalam gudang , Rei dan Dom nya itu kembali membersihkan gudang.

Oh iya , keduanya sekarang berada di kediaman Orang tua Hagan , sang Papa akan dinas keluar kota dan Hagan serta Rei ia pinta untuk menemani Mae di rumah.

"ihh mas!hahahaha , masa muternya gitu ih?" tawa Rei terdengar saat Hagan dengan sengaja memainkan sebuah mainan yang bergerak mengangguk angguk dengan kencang. ia tersenyum simpul melihat Rei tertawa ulahnya. Entahlah , tapi Hagan tenang mendengarnya.

"udah ah , ga selesai nanti. lo mending keluar bantu Mae." titah Hagan menghentikannya , Rei mau tak mau mengangguk menurut.

Rei membalikkan Kursi rodanya , ia mendorong rodanya hendak keluar gudang , halisnya berkerut saat tak ada pergerakan dari Kursi rodanya itu.

"Loh ko ga mau keluar?" gumamnya , ia menoleh melirik Hagan yang kembali sibuk dengan kegiatannya.

"eum ga enak kalo ganggu.." lanjut Rei , akhirnya ia memaksakan kehendak , tapi tak ada perubahan dan Roda tetap diam di tempat.

"ish!"

Srakk!

"aaaa!" Rei menutup matanya karena kursi rodanya itu oleng sebab si Roda yang tergiceul (ituloh apasih , yang muter ban kecilnya.)

sedetik , dua detik , Rei tidak merasakan sakit maupun terbentur. malah seperti tertahan. Perlahan ia membuka kedua matanya , terlihat Hagan dengan wajah yang penuh peluh.

"m-mas"

"lain kali bicara , kalo butuh bantuan. Gua di belakang , dan lo sibuk sendiri gabisa keluar?" cerca Hagan tanpa menjawab Rei yang menunduk takut , ia memainkan kuku kuku tangannya.

Hagan menghela napas , ia mengangkat Rei dan menggendongnya Ala koala , karena jika berusaha duduk Kursi rodanya akan kembali jatuh.

(Posisinya tuh si Kursi roda udah nungging😭😭)

Hagan melangkah keluar dari gudang meninggalkan kursi roda , membiarkan Rei memeluk lehernya dengan senyum yang mengembang. Rei takut , tapi ia juga senang.

"Heh! kalian habis ngapain di gudang sampe mantu Mae ini di pangku??!" tanya Mae tefan dari dapur , ia mendekati Putra dan Mantunya itu.

"hampir jatuh , bandel dia Ma." balas Hagan , ia mendudukkan bokong Rei di atas sofa , tak lupa meluruskan kedua kaki suaminya itu.

"Astaga Nak Ilo , gapapa tapi?"

"hehe , gapapa kok Mae. Mas Hagan kan jadi pahlawan superr ," balas Rei terkikik sendiri , Mae ikut tergelak sedangkan Hagan menahan gemas melihat Rei.

"Aku mandi dulu , nanti kursi rodanya di benerin." izin Hagan , tanpa menunggu ia segera melangkah meninggalkan Mae dan suaminya.

"Jangan heran , beneran gapapa?"

"gapapa Mae ," Mae mengangguk , ia duduk di samping sang Mantu dan memeluk badan sedikit berisi Rei.

Hagan belum benar benar masuk kamar , ia memperhatikan Rei dan Mae yang berinteraksi , setelah merasa aman barulah Hagan meninggalkan kedua lelaki manis tercintanya - EHHH..

●●●○○●●●

Sorry LAMA dan MAKASIH buat kalian yang SIAP MENUNGGU Ane UP. MAAF untuk ketidakjelasan Part INI. dan MAAF TYPo nya banyak🫠.

Support ya , Muwahhh.
See you next part.!

Di Jodohkan || HyuckrenWhere stories live. Discover now